Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Bagaimana jadinya kalau kalian mendengar kata mafia? Apakah kalian takut dengan mafia? Atau sebaliknya kalian menjadi tegang. Bahkan kalian akan lari terbirit-birit ketika bertemu dengan mereka.
Di sini aku bercerita tentang kedua kakak beradik yang notabenenya kembar. Mereka adalah Bayu dan juga Fendy. Meskipun mereka kembar dan juga tampan. Namun mereka adalah pria yang terkejam dan juga dingin seperti es batu. Eh... salah... seperti gunung es yang berada di antariksa. Salah lagi deh Antartika.
Pada malam itu Fendy yang selesai melakukan aktivitas fisik terganggu dengan ponselnya. Lalu Fendy segera mengangkat ponsel itu tanpa melihat namanya.
"Hallo," sapa Fendy yang duduk di sofa.
"Kapan kamu pulang???" tanya suara pria paruh baya yang berada di seberang sana.
"Ini siapa ya?" tanya Fendy yang benar-benar tidak tahu.
"Aku bapakmu," jawab pria itu.
"Tumben papa menelpon. Ada apa Pa?" tanya Fendy.
"Di mana adikmu?" tanya pria itu lagi.
"Ada. Bayu sedang latihan bersama di markas," jawab Fendy.
"Besok malam kalian harus sudah berada di rumah. Kalau tidak kalian akan tanggung akibatnya!" titah pria itu.
"Baiklah," ucap Fendy yang melemah.
Sambungan terputus.
Fendy menghela nafasnya tanda kesal. Fendy tahu apa yang akan dibicarakan kali ini. Fendy bingung mau menjelaskan masalah ini ke Bayu.
"Pasti pembahasannya adalah kapan kalian menikah?" gumam Fendy yang kesal.
Tak lama kemudian datang saudara kembarnya itu yang bernama Bayu. Dengan wajah dinginnya Bayu masuk ke dalam kamar Fendy. Bayu melemparkan tubuhnya di ranjang king size milik Fendy.
"Apakah kamu dapat telepon dari Papa?" tanya Bayu yang malas.
"Dapat," jawab Fendy yang duduk.
"Memangnya kenapa kita disuruh pulang ke Jakarta?" tanya Bayu.
"Ya biasalah. Papa ingin menagih janji kita," jawab Fendy.
"Janji apa?" tanya Bayu yang menyelidik.
"Kamu enggak tahu janji itu?" tanya Fendy yang kesal.
"Jujur aku enggak tahu," jawab Bayu.
"Kamu tahu tiga bulan ke depan usia kita sudah menginjak dua puluh delapan tahun. Kalau dalam tiga tahun ini kita enggak dapat cewek. Maka papa mama akan menjodohkan kita dengan perempuan aneh," ucap Fendy yang kesal.
Seketika Bayu teringat akan janji itu. Matanya membelalak sempurna. Bayu segera bangun dari tidurnya.
"Apa!!" seru Bayu.
"Iya itu benar. Itulah perjanjian yang sudah kita tanda tangani. Sebelum kita ke tanah Finlandia sini," jawab Fendy.
"Sial bener ya kita. Gara-gara tanda tangan itu kita dikejar deadline," ujar Bayu yang lemah.
"Kamu kira ini deadline?" tanya Fendy yang kesal.
"Anggap saja kita dikejar deadline. Bagaimana kita bisa mencari dalam tiga bulan ke depan? Apakah kita harus menculik dua wanita untuk dinikahi?" tanya Bayu balik.
"Bisa saja. Kalau aku mudah. Tinggal culik, sekap selama beberapa bulan lalu nikahi," jawab Fendy yang asal.
"Kalau kamu enggak suka?" tanya Bayu.
"Ya tinggal cerai saja. Balikin ke rumah orang tuanya dengan baik-baik," jawab Fendy enteng.
"Kamu itu Fen... Sifatmu yang satu itu tidak bisa berubah ya?" tanya Bayu.
"Lebih baik kamu pulang. Aku tetap di sini berkarir sebagai gitaris dan juga produser musik. Kalau pun mereka mencari aku bilang saja sibuk!" perintah Fendy.
"Terserahlah. Kalau aku enggak balik gimana?" tanya Bayu.