Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
"Ying'er ah! Berhenti baca novelmu dan makan malam!"
Suara marah seorang gadis muda terdengar di sebuah ruangan kecil.
"Ehh Hui'er tunggu sebentar ini mulai menyenangkan!"
Li Shi Ying mengabaikan peringatan saudara kembarnya dan terus membaca novel ringan populer "Istri Tercinta Pangeran Naga" .
"Arghhh baiklah! Aku akan makan dulu dan jangan salahkan aku jika kamu sakit." Li Shi Hui menghentakkan kakinya dengan marah dan makan malam sendirian di dapur.
Li Shi Ying bahkan tidak mendengar apa yang dikatakan Hui'er kepadanya karena dia terlalu fokus membaca.
Novel ringan ini terlalu menarik!
Tamparan!
Lemah menjadi kuat!
Seorang pembunuh terkenal abad ke-22 dalam tubuh wanita sampah yang tidak berguna!
Semua ini adalah genre novel ringan favoritnya.
"Ahhh betapa hebatnya jika aku bertransmigrasi seperti ini!" Li Shi Ying setengah berteriak di kamar tidurnya ketika dia sudah membaca semua bab terbaru dari novel ringannya saat ini.
Li Shi Ying merasa sangat sedih dan kecewa ketika dia sudah membaca semua bab terbaru dari novel tersebut.
Tanpa ada kesenangan yang tersisa, dia dengan malas menyeret tubuhnya ke dapur untuk memakan makan malamnya yang sudah dingin.
Malam itu seperti biasa setelah teleponnya berdering tanpa baterai, dia tidur dengan tenang sambil memeluk boneka lumba-lumba berukuran sedang dan boneka beruang cokelat besar yang menjaganya tetap aman di sampingnya.
Sakit! Sakit sekali!
Seluruh tubuhnya terasa sakit luar biasa.
Rasanya seperti setiap bagian tubuhnya diiris dengan seribu pisau.
Terutama perutnya.
Dia merasakan sakit yang luar biasa di perutnya.
Seluruh wajahnya langsung dipenuhi keringat. Saat rasa sakitnya bertambah, Li Shi Ying tidak dapat menahannya lagi dan langsung ingin membuka matanya karena mengira perutnya bermasalah.
Dia menyesal tidak mendengar peringatan saudara kembarnya!
Dan sekarang perutnya sangat sakit.
Jika tidak, dia tidak perlu bangun dan minum obat karena dia tidak akan bisa tidur lagi!
Namun, saat ia hendak membuka mata, gelombang demi gelombang rasa sakit yang menusuk menyerbu ke dalam kepalanya diikuti oleh banyaknya serpihan kenangan yang tidak dikenalnya.
Kepalanya begitu sakit hingga ia berharap ia bisa mati saja. Apa-apaan ini sampai membuatku sakit kepala? Ya Tuhan, kasihanilah dia!
Tubuhnya yang kecil dan tidak terlalu sehat tidak sanggup menahannya lagi! Akhirnya seolah Tuhan mendengar doanya, rasa sakitnya berkurang perlahan hingga kepalanya terasa jauh lebih baik.
Tanpa disadarinya, rasa sakit di tubuhnya terutama di perutnya juga hilang begitu saja. Li Shi Ying menghela napas lega dan memutuskan untuk melanjutkan tidurnya.
Ia tidak peduli dengan semua kenangan aneh di dalam kepalanya. Ia hanya ingin tidur nyenyak.Namun, saat ia hendak melanjutkan tidurnya yang indah, setetes demi setetes air menetes ke wajahnya.
Apa yang terjadi sekarang?
Mungkinkah Adelle (kucingnya) meneteskan air liur di wajahnya? Tunggu saja sampai aku menangkapmu dan menampar pantatmu yang putih! .
Shi Ying membuka matanya lebar-lebar saat bersiap menangkap kucing nakalnya dan memukul pantatnya.
Namun sayang, saat ia membuka matanya, yang dilihatnya bukanlah kucingnya yang lucu dan berbulu yang meneteskan air liur di wajahnya, sebaliknya yang dilihatnya adalah seekor panda berbulu besar dengan rahang terbuka lebar tepat di depan wajahnya.
Dia tidak punya waktu untuk berteriak ketika tubuhnya bergerak sendiri untuk melarikan diri dari tempat itu.
HAUP!
Panda berbulu besar itu tidak menggigit apa pun kecuali udara dan menggeram dengan marah saat ia berlari mengejar apa yang disebut "mangsanya"
Yang disebut "mangsa" itu sudah berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan nyawanya yang mungil.
"Apa-apaan benda itu??? Kalau bukan karena refleksku yang hebat, aku pasti sudah mati jadi santapan!!!"
Li Shi Ying mengumpat dalam hati, tetapi kakinya tidak berhenti bergerak.
Jantungnya berdebar kencang karena takut saat dia hampir digigit oleh panda berbulu halus itu.
Dia terlalu panik dan stres saat itu hingga dia tidak menyadari lingkungannya yang aneh.
Dia berpikir dalam benaknya,
"Ini pasti mimpi! Tapi kenapa rasanya begitu nyata?!" Saat Li Shi Ying asyik dengan pikirannya sendiri, panda besar berbulu halus di belakangnya sudah menyusul dan dengan tubuh besarnya, menghalangi jalan Li Shi Ying untuk melarikan diri.
"F*ck! Apa yang telah kulakukan padamu, spesies yang dilindungi sampai begitu marah bahkan ingin memakanku?!" Li Shi Ying meraung marah kepada panda terkutuk di depannya.
Dia begitu marah hingga berbicara dalam bahasa Sunda, bahasa kampung halamannya.
Yang mengejutkannya, panda itu menggeram sekali seolah mengerti ucapannya dan tampak ingin mengangkat tubuhnya dengan telapak tangannya yang besar.
Namun yang membuatnya tercengang bukanlah geraman panda atau aksinya melahapnya.
Yang membuatnya begitu terkejut hingga hampir pingsan adalah saat ia mendengar dengan jelas bahwa panda itu mengatakan sesuatu dalam bahasa jawa, bahasa kampung halamannya. (Ngomong ngomong LinShi Ying ini Cina Jawa ya!)