Yuna menarik napas dalam, merasakan udara pagi yang sejuk menusuk kulitnya. Di hadapannya, kemegahan Mansion Jackson terpampang megah, gerbang besi tempa yang menjulang tinggi seolah menjadi gerbang menuju dunia lain. Dunia yang sangat berbeda dengan gubuk sederhana tempat ia dibesarkan, di mana atap bocor dan dinding tripleks menjadi pemandangan sehari-hari. Ia menghela napas lagi, memegang erat tali tasnya yang sudah lusuh. Di dalam tas itu, tak ada banyak barang, hanya sepasang pakaian ganti dan foto orang tuanya yang tersenyum getir. Senyum itu yang menjadi penguat hatinya.
Senyum yang penuh harapan, harapan agar Yuna bisa melunasi tumpukan hutang yang kini menjadi beban di pundak kecilnya.
Hutang itu berawal dari pinjaman rentenir untuk membiayai pengobatan sang ayah yang sakit keras. Pinjaman yang awalnya terasa seperti penyelamat, kini berubah menjadi jerat yang mencekik. Yuna tahu, satu-satunya cara untuk membebaskan orang tuanya dari penderitaan adalah dengan bekerja keras. Dan pekerjaan ini, menjadi baby sitter untuk anak Tuan Jackson, adalah satu-satunya kesempatan yang ia miliki. Ia tak peduli seberapa berat atau membosankan pekerjaan itu nantinya. Yuna hanya ingin bekerja, mengumpulkan setiap sen yang ia dapat, dan mengirimkannya pulang.
Ia menekan bel interkom, jantungnya berdegup kencang. Suara satpam yang ramah menyapa dari balik speaker, menanyakan keperluannya. Yuna dengan suara bergetar menyebutkan namanya dan tujuannya. Tak lama kemudian, gerbang besi itu terbuka perlahan, memberikan jalan bagi Yuna untuk melangkah masuk ke dalam pekarangan yang begitu luas. Halamannya ditanami berbagai jenis bunga dan pepohonan yang tertata rapi, air mancur di tengahnya memancarkan gemericik suara yang menenangkan. Semuanya begitu sempurna, kontras dengan kekacauan hidup yang Yuna alami.
Seorang asisten rumah tangga menyambutnya di depan pintu utama. Ia mengantar Yuna masuk, melewati ruang tamu yang didominasi oleh sofa kulit mahal dan lukisan-lukisan abstrak yang tak Yuna mengerti maknanya. Langit-langitnya tinggi dengan lampu kristal yang menggantung megah, memancarkan cahaya keemasan. Yuna hanya bisa menunduk, takut matanya yang desa ini merusak pemandangan indah di depannya. Ia merasa kecil, sangat kecil, di tengah kemewahan yang begitu asing.
"Yuna, ini ruang makan," suara asisten rumah tangga itu memecah lamunannya. "Tuan Jackson sudah menunggu di dalam bersama Nona Lily."
Yuna mengangguk, lalu mengikuti asisten itu ke dalam sebuah ruangan besar yang didominasi oleh sebuah meja makan panjang. Di sana, duduklah Tuan Jackson, seorang pria paruh baya dengan rahang tegas dan tatapan mata yang tajam. Di sampingnya, seorang anak perempuan berambut ikal duduk manis, memainkan sendoknya. Ia mengenakan seragam sekolah taman kanak-kanak, tas ransel kecilnya diletakkan di kursi sebelahnya. Itulah Lily, anak yang akan ia asuh.
"Selamat pagi, Tuan," sapa Yuna pelan, suaranya nyaris berbisik.
Tuan Jackson mengangkat kepalanya, mengangguk sopan, dan mempersilakan Yuna untuk duduk. Ia tak banyak bicara, hanya menunjuk sebuah piring berisi sarapan untuk Lily dan memerintahkan Yuna untuk menyuapi anak itu. Yuna mengangguk patuh. Ia duduk di kursi seberang, mengambil piring Lily, dan mulai menyuapi anak itu.
"Nanti, Yuna akan menemanimu sekolah, ya?" ujar Tuan Jackson pada Lily, suaranya lembut, sangat berbeda dengan tatapannya yang dingin.
Lily mengangguk antusias, "Asyik! Nanti aku ajak Kak Yuna main ayunan di taman sekolah!"
"Tentu," Yuna tersenyum, hatinya menghangat melihat antusiasme anak itu. Lily adalah anak yang manis dan ceria, membuat pekerjaan ini terasa lebih ringan.
Saat Yuna menyuapi Lily, Tuan Jackson sibuk dengan ponselnya. Tak lama kemudian, wajahnya mengeras, ia terlihat kesal. Yuna menduga Tuan Jackson sedang beradu argumen dengan seseorang. Yuna berusaha mengabaikan, melanjutkan tugasnya. Namun, tak lama kemudian, suasana tegang tiba-tiba menyelimuti ruang makan.
Suara langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar dari arah pintu, lalu seorang perempuan muncul. Rambutnya dicat pirang dengan model bob. Ia mengenakan pakaian yang sangat terbuka, menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Make-up-nya tebal dengan bibir merah mencolok. Yuna terkejut, ia tahu siapa perempuan itu. Ia adalah Bella, istri Tuan Jackson, yang sering ia lihat di majalah-majalah fesyen. Bella adalah seorang model yang terkenal, dan ia sering melakukan perjalanan ke luar negeri. Tak heran jika Yuna sering melihatnya di bandara saat ia akan menjemput barang di sana.
"Bella, dari mana saja kamu?" Suara Tuan Jackson terdengar dingin, penuh amarah.
/0/27225/coverorgin.jpg?v=afa14fbaade9b3a9d0c65a8433138a3b&imageMogr2/format/webp)
/0/16738/coverorgin.jpg?v=78834ef12abc12ccf44e059c7fbc7d75&imageMogr2/format/webp)
/0/18350/coverorgin.jpg?v=2d2967f9a95dc6e8d8accc80dac0dc3e&imageMogr2/format/webp)
/0/14227/coverorgin.jpg?v=43e9f650d324fa5274b2373f508d19b3&imageMogr2/format/webp)
/0/27200/coverorgin.jpg?v=b250a528e180dbffa54c6e5df87dedc1&imageMogr2/format/webp)
/0/28410/coverorgin.jpg?v=abfd9998c49dc9ebbbd7df12fc6584bf&imageMogr2/format/webp)
/0/28429/coverorgin.jpg?v=7c99feec9a63642670a17043f95d1b0b&imageMogr2/format/webp)
/0/13029/coverorgin.jpg?v=e98c3d1661d974d7b29292d90ebba939&imageMogr2/format/webp)
/0/20516/coverorgin.jpg?v=9e637b587732bf8bb851698178ff2fd3&imageMogr2/format/webp)
/0/29598/coverorgin.jpg?v=623a1480eb77d0bfb0a972fdbb9ef957&imageMogr2/format/webp)
/0/29537/coverorgin.jpg?v=609db9e113cb26b777db46db140400b4&imageMogr2/format/webp)
/0/19179/coverorgin.jpg?v=e247542b41ba980e2273d0e92daa010e&imageMogr2/format/webp)
/0/13496/coverorgin.jpg?v=66269e7169f3ab8feb7a9dde95b22a7f&imageMogr2/format/webp)
/0/29605/coverorgin.jpg?v=5cd06dbce145c08841abadbc718cc0b5&imageMogr2/format/webp)
/0/29581/coverorgin.jpg?v=cef77ef63ec72ae6bb83987cf0e7c459&imageMogr2/format/webp)
/0/3066/coverorgin.jpg?v=1968055e65003abae00f1e114a907847&imageMogr2/format/webp)
/0/4896/coverorgin.jpg?v=e4d73480546b66939e583eeaf04cb2d9&imageMogr2/format/webp)
/0/5888/coverorgin.jpg?v=88ed910bbcf55b640b1eb6eb4ed85c97&imageMogr2/format/webp)
/0/4290/coverorgin.jpg?v=f69af7fae1687f0e6c25f81bff95b97e&imageMogr2/format/webp)