Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri CEO Yang Terbuang Oleh Suami Licik

Istri CEO Yang Terbuang Oleh Suami Licik

Inulminul

5.0
Komentar
216
Penayangan
4
Bab

Bagaimana perasaanya seorang istri jika suaminya selingkuh? Siapakah selingkuhan suaminya Clarisa? Lalu, siapakah dalang penyebab kecelakaan kedua orang tuanya Clarisa?

Bab 1 Akibat Lumpuh Suaminya Menjadi Dingin

Ada sebuah mobil mewah yang mahal berkisaran milyaran dengan mengendarai mobil melaju sangat kencang dia atas rata-rata. Dia bernama Clarisa yang masih cantik belia berumur 22 tahun mengemudi sendiri setelah pulang dari kantornya.

"Kenapa dengan mobilku ini! Kenapa tidak bisa di rem, bagaimana ini? " gumam-Clarisa sambil mengotak atik rem yang tidak bisa ditekan dan selalu lolos.

'Ya Alloh tolonglah hamba-Mu ini yang sedang dalam kesusahan.Tolong...selamatkan hamba-Mu ini yang lemah,' gumam Clarisa di dalam hati yang berdoa sebelum mobilnya oleng tak tentu arah.

Braaak..!

Mobil yang dikendarai oleh Clarisa adalah istri dari Andika William yang dulunya adalah karyawan ayahnya Clarisa.Clarisa adalah putri tunggal Mitra Jaya Group yang dulunya dipegang oleh ayahnya Clarisa. Clarisa putri yang akan meneruskan semua perusaahan dan menjadi CEO wanita yang paling muda.

Setelah Andika berhasil menikahi putri tunggal Tuan William, semua perusaahannya menjadi berpindah tangan.Ya,setelah 1 bulan Clarisa menjadi istrinya Andika.Lalu,Clarisa dikabarkan bila kedua orang tuanya Clarisa kecelakaan di tol Cipularang. Ibu dan ayahnya Clarisa meninggal di tempat kejadian kecelakaan.

Kecelakaan terhadap kedua orang tuanya ini sungguh misterius?Tetapi Clarisa tak mau memperpanjang masalah.Clarisa mengira ini semua sudah jalan takdir-Nya masing-masing.

Clarisa terjatuh ke sebuah jurang dan mengakibatkan mobilnya mengeluarkan asap dan akan terbakar. Clarisa tak sadarkan diri di dalam mobil tersebut.

Mobil sirine polisi dan mobil ambulance secara berdatangan bersama. Polisi mengerahkan semua pengawal dan menguras tenaga. Polisi sangat kesusahan mengambil Clarisa di dalam mobil jurang yang dalam.

"Buka pintu mobilnya! Mobilnya akan terbakar kalau telat mengambil wanita yang masih di dalam mobil." perintah Pak Polisi dengan ikut menyelamatkan Clarisa. Setelah pengambilan korban tersebut, mobilnya terbakar dengan mengeluarkan ledakan.

Lalu, Clarisa di bawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulance.Pihak Polisi berwajib menghubungi keluarga Clarisa."Hallo... Apakah benar ini dengan suami Nyonya Clarisa? " tanya Pak Polisi.

Andika selaku suami Clarisa bingung di hubungi di sebrang sana.

"Iya benar. Maaf ini dari siapa ya? Kenapa ponsel istri saya bisa bersama,Anda.Dimana istriku? " jawab Andika dengan sangat sopan.

"Ini saya dari pihak kepolisian dari Banjarmasin, istri Anda mengalami kecelakaan di daerah Banjarmasin.Anda bisa segera menyusul ke Rumah Sakit sekarang untuk dimintai keterangan." jawab Pak Polisi dengan tenang.

Deg!

Deg!

Bagaikan di sambar petir di siang bolong. Andika yang sedang rapat dengan klienya harus mendapatkan berita yang membuat Andika membatalkan acara rapat tersebut.

"Loh, Pak! Kok di masukan kembali berkas dan leptopnya, memangnya ada masalah urgen? Sehingga Bapak membatalkan rapat dengan klien yang dari Korea. "tanya Desi dengan wajah ditekuk.

"Maaf, saya membatalkan rapat kita di sini. Saya ada masalah urgen di keluarga saya. Lain kali akan ku lanjutkan rapatnya." Permohonan kepada semua kru klienya.

Andika sangat tergesa-gesa melangkah kakinya bagaikan ayam jantan menemukan makanan di depan sana.

Andika memasuki mobil mewahnya lalu menancapkan gas pedalnya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Hatinya tak karuan bagaikan disayat pisau yang tajam, fikranya kacau dan tak bisa berfikir dengan jernih.

Tak membutuhkan waktu lama, Andika sudah sampai di rumah sakit. Andika sudah di sambut dengan polisi dan ada saksi mata yang tau kejadian Clarisa akan kecelakaan dan terjatuh di jurang.

"Selamat datang Pak Andika? Mari kita temui Nyonya Clarisa di dalam ruangan? "sapa Pak Polisi.

Andika masuk dengan tubuh bergetar dan matanya berkaca-kaca.Andika sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan buliran kristal bening di depan para polisi.

**********

Pak Polisi sudah meninggalkan Andika seorang diri. Andika hancur dan tak ada semangat seperti bulan yang redup.

Andika mendekati istrinya di ruangan tersebut. Andika memegang tangan istrinya dengan menangis tersedu. "Sayang, kenapa kamu jadi begini? Ini semua salahku yang terlalu mengabaikan dirimu, " ucap Andika seraya mencium tanganya.Lalu Andika menghubungi ibunya untuk memberikan kabar bila istrinya kecelakaan.

"Halo, halo Andika.. Kenapa dengan suara kamu,kenapa kamu menangis? "

Pertanyaan ibunya berkali-kali membuat Andika tersadar dari lamunannya.

"Bu, Clarisa kecelakaan tadi siang. Aku hanya mengabari Ibu,takut Ibu mencariku karena tak pulang. " selanya.

"Ooo... Clarisa kecelakaan, kirain ada apa? Ya sudah gak apa-apa jangan sedih. Kalau tak pulang juga gak apa-apa tungguin aja istrimu yang mandul itu!ujar ketus Bu Amalia.

"Loh,kok Ibu tidak panik dan tidak khawatir pada istriku. Ibu malahkan senang bila mendenga istriku celaka?"

Mendapat tudingan dari Andika mamah Amalia hanya diam lalu mematikan ponselnya. Andika sebenarnya tidak terima dengan kelakuan ibunya yang terlalu menyinyir istrinya. Ya, saat ini hati Andika sedang dimabuk asmara terhadap Clarisa.

*********

Clarisa sudah siuman dari koma yang memakan satu minggu. "Aku ada di mana? Kenapa kakiku tidak bisa digerakan? Tolong...? " Teriakan Clarisa membuat Andika terbangun dari tidurnya.

"Mas, kakiku kenapa, kenapa tidak bisa digerakan? Ada apa dengan kakiku ini, Mas! Ayok jawab, " sergah Clarisa sambil menarik-narik tangan suaminya.

Andika terdiam dan tertahan di dalam kerongkongan. Ia seperti patung tak bisa bergerak.

Andija bingung harus menjawab apa, karena setelah istrinya siuman Clarisa belum diperiksa lagi oleh dokter yang menanganinnya.

"Nanti kupanggilkan Dokter dulu ya, Sayang.." jawab Andika dengan pergi keluar meninggalkan Clarissa seorang diri.

Clarisa merasa terpukul dan tak sempurna lagi hidupnya. ' Ya Alloh, kenapa dengan kaki ku ini? Apakah suamiku akan mau menerima dan setia padaku? '

Hatinya Clarisa selalu bertanya-tanya dan wajahnya sangat tegang. Karena kakinya terasa kaku dan mati rasa. Mencoba berkali-kali ingin menggerakan tetapi tetap tidak bisa. Sampai ia putus asa dan kesal pada diri sendiri.

**********

Andika sudah membawa dokternya masuk ke ruangan istrinya.

"Dok, ini kenapa kakiku gak bisa digerakin sama sekali?" tanya Clarisa sambil mencoba menggerakkan kakinya.

"Maaf, Nyonya Clarisa. Kaki Anda mengalami lumpuh total. Anda harus sabar menjalaninya, "jawab Dokter.

"Oh, tidak, tidak mungkin... A-aku lumpuh, Dok? " lirih Clarisa diiringi dengan tangisan yang begitu menyayat.

"Mas! Jangan diam aja,dong?Kalau aku masih bisa berjalan seperti dulu lagi,kan Mas? " teriak Clarisa sambil menggerakan badan suaminya.

"Kemungkinan untuk bisa berjalan... Membutuhkan waktu yang sangat lam, karena saraf-saraf otot di Nyonya hanya 30% jika bisa membuat Anda berjalan lagi? "

Penjelasan sang dokter membuat Clarisa mulutnya menganga tak percaya. Clarisa hatinya merasa kesal dan jengkel, karena dirinya sudah tidak sempurna lagi dan tak bisa berjalan lagi seperti dulu.

Sang Dokter pamit karena masih banyak pasien yang harus ditanganinya lalu meninggalkan hanya sepasang suami istri yang sedang bersedih.

"Mas, bagaimana ini Mas?Mas mau kan menerimaku,apa adanya?" tanya Clarisa dengan menatap mata manik hitam suaminya.

"Hemz! "

Setelah Andika mendengar dari penjelasan dokter yang menangani-nya. Andika menjadi berubah dan tidak seperti kemarin, hati Clarisa sangat terpukul dengan jawaban deheman saja. Pertanda bila Andika berubah setelah tau jika Clarisa lumpuh!

Andika hanya menjawab deheman saja, hatinya hancur dan harapanya pun telah pupus. Bagaimana tidak, ia sangat malu dengan reportasinya yang sekarang perusahaan yang sedang melonjak naik daun.

"Maaf, Clarisa aku tak bisa menerima kalau kamu lumpuh. Nanti bagaimana dengan reportasiku yang sedang naik daun! Nanti aku jadi bahan tawaan sama mereka? "

Ucapan Andika menggores luka sayatan pada hatinya Clarisa sedikit demi sedikit.Clarisa menatapnya dengan wajah mengiba pada suaminya. Tetapi suaminya tak peduli keadaan istrinya yang membutuhkan pertolongan.

Cuma gara-gara istrinya lumpuh, kini menjadi berubah dingin dan cuek! Dasar lelaki tak punya perasaan, dirinya hanya mementingkan egonya saja.

"Kok, kamu ngomongnya gitu, Mas? Kamu malu,karena punya istri lumpuh, gitu? " cecarnya.

Andika mengendikan bahunya karena ia tidak seperti tak mau tau tentang istrinya yang sakit. Yang fikirkan hanya uang, reportasi, dan nama yang bagus tidak tercoreng.

Egois memang, itulah sifat Andika yang sebenarnya. Clarisa mau menikah dengan Andika hanya terpaksa. Dirinya dijodohkan dengan kedua orang tua belah pihak.

Setelah menikah lebih 1 tahun, kedua orang tua Clarissa meninggal dalam kecelakaan tunggal. Clarisa sebatang kara di rumahnya, dirinya sedih dalam pernikahannya dan menjalani kehidupan yang sekarang pahit dan pelik.

"Kamu bisakan kalau sekarang kutinggal? Tenang, nanti kupanggilkan seseorang untuk menemanimu? " ucap Andika dengan tatapan tak suka.

Andika berjalan dan membuka pintunya, "Kamu sudah tak peduli, denganku. Bagus, sudah mengambil harta orang tuaku, kamu pergi meninggalkan aku dalam keadaan sakit. Dimana otakmu, Mas? " decak Clarisa sambil menahan air mata yang akan luruh ke pipinya.

"Aku tak peduli,kamu mau bicara apa? Yang penting sekarang aku lagi sibuk. Banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan? " jawab Andika dengan tidak menatap wajah Clarisa yang memelas seorang wanita yang sudah sah menjadi istrinya.

"Dasar, lelaki tak punya hati! "

Plaaak...!

Menampar pipinya sampai merah kehitaman, ia tidak suka dengan istrinya yang sekarang. Ia tidak mencintainya dari awal menikah dengan Clarissa.

"Tega, kamu Mas menamparku? Kamu tidak kasihankah dengan keadanku sekarang? Aku lagi sakit, Mas, tolong temani dan beri dukungan denganku walau sehari saja. " mohon Clarisa.

Cuiiih...!

Andika meludahi Clarisa dengan tatapan sengit. Ia seperti tak mau membantu istrinya yang untuk meminta pertolongan.

"Apa kamu bilang, aku harus menunggumu dengan sehari. Aku turuti jika kamu bisa mengandung anaku terlebih dahulu? " pinta Andika dengan wajah datar dan dingin.

Clarisa hanya menggelengkan kepala dan mengusap air matanya yang sudah mengalir deras ke pipi mulusnya. Suami yang seharusnya bisa menjaganya merawat istrinya yang sedang sakit dengan sabar.

"Lalu kenapa kamu mau menikah denganku dulu? "

*

*

Bersambung...

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku