/0/14428/coverorgin.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba&imageMogr2/format/webp)
Turki
Hiruk pikuk keramaian orang-orang membuat Erhan ingin menutup telinga. Sejujurnya, bukan karena masalah suara musik yang lantang atau tarian yang dilakukan para tamu yang membuatnya enggan berada disana. Tapi ia merasa bosan dengan pertanyaan-pertanyaan yang para tetua dari pihak keluarga ibunya berikan.
"Kapan kau akan menikah?" atau "Kapan kau akan menyusul si anu?" atau "Si A sudah punya sekian anak, kapan kau memberikan orangtua mu cucu?" Dan yang membuatnya kesal adalah pertanyaan "Memangnya kau tidak bosan melajang?"
Damn! Siapa juga yang mau terus melajang di usianya yang sekarang?
Lagipula, dirinya masih berusia 28 tahun. Belum terlalu tua untuk memutuskan melajang bukan?
Karena kesal, akhirnya ia memilih untuk meninggalkan aula dimana pesta sedang berlangsung dan pergi menuju taman hotel yang sepi. Sayangnya, bukannya bisa menenangkan diri, dia malah mendapatkan kesialan yang lain dengan bertemu sosok yang tak ingin dilihatnya.
"Menghindar, heh?" pertanyaan itu jelas sekali dimaksudkan untuk mengejeknya.
Erhan mendengus. Namun memilih untuk duduk di tempat yang sama dengan sepupunya yang super tengil itu. "Apa yang kau lakukan disini?" Ia balik bertanya. Lalu kemudian sebuah senyum mengejek turut terkembang di wajahnya. "Kupikir aku tahu." Ucapnya dengan wajah sumringah. "Kau menghindari pertanyaan dari para wanita tua di dalam sana, iya kan?" ledeknya.
Lucas mengangkat sebelah alisnya. Memandang Erhan dengan jijik. Sementara Erhan tertawa terbahak karenanya.
Dengan cukup keras ia menepuk punggung sepupunya dengan tangan kirinya hingga mengeluarkan suara. "Sabar, Sepupu. Semua akan indah pada waktunya." Ucapnya dengan nada mengejek. "Setidaknya kau lebih tua daripada aku. Kenapa aku lupa itu? seharusnya saat aku ditanya kapan akan menikah, aku menjual namamu."
"Apa maksudmu?" tanya Lucas tak mengerti.
Erhan mengedikkan bahu dengan gerakan tak acuh. "Seharusnya saat mereka bertanya, aku menjawab. 'Mana mungkin aku melangkahi Lucas. Dia bujang yang usianya lebih tua dariku.' Bukan begitu?" lanjutnya dengan wajah mengejek. Namun bukannya menjawab ejekan Erhan. Lucas memilih untuk memalingkan muka. "Hei, Sepupu. Kau tersinggung?" tanya Erhan tiba-tiba karena melihat ekspresi wajah sepupunya yang berubah. Lucas biasanya baik-baik saja jika Erhan menggodanya, namun sepertinya sepupunya itu saat ini sedang dalam mode sensitif. "Apa kau sedang PMS?" godanya lagi.
"Sialan kau!" bentak Lucas. Erhan malah tertawa karenanya. "Kalau kau tidak punya pekerjaan disini, lebih baik kau ikut denganku ke Indonesia." Ucap Lucas pada akhirnya.
Pernyataan bernada perintah dari sepupunya itu membuat Erhan mengerutkan dahi. "Maksudmu? Kau sedang merekrutku?" tanyanya tak yakin.
Lucas mengedikkan bahu. "Terserah kau menyebutnya apa. Tapi yang jelas, aku dan Adskhan membutuhkan bantuanmu. Lagipula, Paman Gohan juga sudah menyuruhmu untuk bekerja bukan?"
Erhan mengedikkan bahu. "Kau tahu kalau aku tidak punya minat dengan konstruksi. Aku lebih suka melihat para wanita cantik daripada tumpukan batu dan bau cat."
Lucas mengerling kepada sepupunya. "Hanya untuk sementara. Aku butuh seseorang yang bisa kupercaya. Sementara Adskhan saat ini tidak bisa diandalkan." Jawab Lucas lagi.
Erhan mengerutkan dahinya bingung. "Mana mungkin pekerja marathon itu tidak bisa diandalkan?" ejeknya.
Lucas lagi-lagi mengedikkan bahu. "Dia sedang mengejar seseorang sampai dia lupa pada perusahaan."
/0/16017/coverorgin.jpg?v=99dc715da7f8e84d484e8c156e7fdc74&imageMogr2/format/webp)
/0/17461/coverorgin.jpg?v=fe90480b6093bb9bb2b784bd53f011bd&imageMogr2/format/webp)
/0/2453/coverorgin.jpg?v=96c7673aae26a3b99eca8d7df29c9aad&imageMogr2/format/webp)
/0/3258/coverorgin.jpg?v=5fb6465f89cc6c5a46aff9806f1bba29&imageMogr2/format/webp)
/0/20182/coverorgin.jpg?v=a53e41a2e46325c41c71a0efec4d98b5&imageMogr2/format/webp)
/0/21479/coverorgin.jpg?v=20250219192230&imageMogr2/format/webp)
/0/3979/coverorgin.jpg?v=e4c4b5b5d21bd614cdac431d715f47c1&imageMogr2/format/webp)
/0/5360/coverorgin.jpg?v=62bd91f4a9813a16945cda2b0151a6ec&imageMogr2/format/webp)
/0/3416/coverorgin.jpg?v=eea6e42d6fcf22cb8abaf774bf65528d&imageMogr2/format/webp)
/0/12069/coverorgin.jpg?v=16c2a531c32afeaf3ab6e9b782cf6e34&imageMogr2/format/webp)
/0/18075/coverorgin.jpg?v=22197f456e123d64a5ab781d0f0a5bb5&imageMogr2/format/webp)
/0/3044/coverorgin.jpg?v=0a9554a3a8c988622a9d601b63531dd4&imageMogr2/format/webp)
/0/11003/coverorgin.jpg?v=4c9c871159c713d743e3a5910adc5aa8&imageMogr2/format/webp)
/0/28645/coverorgin.jpg?v=20251106170100&imageMogr2/format/webp)
/0/6995/coverorgin.jpg?v=477071284bf8dcad96b8a97850f7598f&imageMogr2/format/webp)
/0/24402/coverorgin.jpg?v=d2f264bac30d49e0d66bdcc85dd8ea80&imageMogr2/format/webp)
/0/21624/coverorgin.jpg?v=387f47fc3719e7d447feed111c0c690f&imageMogr2/format/webp)
/0/10965/coverorgin.jpg?v=cd5e42a9ebc6b2029ca137c6afb76348&imageMogr2/format/webp)
/0/13627/coverorgin.jpg?v=f42a85d4e1e134d90aba9e380b1fb4f6&imageMogr2/format/webp)