/0/15466/coverorgin.jpg?v=61f388f015d702f5b62256a150c5e2a8&imageMogr2/format/webp)
Mata Salwa memaksakan diri untuk membuka tatkala merasakan sesuatu yang lembab dan basah menyapu ujung dadanya. Permukaan tubuhnya terasa mengigil, seolah-olah tiada kain yang melindungi tubuh kurusnya dari hawa dingin ruangan ber-AC itu. Dia terkesiap di saat matanya terbuka sempurna, lalu bersiap membuka mulut untuk berteriak. Akan tetapi, suaranya tertahan karena sebuah tangan kekar tiba-tiba membungkam mulutnya.
"Tugasmu belum selesai, Kucing Mungil!" ucap seorang lelaki yang telah mengganggu tidur lelap Salwa. Dia melepas bungkamannya setelah dirasa perempuan itu sedikit tenang.
"Tuan, ...." Belum selesai sebuah kalimat terucap, tetapi lelaki itu sudah memerangkap tubuh Salwa, menindih dengan memosisikan tubuh mungil itu di bawahnya. Dia menundukkan wajah, menempelkan ujung hidungnya ke ujung hidung Salwa.
"Aku tidak suka jika melakukan itu dengan wanita yang sedang tertidur. Kau harus tetap sadar ketika aku menginginkannya lagi."
"Tapi, ...." Dia ingin menyela, mengungkapkan ketidaksetujuannya, tetapi mulut itu telah dibungkam dengan ciuman ganas yang terasa kasar dan menyakitkan.
Rasa benci, jijik, malu, terhina, dan sakit melingkupi hati Salwa. Dia ingin berteriak, melawan sikap seenaknya lelaki itu, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain "menyerah".
***
Koowloon, Hong Kong.
Mobil sport jenis Lamborghini Veneno dengan warna hitam metalic itu melaju gesit, membelah keramain jalan raya di salah satu kota besar di Hong Kong. Lekuk body mobil itu terlihat begitu exotic di bagian tertentu, terlihat elegan juga mewah menambah kesan mahal dari segi harga dan kualitas.
Lelaki itu menggulung lengan kemejanya sebatas siku. Pandangannya lurus ke depan terfokus ke jalanan, dengan kacamata hitam bertengger di hidung mancung yang selalu terlihat tampan dan menawan.
"Kalian di mana?" ucapnya kepada seseorang berada nan jauh di sana yang kini sedang terhubung dengan lelaki itu melalui Smartphone keluaran terbaru versi limited edition.
Dia menyematkan earpiece di telinga, sementara tangannya sedang fokus mengendara agar segera sampai ke tempat tujuan.
"Bodoh! Benar-benar tidak berguna!" Umpatan kesal keluar dari mulut lelaki itu sembari memukul gagang setir mobil.
Kilat kemarahan tercetak jelas dari sorot matanya, gerahamnya pun mengeras bersamaan kening yang berkerut dalam. "Bunuh saja dia! Aku sudah tidak peduli dengan nyawa yang tak berguna itu."
Panggilan berakhir dengan hasil yang tidak memuaskan. Lelaki itu menambah laju kendaraannya, menerobos kepadatan jalan raya kota Kowloon.
Hampir tiga puluh menit berlalu, mobil mewah itu akhirnya berhenti tepat di sebuah lahan kosong dengan bangunan tua yang tampak menyeramkan. Tanaman rambat liar terlihat menghiasi bangunan itu, menjalar hingga ke atap, hampir menutupi permukaannya.
Lelaki itu turun tanpa ragu, menapakkan kaki jenjang yang beralas sepatu berkilat-kilat, melangkah ringan tanpa beban seolah-olah apa yang akan dia hadapi saat ini merupakan mainan tak berharga dan patut untuk segera dimusnahkan keberadaannya.
Dia berjalan melewati lorong gelap bangunan tua itu seorang diri. Begitu gelap, hingga dia harus mengaktifkan kacamata sensornya yang bisa melihat dalam gulita untuk bisa mengamati keadaan sekitar.
Layaknya seorang petinggi, saat dia datang, semua orang yang berpakaian sama yaitu setelan formal serba hitam, kacamata hitam dengan earpiece tersemat di telinga yang menghubungkan antara satu orang dengan yang lain segera menepi memberi jalan, membiarkan seseorang bernasib sial, yang kini sedang mengerang kesakitan akibat pukulan-pukulan yang telah diterima untuk bertemu dengan takdir sesungguhnya.
Derap langkah sepatunya berdentum, menggema melingkupi ruangan itu, hingga ketika kakinya sudah sangat dekat dengan seonggok tubuh, hampir menyentuh kepala lelaki malang yang sedang meringkuk di lantai, dia berhenti.
Satu kaki ditekuk ke belakang dengan kaki yang lain terlipat sebagai tumpuan. Dia memosisikan tangan kanan di atas lututnya yang ditekuk, sedangkan tangan kirinya menarik paksa rambut si lelaki malang hingga kepala itu tergiring menengadah.
"Siapa yang menyuruhmu!"
Bukan jawaban yang keluar dari bibir lelaki malang itu, melainkan sebuah senyuman mengejek yang sengaja ditujukan kepada seseorang yang telah menyiksanya. Dia mencoba memantik kemarahan sang singa, yang kini tampak mulai tidak sabar untuk melenyapkannya. Ya, dia adalah satu-satunya petunjuk yang masih tersisa setelah beberapa rekannya telah mati terbunuh.
"Ambilkan air!"
Sebuah perintah terdengar penuh ketegasan, dan dengan cepat seseorang telah datang seraya membawa sebuah wadah berisi air.
Lelaki itu mengambil alih wadah itu, menyiramkannya secara kasar ke wajah lelaki malang yang sedang meringkuk kesakitan. Sepatunya menginjak dada manusia yang tak berdaya itu dengan kejam. Dia membungkukkan tubuh, menunduk, lalu menatap tajam ke arah lelaki itu.
"Kau tahu bukan, siapa aku?" Dia tersenyum sinis, menambah daya tekan kakinya di atas dada lelaki malang itu. "Cari anak istrinya! Siksa mereka agar dia mau membuka mulut!"
/0/14720/coverorgin.jpg?v=6369d207e25bfcb52e0c4ae5849f9403&imageMogr2/format/webp)
/0/6794/coverorgin.jpg?v=fb3ce2b048de258e8219a58d91966140&imageMogr2/format/webp)
/0/14603/coverorgin.jpg?v=d199c4d0a34059e2ce87c3f8dcfab2ec&imageMogr2/format/webp)
/0/17521/coverorgin.jpg?v=5b9a61cf55352cfb6d608a1632d8c411&imageMogr2/format/webp)
/0/12749/coverorgin.jpg?v=0fc6bbc9d0a7ac280a42e79a4213e9f3&imageMogr2/format/webp)
/0/8251/coverorgin.jpg?v=4db4445d8d2c7373c2beb592ebb92f7c&imageMogr2/format/webp)
/0/14152/coverorgin.jpg?v=efdc21e45b5252f06d5cabf6bc2cffcf&imageMogr2/format/webp)
/0/22402/coverorgin.jpg?v=546bcc48047460cf7c66ebc479487db9&imageMogr2/format/webp)
/0/16250/coverorgin.jpg?v=34e1afcf814ea8de2e0f1c1b80358a29&imageMogr2/format/webp)
/0/21446/coverorgin.jpg?v=e02a252874b7853dd06b9ea106a9b3da&imageMogr2/format/webp)
/0/2845/coverorgin.jpg?v=f08d4370da2b7041e3a3a09e8d1fff92&imageMogr2/format/webp)
/0/26880/coverorgin.jpg?v=165175708f82a45bd73a4941c748956c&imageMogr2/format/webp)
/0/29791/coverorgin.jpg?v=c8f87fc91d6ffdd05b2ae06e30edaecd&imageMogr2/format/webp)
/0/2453/coverorgin.jpg?v=96c7673aae26a3b99eca8d7df29c9aad&imageMogr2/format/webp)
/0/6529/coverorgin.jpg?v=cddeb0bc243bcef36794eb78d95cc4dd&imageMogr2/format/webp)
/0/6269/coverorgin.jpg?v=b50fd60d3fb45254a7faa00fc2000c82&imageMogr2/format/webp)
/0/16241/coverorgin.jpg?v=efcd6636640b700e7268f224990290a9&imageMogr2/format/webp)
/0/10342/coverorgin.jpg?v=b83176629109b0570095bbceb59e18ae&imageMogr2/format/webp)