Pelaminan Tanpa Mempelai

Pelaminan Tanpa Mempelai

Diganti Mawaddah

5.0
Komentar
34K
Penayangan
48
Bab

Sequel dari novel 'Enam Tahun Tanpa Malam Pertama' Dosa masa lalu orang tua, kini berbalik menimpa dirinya. Ditinggalkan di hari pernikahan oleh sang Kekasih, tetapi malah menikah dengan anak dari musuh besar kedua orang tuanya. Pernikahan seperti apa yang akan ia jalani?

Bab 1 Pelaminan Tanpa Mempelai

"Ya Allah, bagaimana ini, Pa? Zamir tidak bisa dihubungi. Nomor ponsel kakaknya juga tidak aktif. Apa yang harus kita lakukan pada Siwi? Tamu undangan sudah hadir semua dan ini sudah telat satu jam." Ria merasakan sesak di dadanya. Belum pernah dia dipermalukan dengan sadis seperti ini. Bagaimana mungkin dia membatalkan semuanya?

"Aji sedang menyusul ke rumah Zamir. Kita tunggu saja kabar darinya. Semoga calon menantu kita dan keluarganya baik-baik saja," ujar Teja masih berusaha berpikiran positif.

Posisinya sebagai kepala keluarga tidak boleh panik. Walau jujur saja, kondisi hati dan perasaannya sedang tidak baik-baik saja. Nalurinya sebagai lelaki mengatakan, ada yang tidak beres dengan Zamir. Teja menoleh pada sang putri yang tengah menunduk dan terisak dalam. Diremasnya dalam ujung kebaya yang menjuntai hingga mata kaki. Pakaian pernikahan yang sudah sangat cantik dikenakan oleh putrinya. Teja berjalan mendekat pada Siwi, lalu merangkul pundak gadis yang masih bergetar sampai saat ini.

"Semoga semuanya baik-baik saja," bisik Teja pada putrinya.

Drt

Drt

"Pa, ini Aji!" Ria memberikan ponselnya pada suaminya, saat muncul nama Aji di layar.

"Halo, assalamualaykum, Ji. Bagaimana?"

"Kacau, Pa. Lelaki itu bre***k! Mereka sekeluarga tidak ada ada di rumah, Pa. Kata tetangga, tengah malam semuanya pergi naik mobil yang menjemput. Barang di rumahnya juga sudah tidak ada. Mereka kabur, Pa. Bagaimana ini?" Wajah Teja memucat. Matanya mengerjap beberapa kali menahan air mata agar tidak tumpah. Hatinya sakit melihat sang putri yang dengan mulut setengah terbuka, menanti kabar yang keluar dari bibirnya. Mata gadis itu basah, dengan make up yang sudah amat berantakan

"Pa ... bagaimana?" Ria saja menahan napas mengajukan pertanyaan yang dia sudah tahu jawabannya.

"Siwi ... mm ... Zamir dan keluarganya kabur dari rumah. Tidak akan ada pernikahan hari ini, Nak," ucap Teja dengan suara gemetar. Tangannya terkepal menahan amarah yang membakar hati dan juga kepalanya. Siwi jatuh terduduk di kursi dalam ruangan ganti. Begitu pun Ria, yang merasakan seluruh tulang dalam persendiannya terlepas dari tempatnya.

"Saya bersedia menikah dengan Siwi. Biarkan saya menggantikan Zamir." Suara bariton yang berasal dari pintu ruang ganti, membuat Teja, Ria, dan juga Siwi menoleh dengan mata terkejut.

"Raka ... kamu ...."

Bersambung

Next tidak?

Sebelum membaca judul ini, pastikan kalian membaca terlebih dahulu cerbung "Enam Tahun Tanpa Malam Pertama" ya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Diganti Mawaddah

Selebihnya

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku