/0/13690/coverorgin.jpg?v=34d407bff7def1b62c3b6d9da1a2d824&imageMogr2/format/webp)
"Tidak Ayah! Aku tidak mau."
"Kamu tidak bisa menolak keinginanku, Amanda. Aku sudah berjanji kepada Tuan Pedro untuk menjadikanmu istrinya."
"Ayah gila! Ayah tega menikahkan aku dengan pria yang usianya seumuran dengan Ayah. seharusnya dia menjadi Ayahku dibandingkan menjadi suamiku."
Amanda terpaksa sedikit bicara keras karena dia tidak menyetujui permintaan Ayahnya yang ingin menikahkannya dengan seorang pemilik tanah kaya raya di desa itu.
"Amanda! Dengarkan aku! Jika kamu tidak menikah dengannya sekarang maka Tuan Pedro akan menagih hutang kepada Ayah. Ayah sudah banyak meminjam uang kepadanya."
Amanda terkejut mendengar alasan kenapa dia dipaksa menikah dengan pria tua saat ini juga. Amanda tidak menyangka jika Ayahnya tega menjualnya kepada Tuan tanah kaya raya hanya untuk membayar hutang.
Air mata Amanda jatuh, dia merasa kalau pria yang dipanggilnya Ayah bukan lagi seperti Ayah yang dikenalnya. Amanda menatap pilu pada pria yang usianya menginjak lima puluh tahun.
Semenjak kematian Ibunya, Tuan Chris banyak berubah. Dia pulang malam dan membiarkan Amanda sendirian dirumah, suka mabuk-mabukan, berjudi bahkan banyak warga yang mengatakan kalau Tuan Chris sering bersama wanita bayaran kelas teri.
Amanda berusaha tidak mempercayai semua yang didengarnya dari orang lain. Tapi ketika Tuan Chris sendiri yang mengatakan langsung dihadapan Amanda maka kini Amanda merasa dia sudah tidak mengenal Ayahnya lagi.
Rasa kecewa, marah dan juga kesal dengan Ayahnya membuat Amanda memilih pergi dari rumah itu. Amanda memilih meninggalkan Ayahnya yang terus memaksa Amanda untuk menikah dengan Tuan Pedro minggu depan.
"Amanda! Kamu mau kemana? Pernikahanmu dengan Tuan Pedro akan dilakukan minggu depan. Ayah sudah berjanji kepadanya."
Tuan Chris menyampaikannya sambil berteriak karena Amanda terus berjalan dengan hati terluka. Amanda meninggalkan rumahnya sambil meneteskan air mata. Sepanjang jalan semua orang menatap Amanda dengan air mata yang terus jatuh.
Ocean Beach adalah tujuan Amanda ketika dia merasakan hatinya bersedih atau merindukan Ibunya. Nyonya Beatrice yang mengenalkan Amanda dengan pantai. Kini ketika hatinya terluka dengan sikap Ayahnya, Amanda ingin duduk dipantai itu. Mengadu pada ombak dan juga bercerita dengan angin yang berhembus.
Air mata yang tidak kunjung berhenti membuat Amanda kembali terisak menangis.
"Ibu! Kenapa Ibu terlalu cepat meninggalkanku? Aku sendirian! Aku butuh dirimu."
Hiks! Hiks!
"Lihat apa yang dilakukan Ayah kepadaku? Dia menjualku pada pria tua yang seharusnya aku panggil Ayah. Dia menjualku demi uang yang telah dia terima. Aku membencinya, Bu."
Amanda kembali menangis dengan memeluk lututnya. Dia tidak memiliki keluarga selain Ayahnya. Hanya disini dia merasa bisa berteman dengan angin pantai dan suara ombak.
"Aku ingin lari meninggalkannya, Bu. Tapi aku sudah berjanji kepadamu untuk menjaganya sampai tua. Apa yang harus aku lakukan, Bu?"
Amanda terus bicara sendiri dengan suara ombak yang ikut menghempaskan air laut ke batu karang dengan keras, seperti bagaimana perasaan Amanda saat ini.
Duduk sendiri di pantai sambil meluapkan rasa amarahnya membuat emosi Amanda perlahan menghilang. Amanda menghapus sisa air matanya dengan tangan. Dia menatap lurus ke depan melihat hamparan laut yang luas.
"Apakah aku harus mengikuti keinginan Ayah untuk bisa membuatnya bahagia? Tapi apa aku sanggup melakukannya?"
Perasaan bergejolak itulah yang membuat Amanda dilema. Pikirannya kacau serta tidak tahu harus melangkah kemana. Ketika Amanda memalingkan wajah untuk menghilangkan kebingungan, Amanda melihat sesuatu di tepi pantai dekat batu karang yang cukup besar.
"Apa itu?"
Amanda berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati sesuatu yang menarik perhatiannya.
Semakin Amanda mendekat, Amanda semakin terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Mayat?" ucapnya kaget ketika dia melihat sebuah tubuh pria yang ada di dekat batu karang.
Amanda semakin mendekat dan melihat tubuh yang terapung itu. Amanda melihat tubuh pria dengan luka dibagian wajah, perut, bahkan celana yang digunakannya juga robek.
"Apa yang harus aku lakukan? Apa pria ini masih hidup atau sudah mati?"
Amanda terlihat bingung, dia tidak mau dituduh sebagai pembunuh. Amanda melihat kesekitarnya untuk meminta bantuan tapi tidak ada satupun orang dipantai saat ini.
"Aku harus memeriksa nafasnya."
Amanda mendekatkan telinganya ke arah hidung pria itu, ketika telinga Amanda berada dalam jarak yang dekat dengan hidungnya, pria itu perlahan membuka mata, "Help!"
Amanda kaget karena merasa mendengar sesuatu, padahal niat Amanda untuk mendengar nafas pria yang ditemukannya.
"Apa dia baru saja bicara?" Amanda sampai sedikit menjauhinya karena terkejut.
Mata pria itu tertutup kembali, Amanda bingung apakah yang didengarnya merupaja suara pria ini atau bukan. "Jika dia sudah mati, lalu suara tadi....."
Pikiran Amanda sudah berkelana kedunia lain. Dia mengira jika suara tadi adalah suara pria yang sudah tewas menjadi hantu. Amanda ingin berdiri tapi dia merasakan sesuatu yang menahan kakinya.
Ketika Amanda melihatnya kebawah, dia terkejut ketika tangan pria itu memegang pergelangan kakinya.
/0/19245/coverorgin.jpg?v=22b1f68eeefe2fcb98fb459b90630e51&imageMogr2/format/webp)
/0/16424/coverorgin.jpg?v=8c2663e3156d9460a8aa6c31436e0dff&imageMogr2/format/webp)
/0/12318/coverorgin.jpg?v=92463296cacd01955ba2c61ad1cc7369&imageMogr2/format/webp)
/0/3102/coverorgin.jpg?v=20250120140725&imageMogr2/format/webp)
/0/7714/coverorgin.jpg?v=abfa39172a66c8f77a357e0be611862a&imageMogr2/format/webp)
/0/6239/coverorgin.jpg?v=a550e4fdde05d5a66d8b168ae72b9974&imageMogr2/format/webp)
/0/15614/coverorgin.jpg?v=c418b1aaaf998551827b3d1ad249b85a&imageMogr2/format/webp)
/0/2746/coverorgin.jpg?v=448db4eb343ee254be965967a044f6e4&imageMogr2/format/webp)
/0/30691/coverorgin.jpg?v=dcfd293ed4ecd50f1a2adda1ce0fa51f&imageMogr2/format/webp)
/0/13480/coverorgin.jpg?v=20250123145259&imageMogr2/format/webp)
/0/16995/coverorgin.jpg?v=58c39fc3a5e3fe5313df237efab70edf&imageMogr2/format/webp)
/0/8464/coverorgin.jpg?v=bb2fa6976040b74967606847f472435d&imageMogr2/format/webp)
/0/15442/coverorgin.jpg?v=20250123120823&imageMogr2/format/webp)
/0/23272/coverorgin.jpg?v=20250609214737&imageMogr2/format/webp)
/0/24592/coverorgin.jpg?v=20250623183329&imageMogr2/format/webp)
/0/27433/coverorgin.jpg?v=7a086612048aac2fa69a096d49b2ecb7&imageMogr2/format/webp)
/0/16787/coverorgin.jpg?v=20240318174241&imageMogr2/format/webp)
/0/17353/coverorgin.jpg?v=31a343bf3182b63d1bda1c4e4f708406&imageMogr2/format/webp)
/0/4100/coverorgin.jpg?v=be69257ec3832768c912e84ebe5c3eda&imageMogr2/format/webp)