5.0
Komentar
712
Penayangan
16
Bab

Meisya terpaksa harus memberikan sesuatu yang berharga dalam dirinya demi mendapatkan uang untuk operasi ayahnya. Dan dia memberikannya kepada seorang lelaki, yang tak lain adalah kekasih dari sahabatnya sendiri--Mario namanya. Tetapi, berujung pada dirinya yang dimanfaatkan oleh lelaki itu sebagai pemuas hasratnya. "Ma-maksud lo? Gue nggak ngerti. Lo udah punya Pelangi. Buat apa lo menginginkan gue?" "Gue nggak menginginkan lo sebagai pacar, Meisya. Gue... " Mario menjeda ucapannya sejenak. "Gue cuma pengen lo jadi jalang gue. Tidur sama gue kapan pun gue minta."

Bab 1 Prolog

"Gue... gue hamil, Kak," ucap Meisya pelan, namun masih terdengar jelas oleh lelaki yang berada di dekatnya saat ini.

Lelaki itu sontak tertawa mendengarnya. "Nggak mungkin, Sya! Kita selalu main aman. Gue selalu ngeluarinnya di luar. Kalau kelepasan di dalam juga, seharusnya nggak masalah. Lo rutin minum pilnya, 'kan?"

"Gue minum terus, kok, setelah berhubungan sama lo. Lo lihat sendiri gue selalu minum itu."

"Apa lo pernah main sama yang lain juga?"

"Nggak pernah!" seru Meisya murka. Enak saja menuduhnya sembarangan. "Cuma sama lo doang, Kak." Mario memang meminta Meisya hanya berhubungan dengannya saja, tapi dia sendiri malah berhubungan dengan perempuan lain. Mario selalu memakai pengaman ketika bersama yang lain, itu cara dia meyakinkan Meisya agar tetap mau berhubungan dengannya tanpa memakai pengaman. Sungguh, Meisya tak kuasa menolaknya. Karena lelaki itu punya sesuatu yang dia gunakan untuk mengancam Meisya agar selalu mau menuruti apa pun keinginannya.

"Sekarang gue harus gimana?? Ini anak elo, Kak," ujar Meisya dengan air mata yang sudah mulai menggenang. Dia tidak akan menggugurkan janin yang tidak berdosa ini. Melakukan hubungan intim di luar nikah saja, dia sudah sangat berdosa. Apalagi membunuh janin yang sama sekali tidak bersalah ini?

"Nikahi gue, Kak... " lirih Meisya. Dia memegang pergelangan tangan Mario-memohon pada lelaki itu.

Mario terdiam.

Meisya tertegun ketika Mario melepaskan tangannya perlahan, pikiran negatif tiba-tiba saja muncul dibenaknya. Apa Mario menolak untuk menikahinya?

"Sorry, Sya. Gue belum siap menikah. Lo tahu sendiri alasannya. Kalau pun gue ingin menikah nantinya, Pelangi lah yang akan gue nikahi. Bukan elo, atau perempuan mana pun... "

Meisya tersenyum kecut mendengarnya. Dia merasa sedih atas penolakan Mario yang enggan menikahinya padahal dia tengah mengandung darah daging lelaki itu sendiri. Pelangi lagi dan lagi... kenapa harus selalu ada nama Pelangi? Perempuan yang sangat dicintai Mario sepenuh hatinya. Tidak seperti Meisya atau perempuan lain, yang bagi Mario, hanya sebagai pemuas nafsunya.

Meisya memejamkan kedua matanya sejenak dan kemudian membukanya perlahan. Dia harus bisa mengontrol emosinya saat berbicara dengan Mario. Kalau dia emosi, masalah tak akan selesai, yang ada Mario akan ikutan emosi juga.

"Tapi, Kak... gimana dengan nasib anak kita?" Meisya tak dapat membendung air matanya yang mulai berjatuhan membasahi pipinya. "Dia butuh seorang ayah."

"Kita bisa membesarkannya bersama, tanpa harus menikah," ujar Mario enteng-membuat Meisya membekap mulutnya tidak percaya.

Meisya menggelengkan kepalanya. Bukan ini yang dia mau. Dia ingin membesarkan anaknya bersama dengan Mario dalam sebuah ikatan resmi. Apa kata orang kalau tahu dia hamil tanpa suami? Orang tua Meisya juga belum mengetahuinya. Entah bagaimana tanggapan kedua orang tuanya nanti. Kedua orang tuanya yang hidup dengan ekonomi pas-pasan itu, berharap banyak kepadanya. Mereka ingin Meisya sukses suatu hari nanti.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Jatuh Cinta dengan Dewi Pendendam

Jatuh Cinta dengan Dewi Pendendam

Juno Lane
5.0

Sabrina dibesarkan di sebuah desa terpencil selama dua puluh tahun. Ketika dia kembali ke orang tuanya, dia memergoki tunangannya berselingkuh dengan saudara angkatnya. Untuk membalas dendam, dia tidur dengan pamannya, Charles. Bukan rahasia lagi bahwa Charles hidup tanpa pasangan setelah tunangannya meninggal secara mendadak tiga tahun lalu. Namun pada malam yang menentukan itu, hasrat seksualnya menguasai dirinya. Dia tidak bisa menahan godaan terhadap Sabrina. Setelah malam penuh gairah itu, Charles menyatakan bahwa dia tidak ingin ada hubungan apa pun dengan Sabrina. Sabrina merasa sangat marah. Sambil memijat pinggangnya yang sakit, dia berkata, "Kamu menyebut itu seks? Aku bahkan tidak merasakannya sama sekali. Benar-benar buang-buang waktu!" Wajah Charles langsung berubah gelap. Dia menekan tubuh Sabrina ke dinding dan bertanya dengan tajam, "Bukankah kamu mendesah begitu tidak tahu malu ketika aku bersamamu?" Satu hal membawa ke hal lain dan tidak lama kemudian, Sabrina menjadi bibi dari mantan tunangannya. Di pesta pertunangan, sang pengkhianat terbakar amarah, tetapi dia tidak bisa meluapkan kemarahannya karena harus menghormati Sabrina. Para elit menganggap Sabrina sebagai wanita kasar dan tidak berpendidikan. Namun, suatu hari, dia muncul di sebuah pesta eksklusif sebagai tamu terhormat yang memiliki kekayaan miliaran dolar atas namanya. "Orang-orang menyebutku lintah darat dan pemburu harta. Tapi itu semua omong kosong belaka! Kenapa aku perlu emas orang lain jika aku punya tambang emas sendiri?" Sabrina berkata dengan kepala tegak. Pernyataan ini mengguncang seluruh kota!

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku