Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Jangan Main-Main Dengan Dia
Aku Jauh di Luar Jangkauanmu
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
"Pa, aku tidak mau pa. papa tahu kan aku ini masih belum lulus kuliah? usia ku masih sangat muda untuk menikah. Aku tidak mau paa..." kata Marsha dengan nada memohon pada ayahnya.
"Papa tidak mau tahu, kau harus menikah dengan William. Anak sahabat papa itu bukan pria sembarangan Marsha, papa memberikan masa depan yang baik untuk mu!" seru Mario dengan nada penekanan dan tidak ingin di bantah.
"Ma, bantuin aku ma. Jangan diam saja ma, aku tidak mau menikah muda mah," bujuk Marsha dengan penuh permohonan pada Clara.
"Sayang, apa yang di katakan papa itu benar. Kau pasti akan bahagia dengan William. Dia anak dari Paman Lukas. kau tahu kan Paman Lukas pemilik Geovan Group? masa depan mu akan sangat baik jika kau menikah dengan William sayang," ujar Clara dengan suara lembut.
"Kenapa mama sama saja dengan papa!" ucap Marsha ketus.
"Marsha, meskipun nanti kamu menikah dengan William. Kau akan tetap bisa melanjutkan kuliah mu, jadi papa tidak ingin mendengar alasan apapun dari mu. Kau akan tetap menikah dengan William!" kata Mario tegas. Kemudian dia langsung meninggalkan putrinya itu.
Marsha menghela napas dalam, percuma saja membantah ayahnya. Itu tidak akan pernah berhasil untuknya.
Marsha Nicholas seorang gadis yang sangat cantik dan periang. Marsha adalah mahasiswi jurusan bisnis di salah satu universitas ternama di Toronto, Kanada. Di kampus Marsha sangat terkenal, bahkan banyak pria yang menganggumi Marsha. Marsha memiliki tubuh yang sangat ideal, tubuhnya ramping dan kulitnya putih.
Ayah Marsha berasal dari Kanada sedangkan ibunya asli orang indonesia. Marsha sudah tiga tahun tinggal di Kanada, sebelumnya Marsha bersekolah di Indonesia.
Marsha terpaksa meninggalkan Indonesia karena keinginan Mario membuka perusahaan di Kanada. Mario adalah pengusaha property yang cukup sukses. Sedangkan Clara sang ibu sering membantu perusahaan Mario.
Jika boleh memilih, Marsha lebih suka tinggal di Indonesia dari pada di Kanada. Masakan Indonesia adalah makanan kesukaan Marsha. Tapi Mario dan Clara melarang Marsha tinggal sendiri di Indonesia. Mungkin karena Marsha adalah anak tunggal jadi kedua orang tuanya banyak sekali melarang Marsha.
Tahun ini usia Marsha baru saja menginjak usia ke 20 tahun, Saat ini Marsha masih baru semester lima. Tapi ayahnya sudah berniat menjodohkannya dengan anak sahabatnya. Marsha memang mengenal sahabat dari ayahnya. Siapa yang tidak mengenal pemilik Geovan Group, perusahaan terbesar yang memiliki banyak anak perusahaan yang tersebar di berbagai negara.
Marsha memang tidak pernah mengenal sosok William putra dari sahabat ayahnya. Karena memang ayahnya mengatakan jika William baru saja pindah dari Italia ke Kanada. Entah harus di katakan beruntung atau sial karena memang Marsha tidak perduli dengan kekayaan seorang William Geovan.
Marsha ingin sekali menolak, tapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Alasan Marsha ingin menolak adalah karena sudah ada pria yang telah berada dihatinya. Pria bernama Raymond Jefferson yang sudah sejak dulu selalu ada di hari Marsha. Pria yang selalu Marsha tunggu. Pria itu juga yang Marsha inginkan menjadi suaminya. Namun kini, Marsha tidak tahu apa dia mampu melewati ini semua.
***
Marsha duduk di sebuah kafe dekat dengan kampusnya. Pagi ini Marsha datang lebih awal dari sebelumnya. Pikirannya terus memikirkan banyak hal tentu tentang perjodohan yang dia sediri tidak pernah menginginkan itu.
"Marsha," Suara seorang perempuan memanggil nama Marsha dengan cukup keras. Hingga membuat Marsha yang terngah duduk, menoleh ke sumber suara itu. Marsha tersenyum tipis saat melihat sosok perempuan berjalan menghampirinya, "Karin?" sapa Marsha.
"Marsha kenapa kau disini? kenapa tidak masuk kelas?" tanya Karin, lalu dia duduk di hadapan Marsha.
"Tidak rin. nanti saja," jawab Marsha singkat.
Karin mengerutkan dahinya, lalu dia menatap lekat Marsha. "Kau kenapa? Kau ada masalah?"
Marsha menghela nafas dalam. "Apa kau tahu ayah ku akan menjodohkan ku dengan anak dari sahabatnya."