/0/15854/coverorgin.jpg?v=b594a04d014046248ebf9b1fc39c8739&imageMogr2/format/webp)
Cindy…!"
Teriakan yang terdengar jelas dari kamar Misyel. Adik tiri Cindy yang bermuka dua jika berada di hadapan sang ayah. Cindy pun segera berlari ke arah kamar Misyel setelah mendengar teriakkan sang adik tiri.
"Ada apa Syel?"
"Kamu masih tanya ada apa?" pekik Misyel. Cindy menatap Misyel yang tengah menggenggam gaun biru di tangannya. "Apa kamu sengaja mengotori gaun yang akan aku pakai malam ini hah! Aku sudah bilang jangan menyentuh barang-barangku tanpa seizinku."
"Aku hanya mengantungnya sesuai perintahmu tadi pagi."
"Kamu bohong, kamu pasti sudah mencoba baju ini di tubuh kotormu itu kan? aku tahu kamu sangat iri dengan perhatian papah untukku? karena itu kamu sengaja merusak acaraku."
"Sedikitpun aku tidak pernah merasa iri padamu Syel."
"Heh, dasar menjijikkan."
"Ada apa ribut-ribut?" tanya Sonya yang tak lain adalah ibu Misyel.
Misyel seketika berubah dan bergelayut manja pada ibunya. "Mah, liat gaunku ini, anak kotor ini sudah mengotori gaun yang akan aku pakai malam ini di pesta ulang tahun temanku," ucap Misyel dengan suara manja pada ibunya.
Sonya menatap dan mengelus pipi Misyel dengan lembut. "Coba sini mamah lihat sayang," ucapnya. Ia mengambil gaun di tangan putrinya dan melihat gaun yang sudah kena sedikit noda itu, ia langsung menyunggingkan senyuman sinis kearah Cindy. Meski noda tersebut tidak terlalu terlihat, namun itu cukup untuk menjadikan sebuah alasan untuk menyalakan Cindy.
Plakkk!
Sonya memberikan tamparan di pipi mulus Cindy, "Apa kamu sedang mencari masalah, beraninya kamu membuat gaun Misyel kotor seperti ini,"
"Bu aku minta maaf, tapi aku tidak mengotorinya. Lagipula kotorannya tidak terlalu terlihat," jawab Cindy yang masih mengelus pipinya yang sakit karena tamparan tadi.
"Aahhh," rintih Cindy saat rambutnya di tarik Sonya. "Kamu masih mengelaknya? cepat bersihkan sebelum aku menghukum kamu lebih berat," ucap Sonya sambil melepas rambut Cindy dan menyodorkan gaun di tangannya.
Cindy keluar dari kamar Misyel sambil membawa gaun biru tersebut untuk di bersihkan. Air matanya mulai mengalir membasah pipi mulusnya. Ia langsung mencuci bagian yang kotor dan mengeringkannya dengan hairdryer, kemudian menggantungnya kembali di kamar Misyel.
"Apa yang kamu lakukan di kamarku?" ucap Misyel yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Aku hanya menaruh gaunmu. Tadi aku melihat pintunya terbuka jadi aku masuk kedalam untuk menyimpannya."
"Sudah, sudah pergi sana. Cepatlah keluar dari kamarku." Cindy pun hendak keluar dan melewati Misyel yang tengah berkacak pinggang di ambang pintu.
Brug!
Cindy tersungkur ke lantai karena tersandung kaki Misyel. "Makannya kalau jalan, pakai tuh mata," ucap Misyel menyeringai sambil berlalu masuk kamar.
Braaakk!
Misyel menutup pintu dengan keras. Sementara Cindy berusaha bangun dari jatuhnya dan menatap pintu kamar Misyel yang tertutup sambil bergumam dalam hati. "Ibu aku merindukanmu, aku merasa lelah dengan keadaan ini. Bu, kenapa aku terlalu lemah dan tak mampu melawan?" Cindy menyeka air matanya dan berlalu.
Terdengar pintu gerbang terbuka dan tak lama suara mobil pun terdengar memasuki garasi. Cindy menatap arah garasi yang terlihat jelas dari jendela dapur, ia melihat pria paruh baya yang keluar dari dalam mobil tersebut. Seorang pria yang menjadi alasan dia tetap bertahan berada di dalam rumah bersama ibu dan adik tirinya. Dia adalah Rudi, ayah kandung Cindy.
Cindy tersenyum saat sang ayah menoleh ke arah jendela dapur dan tersenyum kearahnya, kemudian ia kembali melanjutkan kegiatan memasaknya, setelah sang ayah masuk ke dalam rumah. Masakan hampir selesai, Cindy mulai menata makanan di meja saat semua orang sudah berkumpul, dan mereka pun menikmati makanan bersama.
"Emmm, masakan mba Cindy pokoknya the best deh," ucap Misyel. Ia tersenyum sambil mengacungkan jempolnya ke arah Cindy, namun Cindy hanya tersenyum untuk membalas ucapan Misyel.
/0/13527/coverorgin.jpg?v=d165abf67620b08b551b5432c07a8280&imageMogr2/format/webp)
/0/2958/coverorgin.jpg?v=41f7d5bb6f4e9e1173ee4c6625ac580e&imageMogr2/format/webp)
/0/5296/coverorgin.jpg?v=b661641e628f8a8a69709a76ac5ad2a5&imageMogr2/format/webp)
/0/14447/coverorgin.jpg?v=05af3d30aea5c3a050a6440174e89965&imageMogr2/format/webp)
/0/17998/coverorgin.jpg?v=a7613bb9bc22ad1edee1fe36ae271d43&imageMogr2/format/webp)
/0/5732/coverorgin.jpg?v=f16c643d8089a2a44a47d9310725f002&imageMogr2/format/webp)
/0/26613/coverorgin.jpg?v=7ef3a1c8787b23b50f23a8314f78f397&imageMogr2/format/webp)
/0/29970/coverorgin.jpg?v=8468e320cc264639e38e064c33f62408&imageMogr2/format/webp)
/0/22211/coverorgin.jpg?v=db1a02172383472971f67db12c755abe&imageMogr2/format/webp)
/0/6613/coverorgin.jpg?v=f9a5cfff9b5fc80bc6a65a8d6b5f5c77&imageMogr2/format/webp)
/0/20310/coverorgin.jpg?v=e5d5d1b3faf97ac501f5aaaa78e8e9cf&imageMogr2/format/webp)
/0/27383/coverorgin.jpg?v=20250904182604&imageMogr2/format/webp)
/0/20458/coverorgin.jpg?v=fa31c4420d3b4676f9029979308f5564&imageMogr2/format/webp)
/0/23632/coverorgin.jpg?v=3fb3baaf4ff0ba49123aa2f609ec1354&imageMogr2/format/webp)
/0/16230/coverorgin.jpg?v=9796cbb0c9fe235f957ea69db5b0e391&imageMogr2/format/webp)
/0/22565/coverorgin.jpg?v=533d39bd5986dd798d6eaf560d8e19bf&imageMogr2/format/webp)
/0/21431/coverorgin.jpg?v=360a1d27876b137d90a857164a905c4f&imageMogr2/format/webp)