Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
KUBALAS KAU DENGAN ELEGAN

KUBALAS KAU DENGAN ELEGAN

Pecinta Pena

5.0
Komentar
7.7K
Penayangan
74
Bab

Sahira adalah seorang wanita baik hati yang dikhianati suaminya, ia sama sekali tidak menyangka kalau akan menemukan suaminya yang sedang berhubungan intim dengan wanita yang ternyata adalah sahabatnya sendiri, hingga dalam sekejap ia merasa kalau dunianya hancur saat itu juga... Akankah Sahira mendapatkan kebahagian suatu saat nanti? Bagaimana jika tiba-tiba ada seorang pria yang merupakan miliarder yang datang dari masa lalunya dan memintanya untuk bersama mengobati luka hati.

Bab 1 Terungkap

Sahira melangkahkan kakinya secara perlahan, bahkan terkesan berjingkrak memasuki area kamarnya, ia menempelkan telinganya di depan pintu agar suara yang ada di dalam sana jelas terdengar, hingga pendengarnya itu menangkap suara-suara aneh yang berasal dari dalam di mana kamarnya berada, tempatnya selama ini ia melabuhkan kasih sayang bersama dengan sang suami, Indra Permana.

Sahira yang sudah membangun rumah tangga selama dua tahun itu sangat tahu apa yang terjadi dalam sana dengan hanya mendengar suara rintihan serta erangan dari dua orang yang berbeda jenis kelamin yang terdengar bersahutan.

"Ah sayang lebih cepat lagi! Aku sudah tidak tahan, cepat sayang!!.

"Iya ini sudah sangat cepat aku juga sudah mau sampai!."

Suara-suara itu jelas terdengar di telinga Sahira antara seorang wanita dan laki-laki, hingga tangannya kini terkepal erat dengan emosi dan amarah yang mengguncang, karena suara pria yang ada dalam sana sangat ia ketahui hingga hanya dalam hitungan detik Ia pun memutar knock pintu yang ternyata tidak terkunci itu dan berjalan masuk ke dalam.

Dunianya terasa runtuh seketika saat melihat di atas ranjangnya dua orang bertubuh polos Tengah melakukan hubungan tak senonoh layaknya suami istri, membuat amarah dan emosi Sahira pun memuncak seketika dan tanpa aba-aba meraih kursi meja riasnya, kemudian melemparnya ke atas ranjang hingga hampir mengenai dua orang yang terkejut bukan main, apalagi pria yang saat ini tengah memacu tubuhnya di atas seorang wanita dengan rintihan-rintihan yang erotis.

"Sahira!!."

Pekik Indra saat melihat istri sahnya kini sudah menatapnya dengan nyalang dan penuh amarah, Ia pun segera menarik tubuhnya dari atas tubuh wanita yang juga sangat terkejut kalah melihat penampakan Sahira.

"Kalian berdua benar-benar biadab! B****** tidak tahu diri, kalian berdua adalah penghianat, anj-ing!."

Teriak Sahira dengan amarah yang memuncak, dia segera beranjak menuju tempat tidur dan dengan cepat meraih kepala wanita itu dan menarik rambutnya dan menyeretnya turun dari atas tempat tidur.

"Aahh!! Lepas Sahira! lepaskan! Ini sakit."

"Sakit kamu bilang? Lebih sakit mana hatiku saat kau bercinta dengan suamiku, padahal kamu adalah sahabatku sendiri!!! dasar kamu yang wanita gatal, ini balasanmu atas semua yang telah aku lakukan, plak plak!!!."

Teriak Sahira dengan emosi yang bercampur dengan tangisan, ia menampar kedua pipi wanita yang merupakan sahabatnya itu dan kini telah berkhianat dengan bermain serong di belakangnya bersama dengan suaminya.

"Sahira sayang ini tidak seperti yang kau duga! Aku bisa jelaskan semua ini."

Teriak Indra berusaha untuk menenangkan istrinya yang masih kalap memukuli wanita yang merupakan selingkuhannya tersebut sekaligus sahabat istrinya sendiri.

Plak plak plak plak!!

Suara tamparan itu masih saja terdengar di ruangan tersebut! Sementara wanita yang tak memakai pakaian itu sudah terlihat kepayahan akibat pukulan bertubi-tubi yang didapatnya dari Sahira.

"Sahira! sudah, kamu bisa membunuh Amelia, tenanglah mari kita berbicara dan berpikir dengan jernih."

Seru Indra kembali sembari meraih lengan Sahira dan menyentaknya, kalau ia tidak melakukan itu maka istrinya tersebut pasti tidak akan pernah mengampuni Amelia yang merupakan sahabatnya.

"Kenapa Indra? Kenapa kamu tega? Apa kurang ku selama ini? Kalian tega menghianati aku."

Ucap Sahira seraya memundurkan tubuhnya ke belakang, ia menatap kosong ke arah depan sementara Indra kini membantu Amelia untuk bangkit dan menutupi tubuh polos wanita itu dengan selimut.

"Kamu tidak apa-apa kan?."

Wanita yang bernama Amelia itu hanya mengangguk seraya meraba pipinya yang terasa kebas akibat tamparan bertubi-tubi dari sahabatnya, namun ekor matanya masih melirik sinis ke arah Sahira yang tampak linglung dengan semua yang terjadi di hadapannya.

"Aku akan mengumpulkan semua anggota keluarga malam ini! Terlebih kedua orang tuamu Indra, mereka harus tahu semua ini, aku sudah memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga kita sekarang juga di hadapan semua orang."

Ucapan Sahira tersebut membuat Indra terbelalak seraya menggeleng dengan cepat lalu menghampiri istrinya.

"Tidak akan ada perpisahan di antara kita Sahira, Aku sangat mencintaimu Aku tidak ingin mengakhiri rumah tangga kita ini, semua yang terjadi antara aku dan Amelia bisa aku jelaskan nanti setelah semua anggota keluarga datang."

Seru Indra dengan cepat seraya hendak memegang lengan Sahira, namun dengan cepat wanita itu menepisnya.

"Baiklah aku tahu kamu pasti membutuhkan waktu untuk menerima semua ini, Aku akan segera menelpon ayah dan ibu."

Sahira tak lagi menyahuti perkataan suaminya, Ia lalu berjalan keluar dengan terseok menuju kamar lainnya, air matanya jatuh berderai bak air sungai yang mengalir, apa yang baru saja dilihatnya di depan mata seakan mimpi buruk dan ia ingin bangun segera untuk mengakhirinya.

*

Sahira duduk dengan tenang disofa seraya melipat kedua tangannya di depan dada, ketika kedua mertuanya sudah berada di hadapannya, begitu juga dengan kakak laki-laki Indra, Sahira sempat melirik pria berwajah dingin itu yang selama ini berprofesi sebagai seorang pengacara dengan ekor matanya, pasalnya baru kali ini pria itu datang. Mungkin dia ingin membela adiknya, pikir Sahira.

"Sebenarnya ada apa kamu memanggil kami semua Sahira?."

Tanya Ratih segera kepada menantunya yang selama ini memang tak disukainya itu, ia menatap wajah dingin Sahira dengan lekat.

"Aku memanggil kalian karena satu hal, ini mengenai rumah tanggaku dengan mas Indra, Aku akan segera menggugat cerai dirinya."

Sahut Sahira to the point, ya memang tidak ingin berbelit-belit dalam mengambil tindakan atas prahara rumah tangganya.

"Kalian ingin bercerai? Mana mungkin kamu mau menggugat cerai anakku? Bukankah dulu kamu yang ngotot mengejarnya dan ingin menjadi istrinya? Lalu kenapa sekarang kamu ingin menceraikannya?."

Teriak Ratih dengan nada tak percaya ke arah menantunya, sementara suaminya hanya menatap lekat ke arah Sahira.

"Indra dan Amelia telah berkhianat mereka melakukan perselingkuhan di belakangku! Aku tidak menerima itu dan aku akan menggugat cerai segera di pengadilan.

"Tidak bisa Sahira! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikanmu."

Teriak Indra dengan lantang, ia sedang menuntun Amelia dari arah dalam Karena wanita itu masih kesakitan akibat pemukulan yang dilakukan oleh Sahira tadi.

" ciih!! Dasar munafik!."

Gerutu Sahira dalam hati ketika melihat sahabatnya itu yang terlihat sangat memelas yang dibuat-buat, wanita itu kini duduk di sebuah kursi single dengan dibantu oleh Indra membuat Sahira merutuki kedua orang itu dalam hati.

"Oh jadi maksudmu adalah hubungan Amelia dengan Indra? Itu yang telah membuat kamu ingin segera menuntut cerai putraku?."

Ucapan Ratih itu membuat Sahira segera mendongak menatap Ibu mertuanya, perkataan wanita paruh baya itu seakan menyiratkan kalau mereka sebenarnya sudah tahu hubungan keduanya.

"Jadi ibu sudah tahu hubungan mereka? Jawab Bu!."

Teriak Sahira sambil menggelengkan kepalanya dengan tatapan lekat yang mengarah kepada ibu mertua serta suaminya.

"Tentu saja sudah! Bahkan kami lah yang menikahkan mereka berdua saat kamu sedang keluar kota kemarin."

Duarrr!!!

...

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Pecinta Pena

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku