Cinta yang Tersulut Kembali
Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Plak!
Suara tamparan menggema di ruangan yang gelap juga lembab, hanya suara tangis ketakutan dan jerit kesakitan dari seorang gadis cantik yang membuat ruangan sunyi menjadi ramai. Dia hanya bisa menangis dan menjerit, tetapi tidak mampu mengeluarkan kalimat permintaan tolong. Jika pun ingin meminta tolong, itu akan percuma, karena tidak akan ada yang mau menolongnya. Jangankan menolong, untuk mendekat ke arah tempat itu pun sepertinya tidak ada yang berani.
Plak!
Lagi-lagi tamparan kuat dari tangan besar milik pria di hadapannya kembali terdengar. Gadis itu kini sudah pasrah menerima siksaan, ketika dirinya memberontak. Kejam, licik, dan kasar, itulah sifat yang dapat dideskripsikan dari pria gila yang terus saja menyiksanya.
"Kau gila, benar-benar gila! Kenapa kau menyiksaku, hah?! Dasar psychopath brengsek!" cerca gadis itu dengan lantang, sehingga membuat si pria marah dan menjambak kuat rambutnya.
Gadis itu kembali mendapatkan tamparan karena telah menghina pria itu. "Lepaskan aku, kenapa kau terus menyiksaku! Apa salahku? Bukankah sudah kubilang, aku tidak mencintaimu! Pria gila seperti kamu tidak pantas untuk dicintai, kamu itu iblis!" teriaknya.
"DIAM!" bentak pria itu.
Pria itu marah pada gadisnya. Iya, gadis di hadapan dia adalah miliknya. Calon istri sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Namun, apa itu mungkin? Sebab saat ini dia tengah begitu marah dan tidak mampu mengendalikan emosinya, sehingga menyiksa gadis yang ia cintai. Kini, sisi iblisnya sudah terlihat dan keluar setelah sekian lama dia sembunyikan, hanya karena rasa cinta yang begitu besar kepada gadis itu.
Kecemburuan dan takut akan kehilangan, membuat pria itu kembali kalap dan menunjukkan sisi iblisnya. Dia menghabisi pria yang berani menyentuh miliknya, di hadapan gadis itu. Bahkan, amarah yang belum hilang pun, dilampiaskan kepada gadis itu. Hingga kesadaran dan rasa bersalah pun muncul, saat gadis di hadapannya memohon ampun.
"Aku mohon, Mr. Tolong lepaskan aku, jangan siksa aku. Apa salahku, Mr?" lirih gadis cantik itu dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi.
Pria itu tertawa dengan mengerikan. "Lepas? Kau ingin lepas, Baby? Aku akan melepaskanmu. Pergilah. Cepat, sebelum aku berubah pikiran, Sayang," ucap pria itu dengan penuh penekanan di setiap kata, tetapi gadis itu hanya diam tak bergerak ataupun menjawab ucapan.
Bohong jika pria itu rela melepaskan gadisnya, tetapi dia harus melakukan itu. Sebelum dirinya menghabisi gadis cantik tersebut.
"Ayo, cepat pergilah! Tinggalkan aku, sebelum aku menyakitimu lebih jauh! Bukankah kau tidak mencintaiku?! Jadi, cepat pergi!" Gadis itu masih diam dan terduduk di hadapan pria tersebut.
Pria itu mengalihkan pandangan ke arah sang gadis. "Kenapa kau diam? Ayo, lari dari tempat ini, sebelum aku kembali menyakitimu! Cepat, tinggalkan aku," ujar pria tersebut, tetapi gadis itu tetap diam dan masih pada posisinya.
Beberapa saat kemudian, gadis itu berusaha untuk bangun, walaupun sedikit kesulitan, akhirnya dia mampu berdiri. Tinggi gadis itu hanya sebatas dada pria di hadapannya. Tanpa aba-aba ataupun paksaan, gadis cantik nan manis itu memeluk pria yang sudah menyiksanya, sambil bergumam kata maaf.
Gadis itu kembali menangis terisak dengan mengeratkan pelukannya kepada pria yang awalnya terdiam karena perlakuan gadisnya itu, kini membalas pelukan dengan tak kalah erat.
"Maafkan aku," ucap gadis itu dengan tangis yang tidak bisa ditahan.
Pria itu menggelengkan kepala. "No, jangan meminta maaf, Baby. Di sini aku yang salah, kau tidak mencintaiku, sudah seharusnya aku memang melepaskan kamu."
Inilah kelemahannya, gadis itu begitu pandai membuat dia bertekuk lutut dan kembali menjadi pria yang baik terhadap gadisnya. Hanya karena pelukan, tangis, dan ucapan lembut, ia melupakan kekasaran dan penyiksaan yang sudah dilakukannya.
"Maafkan aku, maafkan aku. Maaf telah membuatmu marah," ujar gadis itu.
Pria itu mengembuskan napasnya dengan pelan. Dia begitu tersiksa mendengar ucapan maaf disertai tangis dari gadisnya. Sungguh, dia begitu luluh walaupun sang gadis hanya mengucapkan kata maaf. "Aku sangat mencintaimu. Please, jangan pernah tinggalkan aku demi pria brengsek itu, walaupun itu hanya sebuah perniatan saja. Aku hanya ingin memilikimu. Dan apa yang sudah menjadi milikku, akan tetap menjadi milikku. Jangan seperti dia yang menyakitiku, Baby," gumam pria itu masih dengan memeluk erat gadisnya, seakan takut gadis itu benar-benar menuruti keinginan ia agar pergi darinya.
Gadis itu kembali terdiam. "Apa kau tidak pernah melihat ketulusanku, Baby? Aku tulus mencintaimu, itu benar-benar cinta, bukan obsesi semata. Jika kau tidak percaya, tembak kepalaku dengan pistol ini. Aku sangat mencintaimu percayalah," ujar pria tersebut dengan lirih, lalu memberikan sebuah pistol ke tangan gadis itu dan mengarahkan tepat ke kepalanya.
Gadis itu menggelengkan kepala. "Aku minta maaf. Cintamu memang sangat tulus, aku percaya itu. Tapi, aku tidak pantas untukmu, kamu adalah orang kaya dan terpandang, sedangkan aku bukanlah apa-apa jika disandingkan denganmu," sahut gadis itu dengan air mata yang masih mengalir membasahi pipinya.