Tanpa Rasa
yang sudah mengering. Tidak ada yang perlu disesali, menangis pun tidak ada gunanya. Semua
rlakukannya dengan lembut hingga mereka berdua menyatu. Untuk pertama kalinya Meisya melihat seorang lelaki dewasa dengan tubuh polos, dan itu adalah pacar dari sahabatnya sendiri. Badan Mario itu bagus
g tak lain adalah sahabat dari Meisya sendiri. Dari jauh, Meisya bisa melihat raut wajah senang pada lelaki itu. Seperti tidak ada beban sama sekali
li ke dalam kamar dan duduk di p
a kali melepas keperawanan. Tadi, dia melakukannya selembut mungkin, tapi tetap saja perempuan yang
sendiri sakitnya." Meisya memaksakan senyu
ya
manggut
et sama Pelangi, Kak." Mei
a dan menatap perempuan itu penuh arti. "Gue enggak pernah da
gak mendengar
ma dia. Padahal gue pengen banget, Sya! Jujur aja, bisa dibilang hasrat se
terima kasih udah jadiin gue yang pertama buat lo." Tapi, lo bukan yang perta
umur 17 tahun, sebelum mengenal Pelangi. Dia baru berpacaran dengan Pelangi, ketika kelas 3. Namun, dia tidak pernah mel
*
h dari hotel. Meisya ingin langsung membayar ad
ga ayah gue cepet sembuh," tutur Meisya sebel
sudah memberikan kepuasan padanya. Dia sengaja memberikam transferan uang lebih pada
h sakit. Apa dia terlalu kejam pada perempuan miskin yang merupakan sahabat Pelangi it
tentu bisa mendapatkan uang segitu dal
enawaran Meisya-padahal dia tahu perempuan itu tampak ragu awalnya. Perempuan yang biasa ditiduri Mario berada di Jakarta, bukan di Bandung. Di Kota Kembang tempat dia mengenyam kuliah ini, namanya bersih. Dia tidak ingin orang-orang me
ain perempuan, namun yang berhubungan intim dengannya hanya Sonya seorang. Mario juga selalu memakai pengaman ketika bermain dengan perempuan itu. Dia tidak mau sampai terkena penyakit kelamin. Walau dia tahu, Sonya tidak perawan lagi ketika pertama kali memasukinya. Perempuan itu sudah berjanji hanya akan
gi meninggalkannya dan tidak akan pernah kembali lagi. Perempuan yang dicintainya, sebelum kenal dengan Pelangi. Mario pernah mencintai seseorang begitu dalam dan bera
abene-nya sebagai adik kelas-mampu membuat hari-hari Mario yang suram, kembali berwarna. Sayangnya,
risan di sana, sebelum panitia yang la
a kasi
t pengamatannya, perempuan itu selalu sendiri. Ketika Mario ingin menghampiri kemarin, Pelangi lebih dulu duduk di sebelah perempuan itu. Mar
g dibantunya ketika hari kedua ospek. Bukan tanpa sebab Mario membantunya waktu itu. Dia t
an dia," gu
a hanya sekedar mirip sifatnya dengan seseorang di masa lalunya. Mario hanya menyukai sifatnya saja, tidak lebih. Mereka selama ini serin
n bernama Meisya itu akan dibuat
*
g sedang duduk di depan p
ibunya yang tampak melamun. Tidak me
bunya Meisya,
ak usah. Biar Ibu aja yang jagain Ayah.
kolah hanya sampai kelas 2 SMP saja. Pekerjaan yang bisa dilakukannya saat ini hanya menjahit. Dan pesanannya tidak banyak juga, hanya sedikit yang mau mem
gembira untuk Ayah, Bu
Meisya. Penasaran dengan apa yang
erasi, Bu! Aku udah
nya Deborah heran. Dia menatap Meisya penuh selidik. Bagaima
angnya." Meisya sendiri tidak yakin sebenarnya kalau Mario adalah orang yang
*
ri man
minim. Beberapa hari di rumah sakit, cuma lampu teras saja yang dinyalakan jika dia p
ya mengalihkan, tanpa menjawab pertanyaan Pelangi. Dia
ue hubungi nggak bisa-bisa. Mana m
yang tentu saja berbohong. Karena tadi dia pergi be
manggut-
arusan d
habis ca
Udah setengah jam gue di sini, kayak
ang. Maaf, ya, udah bikin lo khawatir. Ponsel gu
u masu
yam buat makan malam bareng sama lo.
a makan sedikit." Padahal Meisya belum makan sama sekali dari rumah sakit, niatnya tadi
malah tega berhubungan dengan kekasih sahabatnya itu. M