Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Miss Black Puteri CEO Yang Terbuang

Miss Black Puteri CEO Yang Terbuang

Icha Lauren

5.0
Komentar
2.1K
Penayangan
34
Bab

Sejak lahir, Rose tidak mengenal siapa ayah kandungnya. Ia tinggal bersama ibunya dan menjalani kehidupan sederhana. Menjelang ulang tahunnya yang kesembilan, sang ibu meninggal dunia. Sejak itu, Rose tinggal bersama paman dan bibinya. Bibi dan sepupunya kerap kali memperlakukan Rose sebagai pembantu. Rose hanya pasrah pada nasib, hingga seorang pria bernama Denzel menemukannya. Denzel mengatakan pada Rose bahwa ia adalah putri kandung Louis Brown, CEO dari perusahaan property terbesar di kotanya. Namun karena sang ayah mati terbunuh, Denzel menyuruh Rose tetap menyembunyikan identitasnya demi keselamatan dirinya. Sekaligus Denzel meminta paman dan bibi Rose agar memperlakukan Rose selayaknya anak kandung sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, Rose mengubah namanya dari Rose Black menjadi Rose Carter. Dia adalah mahasiswi fakultas seni dan bisnis. Ia adalah mahasiswi terbaik yang memiliki prestasi mengagumkan. Rose juga mendalami alat music biola yang membuatnya menjadi violinis terkenal di media sosial dengan nama Miss Black. Di kampus maupun di tempat kursus biola, Rose memiliki saingan bernama Anneth yang selalu berusaha menjatuhkannya. Anneth menantang Rose untuk tampil sebagai violinis tunggal di sebuah konser music dengan tujuan mempermalukan Rose. Tapi pada kenyataannya Rose justru berhasil memukau penonton. Hidup Rose bertambah rumit ketika Luke, anak angkat ayahnya datang setelah tujuh tahun menghilang. Luke diadopsi oleh Louis dari panti asuhan karena istri sahnya tidak dapat memiliki keturunan. Ia berusaha mencari tahu siapa Miss Black yang merupakan pewaris sebagian besar harta kekayaan ayahnya. Luke akhirnya berhasil membuka penyamaran Rose. Namun mereka saling membenci. Luke menganggap Rose adalah wanita murahan sama dengan ibunya yang telah berselingkuh dengan ayahnya. Sementara Rose menganggap Luke sebagai pria egois yang gila harta. Mereka saling bersaing hingga akhirnya Luke memaksa Rose untuk menikah dengannya di atas sebuah perjanjian. Jika Rose menolak, maka Luke akan membuka identitasnya di public sebagai Miss Black. Di samping itu ancaman teror terhadap nyawa Rose mulai nyata. Ancaman itu sebenarnya berasal dari Peter Adams, ayah Denzel sekaligus musuh besar Louis Brown. Ia juga bekerja sama dengan Hendrick, adik Louis Brown yang mengincar harta kekayaan kakaknya. Sementara Denzel adalah mata-mata yang ditempatkan Peter untuk mengontrol hidup Rose. Denzel bermaksud menikahi Rose untuk menguasai semua harta kekayaannya. Luke dan Rose yang sudah menikah secara rahasia terikat oleh perasaan benci dan cinta. Sementara pernikahan mereka diganggu oleh Denzel dan Anneth. Di saat Rose hamil, Peter dan Hendrick menculik Rose dan berusaha melenyapkannya. Rose berhasil diselamatkan oleh Denzel dan Luke. Denzel mengorbankan dirinya dengan menerima tembakan dari ayahnya sendiri demi menyelamatkan Rose. d. Akhir cerita: Rose memilih hidup tenang bersama Luke dan calon bayi mereka. Rose menjadi pelukis dan violinis sedangkan Luke menjadi CEO Brown Group. Peter dan Hendrick dipenjara atas kejahatannya.

Bab 1 Identitas Tersembunyi (Part 1)

"Rose, cepat ganti bajumu lalu memasak makan siang. Aku sudah kelaparan," seru Chloe.

Gadis manja itu bertumpu pada satu tangan sambil menyandarkan kepalanya di sofa. Ia meraih bungkus potato chips dari meja lalu merobeknya sembarangan.

"Sebentar lagi, Chloe. Aku mau ganti baju," jawab Rose hendak berlalu ke kemarnya.

Siang itu hujan turun dengan deras di luar. Rose yang selalu pulang sekolah dengan berjalan kaki terpaksa menerobos hujan. Payung usang yang dibawanya tidak dapat menahan terjangan air, sehingga seragam sekolahnya basah kuyup.

Lily yang baru keluar dari dapur langsung mencengkeram tangan Rose.

"Jangan membantah. Lakukan apa yang Chloe perintahkan. Jika tidak aku tidak akan memberimu makan hari ini," kata Lily melotot.

"Tapi, aku basah, Auntie. Aku perlu menjemur sepatu dan mengganti baju sebelum memasak. Jika tidak, aku akan mengotori dapur."

Lily memandangi kondisi keponakan suaminya yang tampak menyedihkan itu. Tidak ada rasa kasihan sama sekali, tetapi ia justru merasa jijik.

"Benar juga. Cepat sana mandi, baumu membuatku ingin muntah. Tapi ingat, aku hanya memberimu waktu lima belas menit. Setelah itu cepat ke dapur!"

"Baik, Auntie," jawab Rose buru-buru menyingkir. Ia takut bibinya akan berubah pikiran.

Lily memutar tubuhnya. Ia berjalan menghampiri Chloe, putri semata wayangnya yang bertubuh tambun.

"Mom, kenapa membiarkan Rose mandi? Apa sekarang Mommy mulai menyayangi Rose lebih daripada aku?" tanya Chloe sambil mengunyah chips di dalam mulutnya.

"Tidak mungkin, Honey. Sampai kapan pun Mommy tetap membenci Rose. Dia adalah benalu di keluarga kita. Jika bukan karena ayahmu bersikeras mengajaknya tinggal disini, Mommy tidak akan mengizinkannya," ucap Lily berapi-api.

"Rose terkena air hujan. Kalau dia tidak membersihkan badan, nanti kita akan sakit perut saat memakan masakannya," sambung Lily mengemukakan alasannya.

"Oh, begitu. Tapi Mom, ada gunanya juga Rose berada di rumah kita. Paling tidak kita memiliki pembantu yang bisa disuruh-suruh. Nanti malam aku juga akan memaksa Rose mengerjakan tugas Sains dari Mr. Taylor."

Setengah berlari, Rose menuju ke belakang rumah lalu menjemur sepatunya yang basah. Itu adalah sepatu satu-satunya yang ia miliki. Bila besok pagi belum kering, mungkin ia tidak dapat berangkat ke sekolah.

Rose mandi dengan cepat lalu merendam seragam sekolahnya dengan air sabun. Ia masih punya banyak pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan. Pertama memasak makan siang, kedua mencuci seragam, dan ketiga membersihkan kamar tidur bibinya dan Chloe. Setiap menit yang berlalu akan sangat berharga bagi Rose.

Tangan terampil Rose sudah terbiasa meracik bumbu dan bahan. Karenanya tidak butuh waktu lama, Rose berhasil menyelesaikan masakannya.

"Auntie, Gwen, makan siangnya sudah siap," kata Rose menghidangkan sup jamur dan ikan tuna di atas meja.

Lily dan Gwen bergerak dengan malas dari ruang tengah. Rose menarik dua buah kursi untuk ibu dan anak itu. Dengan santainya, Lily dan Gwen duduk di meja makan sambil menikmati hidangan yang menggugah selera. Sungguh mereka bagaikan Nyonya dan Nona Besar yang memiliki pelayan setia. Mereka tidak mempedulikan Rose yang berdiri di pojokan sambul menelan salivanya.

Perut Rose sudah keroncongan minta diisi. Namun seperti biasa ia harus menunggu sampai bibi dan sepupunya selesai makan. Ia hanya diperbolehkan menyentuh makanan sisa, kecuali saat pamannya ada di rumah.

"Hmmmm, aku kenyang. Aku mau ke kamar untuk istirahat," kata Chloe beranjak pergi.

Lily menghabiskan minumannya lalu menatap Rose dengan tajam.

"Kamu boleh makan. Jangan lupa cuci piring dan bersihkan meja makan."

Rose mengangguk. Dengan patuh, gadis itu melakukan titah bibinya. Ia tidak keberatan diperlakukan sebagai pembantu karena ia memang hidup menumpang di rumah pamannya. Barangkali hanya dengan cara ini, ia bisa membalas budi baik mereka.

Perlahan Rose duduk di kursi, mengambil sendok untuk mencicipi sup jamur buatannya. Rasanya sungguh gurih dan lezat, mirip dengan sup jamur buatan mendiang ibunya.

Yah, Rose sangat merindukan ibunya yang telah tiada. Dahulu ia menghabiskan hari demi hari yang bahagia bersama sang ibu meskipun kehidupan mereka sederhana. Sehari-hari ibunya bekerja sebagai juru masak di restoran kecil demi membiayai kehidupan mereka. Sedangkan untuk ayah kandungnya, Rose tidak pernah mengetahui identitasnya. Toh itu tidak terlalu penting. Bagi Rose memiliki seorang ibu saja sudah lebih dari cukup. Bahkan ia tidak ambil pusing dengan ejekan teman-teman sekolahnya yang menyebutnya sebagai anak haram.

Sayang sekali kebahagiaannya terenggut pada hari ulang tahunnya yang kesembilan. Ketika itu wajah ibunya mendadak pucat dan mengeluh sakit di bagian dada. Tak lama kemudian, ibunya jatuh pingsan sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Karena peristiwa pahit itu, Rose tidak mau merayakan hari ulang tahunnya lagi.

Tak terasa bulir air mata jatuh ke pipi Rose. Mengingat kenangan lama membuat hati Rose berdesir hebat. Ia menghabiskan supnya lalu membereskan meja makan. Menyibukkan diri adalah jalan terbaik untuk bisa melupakan kesedihannya.

Selesai dengan pekerjaan rumah tangga, Rose membuka pintu kamarnya. Ruangan berbentuk bujur sangkar itu lebih mirip bilik seorang pelayan daripada kamar anak gadis. Tapi tidak mengapa. Yang terpenting ia masih memiliki tempat untuk bermalam.

Rose berjalan menuju laci meja. Tangannya meraba-raba untuk mencari sesuatu. Sebuah benda berwarna keperakan diambil oleh Rose dari dalam laci. Dengan hati-hati, Rose menimang benda itu di telapak tangannya. Seuntai kalung perak dengan liontin mawar hitam yang unik. Kalung itu adalah pemberian ibunya sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Rose masih ingat bagaimana sang ibu meminta padanya untuk menyimpan kalung tersebut.

"Kalung apa ini, Mom?" tanya Rose kecil terkejut.

"Ini adalah kalung black rose pemberian ayahmu. Namamu diambil dari nama kalung ini. Mommy tidak pernah memberitahumu mengenai siapa ayah kandungmu. Tapi kalung inilah yang akan membawamu kepadanya."

Rose kecil menggeleng, pertanda tidak mengerti apa yang dimaksud oleh ibunya.

"Nanti pada saatnya kamu akan mengerti, Rose. Simpan kalung ini baik-baik."

Semenjak itulah, Rose selalu menyimpan kalung peninggalan ibunya. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat kalung tersebut termasuk pamannya.

"Rose, buka!" teriak Chloe menggedor pintu.

"Tunggu sebentar."

Rose segera mengembalikan kalungnya di dalam laci kemudian membuka pintu.

"Kenapa lama sekali? Aku kira kamu sedang enak-enakan tidur," sembur Chloe menunjukkan ekspresi marah.

Chloe membawa setumpuk kertas dan tiga buah buku di tangannya. Dengan kasar, ia meletakkan barang bawaannya di atas kasur Rose hingga menimbulkan bunyi gedebuk.

"Kerjakan tugas sains dan matematika ini sampai selesai. Jika belum selesai, kamu tidak boleh makan malam. Mengerti?"

"Iya, Chloe, akan kukerjakan."

"Bagus. Antar ke kamarku nanti."

Begitu urusannya beres, Chloe meninggalkan kamar Rose. Chloe paling malas jika harus belajar apalagi mengerjakan tugas sekolah. Beruntung sekarang dia memiliki Rose yang berotak cerdas tapi mudah ditindas.

Rose memungut buku milik Chloe dan memindahkannya ke atas meja. Tanpa mengeluh, ia mengerjakan tugas itu bersamaan dengan tugasnya sendiri.

Entah berapa lama Rose berkutat dengan pelajarannya hingga terdengar suara yang sangat dikenalnya dari balik pintu.

"Rose, kenapa tidak makan? Ini sudah jam tujuh."

"Itu Uncle Josh," gumam Rose senang.

Gadis itu bangkit berdiri dan membuka pintu untuk pamannya.

"Uncle sudah pulang dari kantor?"

"Iya, Rose. Uncle membeli pizza kesukaanmu. Ayo kita makan."

"Aku akan menyusul, Uncle, tapi aku harus menyelesaikan tugas sekolah dulu."

Josh mengerutkan dahinya.

"Apa Chloe memaksamu lagi untuk mengerjakan tugasnya? Anak itu benar-benar pemalas."

"Tidak apa-apa, Uncle. Aku senang bisa membantu Chloe."

"Uncle melarangmu untuk menuruti kemauan Chloe. Dia harus belajar bertanggung jawab. Ayo ikut Uncle."

Josh menggandeng tangan Rose melewati ruang tengah. Disitu Lily dan Chloe sedang asyik menonton siaran gosip di televisi.

"Chloe, mulai sekarang kerjakan sendiri tugasmu. Jangan menyuruh Rose melakukannya. Apalagi melarangnya untuk makan malam," hardik Josh kepada putrinya.

Chloe mengalihkan pandangan dari layar televisi kepada Rose. Matanya melotot, menunjukkan kekesalan teramat besar pada sepupunya itu. Pasti Rose baru saja mengadu sehingga sang ayah membentaknya.

"Kenapa kamu memarahi putri kita? Tidak masalah jika Rose sesekali membantu Chloe. Itu adalah bentuk rasa terima kasihnya karena kita sudah membiayai sekolahnya. Lagipula anak kita butuh banyak istirahat, Josh," jawab Lily membela Chloe.

"Apa kamu lupa kalau Rose mendapatkan beasiswa penuh? Aku perhatikan setiap hari Chloe bermalas-malasan, tidak mau belajar. Mau jadi apa dia jika kamu terus memanjakannya?"

"Kenapa kamu terus menerus membela anak haram ini daripada putrimu sendiri?"

"Jangan merendahkan Rose. Dia adalah keponakanku, anak dari adik perempuanku."

"Bukankah perkataanku tidak salah? Buktinya tidak ada yang mengetahui siapa ayah biologis Rose," cela Lily.

Perdebatan Josh dan Lily terhenti karena melihat breaking news kasus pembunuhan seorang milyader ternama.

"Polisi masih terus memeriksa delapan orang saksi yang diduga menghadiri meeting bersama Tuan Louis Brown di hotel Mozia," ucap sang pembawa berita.

Hampir dua bulan kasus kematian Louis Brown ditangani oleh pihak kepolisian. Namun, hingga kini belum ditemukan siapa pelaku yang meracuni CEO Brown Group tersebut. Misteri pembunuhan ini telah menjadi perbincangan hangat di tengah warga kota.

"Kalau menurutku pembunuhnya adalah kerabatnya sendiri. Mereka mengincar harta kekayaan Tuan Louis, karena dia sudah bercerai dari istrinya dan tidak memiliki anak kandung," ucap Lily sok tahu.

"Belum tentu. Bisa juga salah satu karyawan atau relasi bisnisnya," sahut Josh menebak-nebak.

Stasiun televisi yang menyiarkan berita tentang Louis Brown kemudian menampilkan foto-foto pria itu. Rose ikut menyaksikannya. Louis Brown terlihat seumuran dengan pamannya, Josh, tapi parasnya jauh lebih tampan.

Rose tertarik mengamati foto pria itu. Entah mengapa ia merasa mata dan bibir pria itu mirip dengan dirinya.

"Apa ini khayalanku saja? Tidak mungkin aku memiliki kemiripan dengan seorang CEO,"

batin Rose menepis pikirannya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Miss Black Puteri CEO Yang Terbuang
1

Bab 1 Identitas Tersembunyi (Part 1)

25/04/2022

2

Bab 2 Identitas Tersembunyi (Part 2)

25/04/2022

3

Bab 3 Rose, Sang Violinis

25/04/2022

4

Bab 4 Are You Miss Black

25/04/2022

5

Bab 5 Mata mata

25/04/2022

6

Bab 6 Tamu Penting di Kelas Melukis

26/04/2022

7

Bab 7 Aku Ingin Tahu Siapa Dirimu

26/04/2022

8

Bab 8 Memancingnya Dari Tempat Persembunyian

26/04/2022

9

Bab 9 Pindah ke Mansion

26/04/2022

10

Bab 10 Diikuti Pria Misterius

26/04/2022

11

Bab 11 Pertemuan di Panti Asuhan (Part 1)

26/04/2022

12

Bab 12 Pertemuan di Panti Asuhan (Part 2)

26/04/2022

13

Bab 13 Bahaya Yang Mengintai

26/04/2022

14

Bab 14 Menuduh Tanpa Bukti

26/04/2022

15

Bab 15 Musik Dari Seorang Dewi

26/04/2022

16

Bab 16 Kau Harus Mati

26/04/2022

17

Bab 17 Temani Aku Tanpa Membantah

27/04/2022

18

Bab 18 Mawar Berdarah

27/04/2022

19

Bab 19 Apa Yang Dia Rencanakan

27/04/2022

20

Bab 20 Dua Sisi Berbeda

27/04/2022

21

Bab 21 Balas Ciumanku

27/04/2022

22

Bab 22 Jangan Berani Menyebut Namanya

27/04/2022

23

Bab 23 Kesepakatan Pernikahan

28/04/2022

24

Bab 24 Temui Kekasihmu

29/04/2022

25

Bab 25 Penolakan Yang Menyakitkan

29/04/2022

26

Bab 26 Kamu Racun Sekaligus Obat Penawarku

01/05/2022

27

Bab 27 Pengawal Pribadi

01/05/2022

28

Bab 28 Ratusan Mawar di Hari Pernikahan

01/05/2022

29

Bab 29 Bayar Lunas Kesalahanmu

02/05/2022

30

Bab 30 Malam Pengantin yang Tak Terlupakan

10/05/2022

31

Bab 31 Takut Jatuh Cinta

14/05/2022

32

Bab 32 Kamu Adalah Wanitaku

18/03/2023

33

Bab 33 Rencana Berbahaya Denzel

18/03/2023

34

Bab 34 Jadilah Model Lukisanku

19/03/2023