Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Aku pingin jadi seperti kamu Nazeeya. Cantik, kaya dan semua orang suka denganmu."
"Hidup kamu sangat sempurna ya."
"Kamu pasti sangat bahagia."
Kalimat seperti itu sudah menjadi rutinitas bagi Nazeeya untuk didengar. Setiap hari ada saja yang memuji atau berkata iri kepadanya. Semua orang mengakui jika kehidupan Nazeeya sangat sempurna. Tetapi bagia Nazeeya, kehidupannya hanya nyaris sempurna. Itu hanya nyari, belum sempurna. Kehidupan Nazeeya tidak sempurna seperti yang dikatakan orang lain di luar sana. Menjadi putri tunggal seorang CEO perusahaan ternama di salah satu Negara tidak membuatnya bangga dan merasa memiliki hidup yang paling sempurna.
Mungkin jika keluarga Nazeeya lengkap, maka bisa dibilang hidup Nazeeya sangat sempurna. Tapi tidak. Nyatanya tidak ada manusia yang memiliki kesempurnaan dalam hidupnya. Termasuk Nazeeya. Dan sekarang hidup Nazeeya bukan lagi nyari sempurna, tetapi tidak sempurna.
Bagaimana tidak? Sejak Nazeeya berusia 10 tahun, Ayah dan Ibu Nazeeya memutuskan untuk berpisah karena diduga Ibu dari Nazeeya tidak bisa menjadi istri dan Ibu yang baik untuk anak-anaknya. Sehingga sejak saat itu Nazeeya hanya tinggal bersama dengan sang Ayah dan satu orang kakak laki-lakinya yang bernama Kivandra Aditya. Ketika Ayah dan kak Kivandra disibukkan oleh perkejaan mereka, Nazeeya biasa diurus dan dijaga oleh pengasuhnya.
Perjalanan hidup Nazeeya selama ini membuat Nazeeya di dewasakan oleh keadaan. Kekurangan kasih sayang dari seorang Ibu membuat Nazeeya hanya bermimpi untuk bisa memiliki kehidupan yang sederhana dan damai bersama dengan laki-laki yang dia cintai dan mencintainya. Apa yang terjadi pada kedua orangtuanya, sebisa mungkin Nazeeya tidak akan mengalaminya. Nazeeya tidak ingin anaknya merasakan kesedihan yang sama sepertinya.
Dan laki-laki yang beruntung itu bernama Giandra. Laki-laki yang Lavanya temui secara tidak sengaja.
"Aduh, ban mobil aku bocor lagi. Gimana ya? Mana ga ada bengkel di sekitar sini. Aku juga ga bisa ganti ban," ucap Nazeeya sendirian.
Nazeeya baru saja selesai meeting dengan beberapa klien nya. Meeting tersebut memakan waktu lama. Sehingga Nazeeya harus pulang malam kali ini. Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba saja ban mobil Nazeeya bocor. Tidak ada bengkel di sekitar sana dan keadaan sedang hujan deras. Nazeeya mencoba menelepon seseorang untuk membantunya. Tetapi sayangnya ternyata baterai handphonenya habis.
"Baterai handphone aku habis lagi."
Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki menghampiri mobil Nazeeya. Nazeeya merasa ketakutan. Nazeeya takut dijahati oleh laki-laki itu. Apalagi saat ini Nazeeya hanya sendirian.
"Permisi Mba. Mobilnya kenapa ya?" tanya laki-laki yang bernama Giandra.
"Kamu mau apa?"
"Ban mobilnya bocor ya? Ada ban serep ga? Biar saya bantu pasangkan."
Nazeeya tidak bergerak. Dia tetap diam di dalam mobilnya sambil berpikir apakah orang yang akan membantunya itu benar orang baik atau memiliki niat jahat yang lainnya.
"Hallo? Mau saya bantu ga? Kalau engga, saya pergi nih," tanya Giandra kembali.
Karena Nazeeya tidak ada pilihan lain, akhirnya Nazeeya pun menerima tawaran Giandra.
"I... Iya Mas. Sebentar."
Nazeeya keluar dari dalam mobilnya sambil membawa sebuah payung. Nazeeya ikut mengawasi Giandra menggantikan ban mobilnya. Hanya membutuhkan waktu beberapa menit ban serep pun sudah terpasang dengan sangat baik.
"Udah selesai ya. Semoga aja di jalan ga terjadi lagi," ucap Giandra.
"Terima kasih banyak ya. Sebentar."
Nazeeya kembali masuk ke dalam mobil. Lavanya mengambil dompet miliknya yang sangat tebal dengan uang dan beberapa kartu kredit serta debit nya.
"Ini Mas. Sekali lagi makasih banyak ya."
Nazeeya memberikan beberapa uang miliknya kepada Giandra. Tetapi Giandra langsung menolaknya. Karena Giandra memang ikhlas membantu Nazeeya.
"Ga usah. Terima kasih. Saya bantu kamu ikhlas. Lebih baik uangnya kamu simpan aja."
"Tapi Mas, Mas kan udah bantu saya. Ga apa-apa diambil aja Mas."
"Ga usah. Saya pergi dulu ya. Kamu hati-hati di jalan. Permisi."
Giandra langsung pergi begitu saja dengan menggunakan sepeda motornya yang sudah terkena hujan sedari tadi selama dirinya memasangkan ban serep mobil milik Nazeeya. Nazeeya termenung sebentar. Karena dia tidak habis pikir masih ada orang yang baik dan benar-benar ikhlas untuk membantu orang lain.
Tanpa di sadari Nazeeya tersenyum sendirian sambil melihat kepergian Giandra.