Tanpa Rasa
erempuan itu sudah banyak membantunya. Meisya malu pada Pelangi. Sahabatnya itu sudah sering memberi bantuan berupa materi padanya, dan Meisya bahkan belum bisa menggantinya. Padahal mereka baru b
anding dengan apa yang P
awarinya, tapi kerjaannya bentrok dengan jadwal kuliah Meisya. Dia masih semester dua, jadwal kuliahnya masih padat. Meisya juga mendapat info lowongan kerja sebagai pelayan di sebuah club and bar ya
narnya merasa tidak enak dengan Pelangi, takut mengganggu sahabatnya itu yang sedang bersama kekasihnya. Dia kadang sungkan untuk makan bertiga dengan mereka, t
berada dan mempunyai kekasih sempurna seperti Mario. Sedangkan Meisya? Dia ha
ultas Teknik seperti Meisya dan Pelangi juga. Mario mempunyai otak yang cerdas, tajir dan tampan pastinya. Mario d
sa ospek. Pelangi mengenalkan Mario kepadanya. Tidak, Meisya tidak patah hati mengetahui itu. Karena dia hanya sekedar mengagumi Mario. Sekarang, sejak awal semeste
an sejak ayahnya dirawat. Dia bingung harus bagaimana mencari solusi atas
dah hampir satu tahun dia mengenal lelaki itu. Menurutnya, Mario adalah sosok lelaki yang baik, memang cocok dengan Pelangi. Tiba-tiba Meisya
ggak dihabisin, Sy
sarapannya banyak," ujar Meisya berbohong.
Mau balik ke k
eh d
abe! Kamu masih mau di sini
ku mau di sini
ya ingin menghampiri Mario. Perihal masalahnya, Meisya akan meminta bantuan kepada Ma
eisya celingukan mencari, ternyata lelaki itu sedang duduk di bawah p
" panggil M
gannya pada Meisya. "Iya, Sya. Ada apa?" tanyanya deng
p. Dia meremas rok
tempat kosong di sebelahnya. Setelah Meisya duduk, Mario mem
um d
mbuka tutup botol, lal
h orang yang memang ditakdirkan untuk membantu gu
uk. Katakanlah bahwa dia tidak tahu malu, berani-berani ingin meminjam ua
nti
g bange
Meisya mulai menjelaskan semuanya, mengenai ayahnya yang harus
membutuhkannya," ujar Meisya
yang l
sepertinya bisa memb
Meisya dalam, "Gue bisa bantu lo, t
untuk menggantinya? Ibunya hanya seorang penjahit, penghasilannya tidak seberapa. Buat kuliah sa
nggak? Gue nyari kerjaan dulu. M
rio. "Maaf gue n
gue mo
p bayar, gue ngg
hal lain?" tanya Meisya den
r yang biasa lo pake aja, harganya nggak ad
ya. Memang berapa harga mootor bututnya jika laku dij
ngan keperawanan gue?" Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Meisy
i mulut Meisya. Seorang sahabat yang selalu Pelangi
sya yang tampak tidak yakin dengan apa yang perempuan itu ucapkan baru saja.
menga
yak
liti Meisya dari kepala sampai ke
ut gue s
ma
etelah itu, gue akan langsung transfer uangnya. Dan ngg
ah
butuhkan uangnya. Bagaimana bisa dia mendapatkan uang dalam waktu sekejap? Melacur di club pun, belum ten
keputusan yang diambilnya ini adalah salah. Demi sang ayah yang sedang
menerima tawarannya? Yang artinya akan mengkhianati kekasihnya itu. Meisya buka
uknya, beda dengan Mei
ario yang sudah melangkah lebih dulu, dan ber
karang
e lagi nggak ada d
h ada satu mat
ario enteng. "Buruan ambil tas lo dulu sana! Gue
apas berat. Dia berjal
ja dosennya belum masuk," ujar Pelan
asaan bersalah dalam dirinya. Dia akan berhubun
gue ada salah." Meisy
Pelangi mengurai pelukannya dan mena
ou oka
ak enak badan. Tapi, sekarang kayaknya gu
ng kalau gitu. Gu
sendiri. Gue balik dulu." Meisya bu