/0/26096/coverorgin.jpg?v=080815e20b74a9fc5628a52146dca2ee&imageMogr2/format/webp)
"Jadi, Ibu akan menikah lagi?"
Luna menatap Ibunya dengan gembira. Akhirnya setelah sekian lama sang ibu membuka hatinya pada seorang pria. Meski gadis berusia 20 tahun itu sedikit terkejut mendengarnya.
"Iya, Luna. Ibu akhirnya menemukan sosok yang sangat baik, kami memang baru berkenalan enam bulan, tapi kami merasa sangat cocok. Dia sangat pengertian dan mengerti kondisi Ibu. Maaf Ibu baru bilang padamu sekarang. Itulah kenapa Ibu mengajakmu untuk bertemu dan berkenalan dengannya malam ini," jelas Diana, Ibu Luna yang telah berusia 42 tahun.
Senyum dibibir Luna perlahan memudar. "Malam ini? Kenapa sangat tiba-tiba, Bu? Aku sudah ada janji dengan seseorang."
"Ohh... sorry, Sweety. Ibu tidak tahu kalau kau sudah ada janji. Apakah itu dengan pria yang kemarin kau ceritakan?"
Luna tak kuasa menahan senyumnya mengingat pria yang satu bulan lalu baru dikenalnya. Gadis itu belum pernah jatuh cinta sebelumnya, jadi ini adalah pengalaman pertama.
Luna mengangguk pelan, pipinya bersemu merah. "Dia mengajakku makan malam hari ini, Bu."
Diana tersenyum menatap wajah merona putrinya. Meski Luna belum bercerita banyak mengenai pria itu dan identitasnya karena ingin mengenalkannya secara langsung. Diana berusaha mendukung setiap pilihan putrinya, terlebih ini kali pertama Luna merasakan jatuh cinta.
Diana lantas mengusap lengan Luna dengan lembut. "Luna, Ibu sungguh ikut bahagia mendengarnya. Tapi maaf apa kau bisa mengundurnya dulu? Lucas Peterson, calon ayah tirimu adalah orang yang sangat sibuk, kami telah mengatur pertemuan ini dari jauh-jauh hari dan dia baru bisa memberi Ibu kepastian bertemu hari ini. Ibu mohon padamu, ya?"
Luna terdiam berpikir sejenak. Sungguh ia sangat ingin bertemu pria yang berhasil memikat hati sang ibu, tapi gadis itu juga tidak sabar untuk bertemu dengan pria pujaan hatinya.
Drttttr drttt drrrttt
Belum sempat Luna menjawab, ponselnya bergetar. Senyumnya seketika merekah melihat nama pengirim pesan di layar. Namun, dia kembali murung setelah melihat isi pesan singkat tersebut. Pria itu ternyata membatalkan janji temu mereka.
Akhirnya setelah membalas pesan dan mematikan ponselnya, Luna menghela napas berat lalu berkata, "Baiklah, Bu. Apa yang harus aku gunakan nanti malam?"
Diana tersenyum senang. "Apa saja. Tidak perlu terlalu formal, kita hanya makan malam bersama dan berkenalan dengan calon Ayah dan Kakakmu."
"Tunggu... Kakak? Jadi, aku akan punya Kakak setelah Ibu menikah?"
"Kakak laki-laki, tepatnya." Diana mengangguk dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
Wow, Luna tak menyangka dia bukan hanya akan memiliki ayah, tapi juga akan memiliki kakak? Sungguh sejak dulu Luna sangat ingin memiliki kakak laki-laki, gadis itu merasa jika ia memiliki seorang kakak disampingnya pasti dia akan sangat dimanja dan dilindungi, tapi sayang Luna anak pertama dan satu-satunya karena sang ayah telah meninggal sejak ia berusia 5 tahun.
"Oke... rasanya aku semakin penasaran. Sebenarnya kenapa baru sekarang Ibu mau menikah lagi?"
Diana mendekat lantas menangkup wajah mungil Luna. "Karena Ibu merasa sekarang waktunya sudah tepat, putri Ibu sudah beranjak dewasa, jadi kau tidak memerlukan perhatian extra dari Ibu lagi, selain itu sebentar lagi kau juga akan menemukan tambatan hatimu sendiri. Ibu tidak ingin jadi bebanmu dikemudian hari, jadi Ibu juga menerima pendamping hidup baru, yang Ibu tahu dia bukan hanya menerima Ibu, tapi juga menerimamu. Itu sebabnya."
Mata Luna dipenuhi genangan air mata ketika mendengar penjelasan sang Ibu. Betapa tulus dan besar cinta Diana padanya. Padahal Luna tahu Ibunya selama ini hancur karena kehilangan sang ayah dan harus membesarkan dia seorang diri. Bahkan tak jarang Diana menerima cacian dan hinaan karena statusnya sebagai single parent.
/0/20921/coverorgin.jpg?v=23715292097ca61d9f139215a1a906d2&imageMogr2/format/webp)
/0/17522/coverorgin.jpg?v=550dee4eea939e661124be5b10e0dfae&imageMogr2/format/webp)
/0/10051/coverorgin.jpg?v=77e5cecb4311ca37c6777987f025b6a7&imageMogr2/format/webp)
/0/22626/coverorgin.jpg?v=485cd7b500a1ad06999626b76425f654&imageMogr2/format/webp)
/0/12760/coverorgin.jpg?v=5fbda0a58e6c4dbafe7cc37130c26aea&imageMogr2/format/webp)
/0/3565/coverorgin.jpg?v=e3cb0343bbd128c218a354b3ab719c21&imageMogr2/format/webp)
/0/6079/coverorgin.jpg?v=00a1f6c0c468fd46d51c37e5460a9c74&imageMogr2/format/webp)
/0/17676/coverorgin.jpg?v=c838b304dcffa7016fddab1360bd3c1c&imageMogr2/format/webp)
/0/18176/coverorgin.jpg?v=67041a54d93c0750526aba15bed2656d&imageMogr2/format/webp)
/0/6822/coverorgin.jpg?v=545b0051c1d38b83b80a962229807050&imageMogr2/format/webp)
/0/16922/coverorgin.jpg?v=898ded81e9ef68399a8ca6b2245fad0c&imageMogr2/format/webp)
/0/21526/coverorgin.jpg?v=909ff4acedc1052686c7baa41fc7d76b&imageMogr2/format/webp)
/0/7539/coverorgin.jpg?v=ed8fe97d5a9ca68a26b7170cd08632de&imageMogr2/format/webp)
/0/19053/coverorgin.jpg?v=c89c07f10c79a12901a42e5cc532728f&imageMogr2/format/webp)
/0/12710/coverorgin.jpg?v=744a608d2c902474986a4e5c13ac6375&imageMogr2/format/webp)
/0/14669/coverorgin.jpg?v=74114c20f36ff670fff027df8eb97723&imageMogr2/format/webp)
/0/19210/coverorgin.jpg?v=ea7afdd953f090bd13df17bc73fec027&imageMogr2/format/webp)
/0/16072/coverorgin.jpg?v=edbbb6ee608d8b785ed581074a407646&imageMogr2/format/webp)
/0/14016/coverorgin.jpg?v=5229ea24c255297b0248a77f3c10c525&imageMogr2/format/webp)