Jodoh Pilihan Oma
abiskan waktu bersama Nenek Melati, seorang wanita tua yang sangat ia hormati. Bagi Dion, Nenek Me
ar dari kejauhan. "Dion, kita harus segera pulang. Cuaca buruk seperti ini ti
memayungi neneknya. "Tenang saja, Nek. Kit
iakan dari arah gang kecil di seberang jalan. Suara itu
teriak suara wanita, diiringi sua
ngan Dion erat. "Ada apa itu, Dio
tunggu di sini.
sampai kamu terluka," perintah
ang itu, ia melihat seorang wanita muda yang tampak ketakutan. Wajahnya penuh keringat, ramb
u tidak punya pilihan," salah satu p
sudah terhimpit tembok. Meski takut, ia berusaha tetap
on menggelegar, membuat
di lehernya, mengangkat alis. "Dan siapa kamu? Jangan
kati mereka. "Kalian sudah cukup membuat keributan. Pergi seka
i Dion dengan seringai. "Berani sekali kamu, a
dan memukulnya hingga tersungkur. Dua pria lainnya maju bersamaan, tetapi Dion tetap mampu melaw
berjuang untuk menyelamatkannya. Dalam hati, ia merasa kagum sekal
dari jauh. Ketiga pria itu segera kabur, meninggalkan Dion dan wanita terse
tanya Dion, matanya m
asih gemetar. "Terima kasih... aku tidak tahu
u Dion
jawabnya deng
auh, langkah kaki Nenek Melati terdenga
senyuman menenangkan. "
rtuju pada Kayla. "Ya ampun, Nak. Kamu te
ekatinya, memegang tangannya dengan lembut. "Kamu aman sekarang.
"Tapi... saya tidak
Anggap saja ini sebagai tempat istirahat sementara,"
eputusan neneknya, tidak membantah.
ti Dion dan Nenek Melati. Meski tubuhnya masih lelah dan pi
nyaman. Sementara itu, Dion duduk di depan, sesekali melirik melalui kaca spion ke arah Kayla. Hatinya mul
an ini hanyalah awal dari perjalanan panj