Jodoh Pilihan Oma

Jodoh Pilihan Oma

Sutrisno

5.0
Komentar
493
Penayangan
36
Bab

Dion tidak pernah menduga bahwa hari ketika ia dan Nenek Melati menyelamatkan seorang wanita muda dari ancaman sekelompok pria jahat akan mengubah kehidupannya selamanya. Wanita itu, Kayla, adalah sosok yang mandiri dan tangguh meski terjebak dalam situasi berbahaya. Keberanian dan kelembutan hati Kayla perlahan memenangkan hati Nenek Melati, yang kemudian berharap cucu satu-satunya bisa menjadikan Kayla sebagai pendamping hidup. Keinginan sang nenek ternyata mampu menyalakan percikan di hati Dion yang selama ini tertutup rapat. Namun, jalan cinta Dion dan Kayla tidaklah mudah. Ibunya, Bu Ratna, telah lama menjodohkan Dion dengan Amara, seorang wanita ambisius yang tak pernah menyerah memenangkan hati Dion. Amara tidak hanya menginginkan Dion sebagai pasangan, tetapi juga melihat pernikahan dengannya sebagai tiket menuju kemewahan dan status sosial. Kehadiran Kayla membuat Amara geram. Ia menyusun rencana demi rencana untuk menghancurkan hubungan Dion dan Kayla, termasuk menggali rahasia masa lalu Kayla yang dapat menghancurkan reputasinya. Di sisi lain, Bu Ratna merasa Kayla tidak pantas masuk ke dalam keluarga mereka. Dion kini berada di tengah pusaran cinta sejati, ambisi, dan konflik keluarga. Akankah ia mampu mempertahankan cintanya pada Kayla? Atau justru Amara akan berhasil menghancurkan kebahagiaan mereka? Saat rahasia kelam dari masa lalu muncul ke permukaan, pembaca akan disuguhkan drama penuh intrik, pengkhianatan, dan cinta yang dipertaruhkan.

Bab 1 Langit sore mulai berubah kelabu

Langit sore mulai berubah kelabu, menandakan hujan akan segera turun. Dion baru saja selesai menghabiskan waktu bersama Nenek Melati, seorang wanita tua yang sangat ia hormati. Bagi Dion, Nenek Melati bukan hanya seorang nenek, tetapi juga seperti ibu kedua yang selalu ada untuknya sejak kecil.

Ketika mereka berdua berjalan menuju mobil, suara gemuruh petir mulai terdengar dari kejauhan. "Dion, kita harus segera pulang. Cuaca buruk seperti ini tidak baik untuk tulang tua nenek," ucap Nenek Melati sambil memegangi lengannya.

Dion tersenyum tipis, membuka payung, dan memayungi neneknya. "Tenang saja, Nek. Kita akan sampai di rumah sebelum hujan deras."

Namun, langkah mereka terhenti saat mendengar suara teriakan dari arah gang kecil di seberang jalan. Suara itu memecah suasana yang sepi, membuat Dion refleks menoleh.

"Lepaskan aku! Jangan sentuh aku!" teriak suara wanita, diiringi suara langkah kaki yang tergesa-gesa.

Nenek Melati langsung memegang tangan Dion erat. "Ada apa itu, Dion? Kamu dengar suara wanita tadi?"

"Ya, Nek. Nenek tunggu di sini. Saya akan lihat."

"Dion, jangan gegabah! Jangan sampai kamu terluka," perintah Nenek Melati dengan nada cemas.

Namun, Dion tidak mendengarkan. Ia segera berlari menuju sumber suara. Ketika ia sampai di gang itu, ia melihat seorang wanita muda yang tampak ketakutan. Wajahnya penuh keringat, rambutnya berantakan, dan pakaiannya sedikit sobek. Ia dikelilingi tiga pria berpenampilan kasar.

"Sudah kubilang, jangan melawan! Kamu tidak punya pilihan," salah satu pria itu berkata dengan nada mengancam.

Wanita itu mundur beberapa langkah, tetapi punggungnya sudah terhimpit tembok. Meski takut, ia berusaha tetap tenang. "Aku tidak akan membiarkan kalian menyakitiku!"

"Lepaskan dia!" suara Dion menggelegar, membuat ketiga pria itu menoleh.

Salah satu dari mereka, pria bertubuh besar dengan tato di lehernya, mengangkat alis. "Dan siapa kamu? Jangan ikut campur urusan orang lain kalau tidak ingin celaka!"

Dion tidak mundur. Dengan tubuh tegap dan mata tajam, ia mendekati mereka. "Kalian sudah cukup membuat keributan. Pergi sekarang, atau aku pastikan kalian tidak akan lolos dari masalah."

Salah satu pria lain yang lebih kecil mendekati Dion dengan seringai. "Berani sekali kamu, anak muda. Lihat siapa yang akan kalah di sini!"

Pria itu menyerang, tetapi Dion lebih cepat. Dengan gerakan sigap, ia menangkap tangan pria itu dan memukulnya hingga tersungkur. Dua pria lainnya maju bersamaan, tetapi Dion tetap mampu melawan mereka. Pertarungan berlangsung sengit, dengan suara pukulan dan teriakan menggema di gang itu.

Wanita yang diserang tadi berdiri di sudut, menyaksikan Dion yang berjuang untuk menyelamatkannya. Dalam hati, ia merasa kagum sekaligus takut. Tidak ada yang pernah berani membela dirinya sebelumnya.

Ketika salah satu pria mencoba melarikan diri, suara sirine polisi terdengar dari jauh. Ketiga pria itu segera kabur, meninggalkan Dion dan wanita tersebut. Dion, yang napasnya mulai tersengal, berbalik dan menghampiri wanita itu.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Dion, matanya menatap penuh perhatian.

Wanita itu mengangguk pelan, meski tubuhnya masih gemetar. "Terima kasih... aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang."

"Namaku Dion. Kamu?"

"Aku Kayla," jawabnya dengan suara lirih.

Sebelum mereka sempat berbicara lebih jauh, langkah kaki Nenek Melati terdengar mendekat. "Dion! Kamu tidak apa-apa?"

Dion menoleh, memberikan senyuman menenangkan. "Saya baik-baik saja, Nek."

Namun, pandangan Nenek Melati langsung tertuju pada Kayla. "Ya ampun, Nak. Kamu terlihat sangat ketakutan. Apa yang terjadi?"

Kayla hanya bisa menunduk, tak mampu menjawab. Nenek Melati mendekatinya, memegang tangannya dengan lembut. "Kamu aman sekarang. Ayo ikut kami. Kamu bisa tinggal di rumah kami untuk sementara."

Kayla tampak ragu. "Tapi... saya tidak ingin merepotkan."

"Tidak ada yang merepotkan. Kamu butuh tempat aman. Anggap saja ini sebagai tempat istirahat sementara," ujar Nenek Melati dengan senyuman penuh kehangatan.

Dion, meski sedikit bingung dengan keputusan neneknya, tidak membantah. "Ayo, saya akan mengantarmu ke mobil."

Kayla akhirnya mengangguk. Dengan langkah pelan, ia mengikuti Dion dan Nenek Melati. Meski tubuhnya masih lelah dan pikirannya kacau, ada rasa aman yang mulai menyelimuti hatinya.

Di perjalanan menuju rumah, Nenek Melati tidak berhenti berbicara kepada Kayla, mencoba membuatnya merasa nyaman. Sementara itu, Dion duduk di depan, sesekali melirik melalui kaca spion ke arah Kayla. Hatinya mulai dipenuhi rasa ingin tahu. Siapa sebenarnya wanita ini, dan kenapa ia berada dalam situasi berbahaya tadi?

Namun, Dion tidak menyadari bahwa pertemuan ini hanyalah awal dari perjalanan panjang yang akan mengubah hidupnya selamanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Sutrisno

Selebihnya

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin
5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Jodoh Pilihan Oma
1

Bab 1 Langit sore mulai berubah kelabu

06/12/2024

2

Bab 2 Di sepanjang perjalanan menuju rumah

06/12/2024

3

Bab 3 sinar matahari menerobos masuk melalui celah tirai kamar Kayla

06/12/2024

4

Bab 4 Malam menjelang dengan suasana yang hening di rumah Nenek Melati

06/12/2024

5

Bab 5 Dion tidak bisa tidur dengan tenang

06/12/2024

6

Bab 6 Wanita itu terlihat seperti seseorang yang tidak mudah menyerah

06/12/2024

7

Bab 7 Meski berada di bawah atap yang aman

06/12/2024

8

Bab 8 mencoba menikmati segelas teh hangat

06/12/2024

9

Bab 9 setelah ancaman dari orang-orang misterius

06/12/2024

10

Bab 10 Rahasia masa lalunya

06/12/2024

11

Bab 11 Di balik sebuah ruangan mewah di hotel bintang lima

06/12/2024

12

Bab 12 Manda semakin gencar menjalankan rencananya

06/12/2024

13

Bab 13 Dion dan Kayla sedang berdiskusi serius bersama Nenek Melati

06/12/2024

14

Bab 14 Setelah keruntuhan Manda

06/12/2024

15

Bab 15 Bayang-bayang masa lalu Kayla semakin menghantui

06/12/2024

16

Bab 16 Setelah kejatuhan Raka

06/12/2024

17

Bab 17 kehidupan Dion dan Kayla mulai memasuki babak baru

06/12/2024

18

Bab 18 Hari-hari berikutnya menjadi penuh tantangan bagi Dion dan Kayla

06/12/2024

19

Bab 19 Pakaian mahalnya mencerminkan kesombongannya

06/12/2024

20

Bab 20 Setelah persidangan dan ancaman terakhir yang diterima Dion

06/12/2024

21

Bab 21 Dion memutuskan untuk meningkatkan pengamanan rumahnya

06/12/2024

22

Bab 22 Lampu meja yang menyala memberikan penerangan redup di ruangan

06/12/2024

23

Bab 23 pikirannya terus kembali kepada insiden di perjalanan pulang kemarin

06/12/2024

24

Bab 24 Aditya masuk ke ruangannya dengan wajah serius

06/12/2024

25

Bab 25 Dion mengatur segalanya dengan penuh kehati-hatian

06/12/2024

26

Bab 26 Pertempuran di pengadilan telah dimulai

06/12/2024

27

Bab 27 ada pula harapan baru yang tumbuh

06/12/2024

28

Bab 28 Setelah bulan-bulan penuh perjuangan dan penyesuaian

06/12/2024

29

Bab 29 saling memandang dengan intensitas yang tidak biasa

06/12/2024

30

Bab 30 Keheningan yang memekakkan telinga menyelimuti ruang pengadilan

06/12/2024

31

Bab 31 banyak emosi yang sulit untuk dijelaskan

06/12/2024

32

Bab 32 harapan dan ketakutan

06/12/2024

33

Bab 33 keputusan yang diambil di dunia ini selalu memiliki konsekuensinya

06/12/2024

34

Bab 34 mencoba menyusun pikirannya yang mulai berantakan

06/12/2024

35

Bab 35 jauh dari hiruk-pikuk kota

06/12/2024

36

Bab 36 perbincangan serius dengan Dion

06/12/2024