Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Seorang pria yang pakaiannya compang camping dan robek di mana-mana tampak terdampar di sebuah ladang persawahan yang tidak dikenal. Pria ini tidak bergerak sama sekali, tidak diketahui apakah pria ini masih hidup ataukah sudah mati. Tapi yang pasti, pria ini diam dan tidak bergerak sama sekali.
Air sawah yang kotor mengenangi seluruh tubuhnya yang baru saja mengalami dampak terbakar yang hebat. Bekas-bekas luka bakar yang menimbulkan luka yang cukup parah tampak di sekujur tubuh pria ini. Bahkan wajahnya juga memerah seperti pernah terkena panas yang lumayan kuat.
Pria ini masih tampak muda, tapi menggerakkan tubuhnya saja dia tidak mampu. Pemuda ini bernama Sakya Kumara. Masih belum jelas kenapa pemuda ini bisa terdampar di area persawahan yang luas yang dikelilingi hutan yang lebat ini. Persawahan yang bahkan jauh sekali dari pemukiman penduduk.
Beruntung Sakya Kumara ini memiliki sedikit ilmu tenaga dalam yang sangat membantunya untuk bertahan di tengah terik matahari yang terus menyengat tubuhnya ini.
Tapi tenaga dalamnya juga berangsur-angsur mulai menghilang, meninggalkan kelemahan tubuhnya yang mungkin sebentar lagi akan ditinggalkannya.
Tidak tampak seorangpun yang bisa membantu pemuda yang tampak mulai sekarat ini. Hidupnya sudah di ujung tanduk. Tapi perjuangan pemuda ini untuk hidup yang membuatnya tetap bertahan, walaupun merasakan kesakitan yang luar biasa pada seluruh tubuhnya alibat luka parah yang dideritanya.
Tenaga dalam membuat tubuh Sakya Kumara lebih kuat dari biasanya. Dilihat dari luka bakarnya yang parah, hampir dipastikan kalau Sakya Kumara pernah melewati panasnya api yang mirip api neraka tapi masih menjadi misteri kenapa sekarang pemuda ini malahan terdampar di area persawahan yang terpencil.
Daerah persawahan ini jauh dari pertikaian yang mungkin terjadi, yang bisa membuat Sakya Kumara terkapar dan tidak bisa bangun lagi. Namun yang terus menjadi misteri adalah luka bakar parah yang dideritanya. Luka bakar ini sangat tidak umum untuk luka bakar akibat api biasa.
Biasanya Sakya tidak akan merasakan apapun karena pengerahan tenaga dalamnya yang bagus, tapi kali ini Sakya merasakan perih di sekujur tubuhnya, padahal air kotor dari sawah yang dingin sudah mendinginkan kulitnya yang melepuh parah terkena efek panas yang mirip api neraka ini.
Sakya Kumara berusaha mengerahkan tenaga dalam untuk meredakan sakit yang dideritanya, tapi tidak ada energi apapun yang keluar dari dalam tubuhnya. Tenaga dalamnya sudah hilang. Sudah tidak ada lagi energi yang akan melindungi tubuh lemahnya ini.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Kenapa tenaga dalamku hilang semuanya?" pikir Sakya Kumara.
Tubuhnya terasa sakit sekali. Pakaiannya tampak berantakan karena sebagian terbakar oleh api membara yang mungkin telah dia lewati.
“Kenapa aku harus mendarat di tempat yang kotor seperti ini? Aku berasal darimana sebenarnya? Kenapa sekarang aku hanya ingat namaku saja, Sakya Kumara?" gumamnya.
Sakya Kumara benar-benar kehilangan ingatan masa lalunya. Hanya namanya Sakya Kumara yang masih tertinggal di benaknya, selebihnya dia lupa sama sekali kejadian yang dialaminya. Tapi ada lagi satu kata yang melintas di benaknya. 'Pendekar' yang merupakan jagoan pembela kebenaran yang menjadi tujuan hidupnya.
Tempat ini begitu indah dengan pepohonan hijaunya membuat Sakya Kumara merasa tenang berada di tempat ini, walaupun sudah banyak air kotor persawahan yang telah masuk ke dalam mulutnya, karena dia terdampar dengan posisi tengkurap sehingga wajahnya sebagian tertutup oleh kotornya air sawah.
Seekor kerbau hitam tampak mulai mendekati Sakya Kumara dan mengendus-endus dirinya membuat dirinya terpaksa merangkak untuk menyeret tubuhnya sedikit menjauh. Dia belum sanggup untuk berdiri dan berjalan menjauhi persawahan ini.
“Di sini begitu banyak sekali jenis makhluk hidup," ujar Sakya. “Kenapa aku merasa baru kali ini aku melihat banyaknya kehidupan ya? Sebenarnya asalku ini darimana?"
Sakya Kumara terus berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Tapi kondisi tubuhnya yang lemah membuatnya berpikir saja susah dan kepalanya mulai terasa pusing lagi.
Rasa sakit yang dideritanya membuat Sakya Kumara mulai pingsan lagi dengan sebagian tubuhnya tertutup air di persawahan. Kekuatan hidupnya berangsur-angsur menghilang seiring dengan makin melemahnya kondisi tubuhnya.