/0/10811/coverorgin.jpg?v=b9fcbe3c16ca898730e6746092595d9b&imageMogr2/format/webp)
Langkah sebuah sepatu heels menggema ke seluruh ruang kantor. Terlihat beberapa pria yang mengenakan kemeja menoleh pada asal suara sepatu itu. Seorang wanita berjalan dan tersenyum lebar. Matanya menyorot tajam pada seorang pria yang bahkan hanya menatapnya dengan datar.
Wanita itu mendekat dan membuat pria itu terpatung.
“Penampilannya berubah,” batin Rio.
Brak! Wanita itu menggebrak meja yang ada disamping Rio. Ia menatap tajam pada Rio dan mencodongkan tubuhnya hingga jarak wajah keduanya cukup dekat.
“Pak Rio, apa kau mau makan malam denganku?” tanya Clara yang menatap dengan mata yang berbinar penuh harap. Rio menatapnya datar bahkan ia menyingkirkan tangan Clara dari mejanya.
“Makan sendiri sana!” ucapnya ketus dan pergi dari sana. Semua orang yang melihat itu kembali fokus pada pekerjaan mereka masing-masing. Membiarkan Clara sedih dan kecewa sendirian.
“Ish, kapan sih bisa buat pria berhati dingin itu jatuh cinta padaku!” gumam Clara putus asa.
***
Di sebuah kafe, Clara memesan ice americano dua cup. Teman-temannya menatapnya dengan kasian.
“Sudahi aja sih, udah satu tahun lebih kau suka padanya. Tapi, apa dia pernah sekali aja membalas perasaanmu? Bahkan hanya pura-pura?” ucap Firda prihatin.
“Hahh ... bagaimana caranya aku bisa melupakan pria jahat itu huh?” tanya Clara frustasi. Ia menaruh kepalanya diatas meja.
“Eh aku dengar, Pak Rio bakal makan malam sama teman lamanya,” ucap Firda setengah berbisik.
“Apa? Bagaimana kau bisa tau?” tanya Clara seraya mengangkat kepalanya dengan antusias.
“Aku mendengarnya tadi pas di lift. Sepertinya temannya itu baru pulang dari luar negeri. Soalnya dia sempet nanya gitu gimana rasanya tinggal di luar negeri. Dan mereka berjanji makan malam di depan restoran kantor,” jelas Firda.
“Jam berapa? Restoran yang mana? Kan banyak restoran.”
“Itu ... aku tidak tau,” jawab Firda merasa tidak enak hati.
“Oke, tidak masalah. Aku akan mencarinya di semua restoran. Tapi, apa temannya lebih cantik dariku? Jangan-jangan dia adalah alasan kenapa Pak Rio gak pernah mau nerima cintaku?” tanya Clara membuat dirinya down sendiri. Firda sudah pusing dan hanya bisa menggeleng-geleng kepala sambil menghabiskan minumannya.
***
Di ruang kantornya, Clara mulai terus menatap Rio dengan tajam. Setiap kali Rio bolak balik karena harus mengurus sebuah dokumen dan keluar masuk ruangan direktur. Selama itu mata Clara tidak pernah lepas dari gerak-gerik Rio. Bahkan Rio menyadari itu.
Saat pulang kerja, keduanya satu lift. Clara masih terus menatap Rio dan semua orang yang di sana menyadari hal itu. Rio semakin tidak nyaman. Saat pintu lift terbuka, Rio menahan tangan Clara dan membiarkan semua orang keluar. Hingga menyiksakan mereka berdua. Clara sedikit takut dan berjalan mundur. Rio menatapnya tajam ia menutup pintu lift dan kembali naik ke atas. Dengan perlahan Rio berjalan maju mendekat ke arah Clara.
“Apa yang sebenarnya kau lakukah hah?” tanya Rio dengan sinis.
“Apa maksud Pak Rio?” jawab Clara tanpa berani menatap wajah Rio.
“Tatap wajahku,” ucap Rio lagi.
“Tidak,” tolak Clara dengan semakin menundukkan wajahnya.
“Kenapa? Bukankah kau menatap wajahku terus-terusan sepanjang hari?”
“Kapan? Siapa? Aku? Wahh, tidak. Aku tidak melakukannya,” ucap Clara mengelak.
“Apa maumu?” Clara melipat bibirnya seolah tak ingin menjawab.
“Aku tau ada yang ingin kau tanyakan padaku bukan? Ini bukan pertama kalinya. Tapi entah kenapa aku merasa sangat tidak nyaman pada sikapmu hari ini. Apa kau tidak bisa berhenti menyukaiku?”
/0/4927/coverorgin.jpg?v=9718c6f21c4b8654775a3946340bd64b&imageMogr2/format/webp)
/0/2949/coverorgin.jpg?v=0de6347e304d2780a4ea09a260e11c82&imageMogr2/format/webp)
/0/5021/coverorgin.jpg?v=bc6abd5782a5baabd2e1e23c49ab8aa9&imageMogr2/format/webp)
/0/9123/coverorgin.jpg?v=df3ed85080829d0f669d3faefd033b48&imageMogr2/format/webp)
/0/2624/coverorgin.jpg?v=e6f881395758d217272b9b32d202169e&imageMogr2/format/webp)
/0/16087/coverorgin.jpg?v=f425e603ef7efb0b818e541223c50205&imageMogr2/format/webp)
/0/2944/coverorgin.jpg?v=f32ff99841eec6325b90b7435c5f720d&imageMogr2/format/webp)
/0/19596/coverorgin.jpg?v=4172502190521cf3752a4000f022e3b9&imageMogr2/format/webp)
/0/2666/coverorgin.jpg?v=b8d6b5da1f4c264c410b4090e9aaf42e&imageMogr2/format/webp)
/0/5306/coverorgin.jpg?v=012ca8746a9e37da3052943e031feac2&imageMogr2/format/webp)
/0/18757/coverorgin.jpg?v=45534e54ad36109b6f207435dbe4052f&imageMogr2/format/webp)
/0/2832/coverorgin.jpg?v=98e6c4c98c752164cf20c222a90d35ae&imageMogr2/format/webp)
/0/2596/coverorgin.jpg?v=2c7522c9f3ed3a9911a4df0ee2fccf0a&imageMogr2/format/webp)
/0/8908/coverorgin.jpg?v=800e60c90f2919a853d22d5ca40b66b0&imageMogr2/format/webp)
/0/2861/coverorgin.jpg?v=4cb1622da09fa516b5e1b4b7dfd2247e&imageMogr2/format/webp)
/0/17563/coverorgin.jpg?v=7266e4075eb37c48a5309bd3afef1cfe&imageMogr2/format/webp)
/0/24645/coverorgin.jpg?v=91b6eb3fa45ac33f191824f709ee3b72&imageMogr2/format/webp)
/0/2631/coverorgin.jpg?v=eaa6718167fd3ce990121f25fa01a958&imageMogr2/format/webp)
/0/5593/coverorgin.jpg?v=fe6e852727fb0cd06f392a8b50df6ff5&imageMogr2/format/webp)