/0/13690/coverorgin.jpg?v=34d407bff7def1b62c3b6d9da1a2d824&imageMogr2/format/webp)
Ruang pesta dipenuhi kemewahan yang mencerminkan kekayaan para pesohor. Lampu gantung kristal berkilauan, memantulkan cahaya lembut ke seluruh aula yang luas. Meski begitu, tempat yang dipilih sejujurnya bukan tempat yang terlalu terbuka.
Para tamu, berpakaian sempurna dengan gaun malam dan setelan mahal, bercakap-cakap sambil menyesap sampanye dari gelas kristal. Suara tawa ringan bercampur dengan dentingan alat musik dari orkestra yang bermain di sudut ruangan.
Namun, momen itu seolah terhenti ketika sosok Reiner Barack melangkah masuk.
Setelan jas hitamnya dibuat khusus, membingkai tubuh tegapnya dengan sempurna. Rambutnya disisir rapi ke belakang, tetapi sehelai jatuh ke dahinya, memberikan kesan santai yang memikat. Wajahnya membawa ekspresi dingin, namun karismanya tak terbantahkan. Setiap langkahnya memancarkan kepercayaan diri yang begitu kuat hingga semua kepala menoleh ke arahnya.
Para wanita berbisik-bisik, beberapa menyembunyikan senyum malu-malu di balik kipas mereka. Salah seorang dari mereka, seorang sosialita muda bernama Eva, bahkan terlihat memerah ketika tatapan Reiner secara tak sengaja menyapu dirinya. Tapi pria itu tampak tak peduli. Mata tajamnya menyapu ruangan dengan dingin, seolah mencari sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan pesta itu.
"Begitulah Reiner Barack," pikir Eva dalam hati. "Selalu memukau, selalu tak terjangkau."
"Ya, sebentar lagi dia akan jadi milikmu, Eva," ujar temannya yang bernama Sidney.
Reiner melangkah menuju bar tanpa tergesa-gesa, mengambil segelas anggur merah dari pelayan yang lewat. Dia berdiri di sana sejenak, menyesap anggurnya dengan elegan, tetapi di balik wajah tampannya, pikirannya penuh rasa jengkel.
"Pesta ini hanya buang-buang waktu," gumamnya dalam hati. "Dan sekarang Ibu pasti akan mulai mengomel lagi."
Dan benar saja, suara lembut tetapi penuh tekanan dari ibunya terdengar tak lama kemudian.
"Reiner, sayang, kenapa berdiri di sini sendirian? Kau bahkan belum menyapa Eva," ujar Ny. Barbra Barack, ibunya, sambil melangkah mendekatinya. Wanita itu mengenakan gaun biru tua berkilauan, dengan rambutnya yang disanggul sempurna.
Sidney menyikut lengan Eva, dengan senyum menggoda. Suatu keberuntungan jika bisa sedekat itu dengan keluarga Barack.
Reiner memutar matanya sebelum membalikkan badan untuk menghadapi ibunya.
"Ibu, aku hanya datang karena kau memaksaku. Bukan berarti aku harus mengikuti setiap kehendakmu," balasnya dengan nada dingin.
Ny. Barbra tersenyum tipis, tetapi nada suaranya mengandung ketegasan. "Reiner, ini bukan hanya tentangmu. Eva adalah pilihan yang sempurna. Dia pintar, cantik, dan dari keluarga yang baik. Apa lagi yang kau butuhkan dalam seorang istri?"
Reiner meletakkan gelas anggurnya dengan sedikit keras di meja bar, menyebabkan beberapa tamu terkejut. "Aku tidak butuh istri, apalagi yang dipilihkan olehmu. Aku akan menikah kalau aku mau, dengan siapa yang aku pilih sendiri."
Ny. Barbra memandang putranya dengan kesabaran yang mulai menipis. "Kau tidak bisa terus seperti ini, Reiner. Kakekmu semakin tua, dan dia ingin melihatmu menikah sebelum dia pergi. Kau tahu itu."
Reiner mendengus kecil. "Kakekku? Atau Ibu? Karena sejauh yang aku tahu, ini semua tentang memuaskan ego Ibu, bukan keinginan Kakek."
Sebelum Ny. Barbra sempat menjawab, suara tawa beberapa wanita muda terdengar semakin mendekat. Eva, bersama dua temannya, terlihat berjalan ke arah mereka. Reiner menghela napas panjang, tahu bahwa pertemuan ini tidak bisa dihindari.
/0/21830/coverorgin.jpg?v=52c0f9ce6bcfed510cd0789d99b61da2&imageMogr2/format/webp)
/0/2169/coverorgin.jpg?v=bc86ddb37015704947772ba8b283348d&imageMogr2/format/webp)
/0/10417/coverorgin.jpg?v=8155f48e04c97d07c0dc0f90cdce099a&imageMogr2/format/webp)
/0/23737/coverorgin.jpg?v=598e30d8e758d849123fa70fb1ffdd77&imageMogr2/format/webp)
/0/23823/coverorgin.jpg?v=cf6334aedc73a00bf42177cc58610778&imageMogr2/format/webp)
/0/25861/coverorgin.jpg?v=20250711083055&imageMogr2/format/webp)
/0/14411/coverorgin.jpg?v=20250123115921&imageMogr2/format/webp)
/0/17354/coverorgin.jpg?v=20240529143317&imageMogr2/format/webp)
/0/24606/coverorgin.jpg?v=20250624182905&imageMogr2/format/webp)
/0/21638/coverorgin.jpg?v=93a4504fb4f119a1df890d35f8343a67&imageMogr2/format/webp)
/0/26814/coverorgin.jpg?v=20250909185507&imageMogr2/format/webp)
/0/21322/coverorgin.jpg?v=36aee7773b0788d14186a7b02eb2d14b&imageMogr2/format/webp)
/0/16748/coverorgin.jpg?v=dbdb06e80c4accb8a35c8be811cc63cd&imageMogr2/format/webp)
/0/10494/coverorgin.jpg?v=20250122182734&imageMogr2/format/webp)
/0/11044/coverorgin.jpg?v=20250122183048&imageMogr2/format/webp)
/0/13367/coverorgin.jpg?v=20250123145108&imageMogr2/format/webp)
/0/23398/coverorgin.jpg?v=20250404185438&imageMogr2/format/webp)
/0/26730/coverorgin.jpg?v=20250909182534&imageMogr2/format/webp)