/0/26439/coverorgin.jpg?v=ecd29a2007477a657f9164537df95b96&imageMogr2/format/webp)
🏵️🏵️🏵️
“Alhamdulillah, aku hamil, Mas,” ucapku bahagia kepada Mas Arif, suamiku.
“Iya, Sayang? Alhamdulillah. Ternyata kita secepat ini langsung dikasih kepercayaan untuk memiliki momongan.
“Aku terharu banget, Mas.”
“Terima kasih, Sayang.” Mas Arif memelukku lalu mendaratkan ciuman di dahiku.
Aku tidak pernah menyangka bahwa anugerah terbesar dalam hidupku telah terkabul. Tiga bulan menikah, akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk memiliki momongan. Mas Arif terlihat sangat bahagia mengetahui kehamilanku. Rumah tangga yang baru kami bina akan makin lengkap dengan kehadiran sang buah hati.
Mas Arif, suami yang sangat aku cintai dan hormati karena dia selalu melakukan yang terbaik untukku. Dia juga pasangan hidup yang penuh dengan keromantisan dan sering memberikan banyak kejutan yang tidak terduga.
Keluarganya sangat menyayangiku, bahkan papa dan mama mertua sudah menganggapku seperti anak sendiri. Kasih sayang yang mereka berikan sangat tulus hingga diriku merasa menjadi wanita paling beruntung karena memiliki keluarga yang sangat pengertian.
Kehamilanku membuat Mas Arif makin menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang makin besar. Dia selalu memanjakan diriku bak seorang ratu dalam istana cintanya. Sungguh, aku benar-benar bersyukur atas nikmat dan karunia itu.
Akan tetapi, kebahagiaan itu ternyata hanya mampir sesaat karena kecelakaan yang menimpaku. Pada saat usia kandunganku memasuki enam bulan, calon buah hati tercinta telah pergi sebelum melihat keindahan dunia ini. Keberadaannya hanya sementara.
Kejadian nahas itu telah menggagalkan statusku menjadi seorang ibu. Musibah tersebut terjadi sangat cepat dan tidak dapat terelakkan. Ketika itu, Mas Arif membawaku ke taman untuk menghirup udara pagi. Tiba-tiba seorang anak kecil dengan mengendarai sepeda meluncur ke arah kami, dia tidak dapat menghentikan laju rodanya hingga menghantam tepat di perutku.
Rasa sakit itu akhirnya menyebabkan aku tidak sadarkan diri. Setelah kembali terbangun, aku telah berada di rumah sakit. Sangat terlihat jelas adanya perubahan pada wajah anggota keluargaku dan Mas Arif. Aku tidak mengerti kenapa mereka menunjukkan sikap seperti itu.
Mas Arif duduk di samping tempat tidurku, dia menggenggam jemariku dengan kuat. Dia akhirnya menyampaikan sesuatu yang tidak ingin aku dengarkan. Hati ini sangat sakit dan pilu setelah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.
“Kamu yang kuat, ya, Sayang. Aku tahu ini cobaan yang sangat berat, tapi kamu harus terima dengan lapang dada.” Aku makin bingung mendengar penuturan Mas Arif.
“Sebenarnya ada apa, sih, Mas?” Aku penasaran.
“Anak kita, Sayang.” Suara Mas Arif melemah.
“Ada apa dengan anak kita?”
“Dia udah nggak ada bersama kita.”
“Maksud kamu apa, Mas?”
“Dia sudah tenang di sisi-Nya.”
Aku tidak percaya dengan apa yang Mas Arif katakan. Aku segera meraba perut yang ternyata tidak membesar lagi. Aku merasa tidak dapat menyentuh buah hati yang kehadirannya telah kami tunggu-tunggu. Aku langsung menangis sejadi-jadinya.
“Anak kita ke mana, Mas?” Aku menarik tanganku dari genggaman Mas Arif lalu menggoyang-goyangkan tubuhmya.
/0/14603/coverorgin.jpg?v=d199c4d0a34059e2ce87c3f8dcfab2ec&imageMogr2/format/webp)
/0/6794/coverorgin.jpg?v=fb3ce2b048de258e8219a58d91966140&imageMogr2/format/webp)
/0/14720/coverorgin.jpg?v=6369d207e25bfcb52e0c4ae5849f9403&imageMogr2/format/webp)
/0/16915/coverorgin.jpg?v=20240427200149&imageMogr2/format/webp)
/0/17655/coverorgin.jpg?v=fd7c088aedcee4c6f93d3a95354c4ad2&imageMogr2/format/webp)
/0/14628/coverorgin.jpg?v=a099a2c30c9d03a2cd4790cbaf5f9d95&imageMogr2/format/webp)
/0/5290/coverorgin.jpg?v=4e395246c883fa9451b70b76b14e3f3f&imageMogr2/format/webp)
/0/17052/coverorgin.jpg?v=62edda3c221d978560bca2cb1bbe0b5a&imageMogr2/format/webp)
/0/17521/coverorgin.jpg?v=5b9a61cf55352cfb6d608a1632d8c411&imageMogr2/format/webp)
/0/12749/coverorgin.jpg?v=0fc6bbc9d0a7ac280a42e79a4213e9f3&imageMogr2/format/webp)
/0/8251/coverorgin.jpg?v=4db4445d8d2c7373c2beb592ebb92f7c&imageMogr2/format/webp)
/0/14152/coverorgin.jpg?v=efdc21e45b5252f06d5cabf6bc2cffcf&imageMogr2/format/webp)
/0/26743/coverorgin.jpg?v=8f4fc03f62f240f5b1a748b5c827d624&imageMogr2/format/webp)
/0/22402/coverorgin.jpg?v=546bcc48047460cf7c66ebc479487db9&imageMogr2/format/webp)
/0/16559/coverorgin.jpg?v=e2071e6c7a02478e542e0f7ba23df599&imageMogr2/format/webp)
/0/16250/coverorgin.jpg?v=34e1afcf814ea8de2e0f1c1b80358a29&imageMogr2/format/webp)
/0/21446/coverorgin.jpg?v=e02a252874b7853dd06b9ea106a9b3da&imageMogr2/format/webp)
/0/2845/coverorgin.jpg?v=f08d4370da2b7041e3a3a09e8d1fff92&imageMogr2/format/webp)