Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Iblis itu nyata ... Mereka ada disekitarku..
Siapa yang dapat menolongku?
Tidak ada!!
Aku harus bertahan seorang diri ...
"Jadi gimana Manda? Bisa, kan?" tanya Alvin di tengah-tengah meeting siang ini.
Manda diam sejenak, pikirannya menerawang entah kemana, sementara jemarinya sibuk memainkan pena di hadapannya. Matanya terus tertuju pada benda pink yang sudah menemaninya sebulan terakhir ini. Dia memang sangat menyukai semua hal yang berwarna pink.
Keputusan yang harus dipilihnya kali ini, bagai keputusan tersulit. Untuk mengatakan "IYA" seolah harus menguras seluruh energinya saat ini. Beberapa detik berlalu, Lalu dia mendongak dan menatap Alvin,"Oke."
Perusahaan mereka sedang membuka cabang di luar kota, tepatnya di kota MEDAN. Sebuah kota yang membuat Amanda ragu untuk melangkahkan kakinya ke sana. Bukan karena dia pernah punya kenangan pahit di sana, justru dia belum pernah sekali pun menginjakkan kakinya di kota itu.
'Udah 5 tahun ... Apa kabarnya?' gumamnya dalam hati.
"Oke fix, yang bakal berangkat ke Medan buat nemenin Pak Andre, yaitu Kevin, Vita, dan Manda. Good luck, ya," Kata Alvin di akhir meeting siang ini.
" Emangnya Pak Andre dari Jepang langsung ke Medan, Vin?" tanya Vita.
"Katanya sih gitu. Kumpul di sana aja, ya. Ya udah, kita tutup meeting siang ini. Kembali ke pekerjaan masing-masing. Sekian, terima kasih."
" Man, bareng ya ... Deni nggak jemput,"pinta Vita saat jam kantor usai.
" Iya, ayok."
Mereka segera melaju dengan naik mini cooper milik Manda dan segera menembus jalanan ibukota yang sedang diguyur gerimis.
"Besok mau ke Bandara bareng nggak, Man?" tanya Vita sambil fokus menscrool ponselnya, membuka berbagai notifikasi yang sudah memenuhi benda pipih miliknya sejak siang tadi.
Amanda hanya menggeleng,"Aku naik grab aja. Atau nanti deh nanya Kevin, bisa jemput nggak dia,"sahutnya santai.
Vita diturunkan di rumahnya yang ada di komplek perumahan mewah tak jauh dari kantor mereka.
"Thanks, Man ... Seeyou."
"Bye ... Balik ya."
"Hati-hati ya Man."
Manda kembali melajukan minicooper yang sudah 2 tahun ini bersamanya.
Hingga tiba di halaman rumahnya.
Dia berjalan gontai masuk ke rumah besar milik Andre. Yah, dia tinggal di rumah Andre, bos nya. Jangan berfikir jika diantara mereka ada hubungan terselubung yah. Tidak!
Antara Amanda, Andre dan Kevin memang sudah sangat lama saling mengenal.
Persahabatan mereka bertiga tidaklah disengaja. Sejak SMU mereka sudah dekat. Dan mereka bertemu dengan cara yang unik.
Flashback
Amanda saat SMU sudah aktif sebagai model. Malam itu Amanda yang baru saja selesai fashion show di sebuah tempat perbelanjaan di Kotanya, melihat sebuah pengeroyokan di tempat parkir yang sudah sepi.
Seorang pria dikeroyok sekelompok orang, suara hantaman benda tumpul pun beberapa kali terdengar dari tempat Amanda berdiri. Badannya kaku, antara takut, bingung dan ngeri bercampur jadi satu. Dia hanya seorang diri. Ingin menolong, tapi dia tidak punya keberanian apapun.
Lalu ...
"TOLOOOOOONG!! " Teriak Amanda keras keras. Hanya kata itu yang terlintas di otaknya saat itu.
Otomatis mereka menoleh dan langsung berlari pergi meninggalkan pria yang sudah babak belur itu begitu saja di tanah.
Amanda berlari menghampirinya, memeriksa setiap denyut nadi, jantung dan nafasnya.
"Alhamdulillah! Masih hidup ...." Dia lalu mencari ponselnya dan menghubungi seseorang.
Pria itu adalah Andre. Andre dulu seorang berandalan. Hobi nya hanya berkelahi, mabuk-mabukan dan mengkonsumsi narkoba. Sejak pertemuan itu, Beberapa kali Amanda selalu menolong Andre, saat dia kembali dihajar musuh musuhnya atau saat dia masuk ke jeruji besi, atau saat dia sakau karena obat obatan yang dia konsumsi.
Beberapa bulan berlalu ...
"Manda ... Please, tolongin Andre. Dia di kamarnya dari semalem, dan nggak mau keluar. Gue takut dia kenapa-napa. Loe kan tau, selain gue, cuma elu aja yang deket sama Dia," bujuk Kevin ditelepon siang itu.
Amanda menarik nafas dalam dalam, sebenarnya dia sudah lelah dengan tingkah Andre yang selalu berbuat onar.
"Ya udah, 15 menit lagi aku nyampe."
Semarah apapun Manda ke Andre, dia tetap tidak tega membiarkan Andre seperti itu. Baginya, kehadiran Andre dan Kevin selama beberapa bulan terakhir, membuat hidupnya jauh lebih ceria. Mereka berdua orang yang supel dan menyenangkan. Dan selalu ada untuk Manda.
Sampai di rumah Andre yang cukup megah, Kevin segera menarik tangan Amanda menuju kamar Andre.
"Sumpah gue nggak tau harus ngapain. Biasanya kalau elu yang bujuk, pasti dia mau dengerin Man."