Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN.
**
[Udah Perkosa aja suaminya, Mbak. Heran hari gini mana ada suami nolak ngasi jatah istri kalau gak ada apa-apa.]
[Suamiku sehari bisa minta sampai 3 kali. Gak pernah kali aku yang minta.]
[Lagian Mbak gatel banget, mungkin suami nya capek dan lelah.]
[Tidak mungkin capek, secapeknya suami dia pasti ingat minta jatah ke istri.]
[Pasti ada perempuan lain di hati suami, atau dia sudah ngamar sama simpanannya di hotel.]
[Perlu dicurigai, Mbak. Tanya baik-baik. Dan periksa gawainya, siapa tahu ada perempuan lain.]
[Jangan-jangan suaminya belok. Laki normal gak mungkin libur selama enam bulan setelah melahirkan.]
Kubaca satu persatu kolom komentar pada aplikasi biru. Aku sengaja curhat di sana memakai akun fake. Sudah tidak tahan lagi dengan sikap Mas Prabu, kami sudah menikah selama dua tahun dan kini putra pertama ku berusia enam bulan. Setelah melahirkan Fauzan, Mas Prabu tidak pernah menyentuhku. Awalnya aku bahagia saja karena aku memang baru melahirkan dan jahitan belum kering. Sekarang sudah berlalu enam bulan tetapi dia tetap dingin.
Entah apa sebab seperti itu? Dan karena tidak tahan lagi aku pun memberanikan diri curhat di sebuah forum wanita dengan akun palsu. Begitu banyak nyinyiran para emak di sana dan aku sudah tahu konsekuensi bakal di bully. Namun, ada juga yang bersimpati memberiku semangat dan sabar serta banyak berdoa agar Allah membalik lagi hati Mas Prabu untuk mencintaiku.
Terdengar suara mobil memasuki rumahku, Mas Prabu memasukkannya ke garasi mobil dan membuka pintu rumah dengan kunci miliknya. Masing-masing dari kami memang memiliki kunci sendiri untuk masuk ke rumah.
Dia melengos masuk saja seperti biasa, ku hidupkan lampu depan agar dia tahu kalau aku belum tidur.
"Vania, belum tidur?" tanyanya padaku.
"Belum, Aku nunggu kamu."
"Tidurlah, Fauzan sudah tidur, 'kan. Aku juga lelah, Van," ucap suamiku berlalu.
Aku tidak bisa seperti ini, bagaimana pun masalah harus selesai.
Aku mendekati suamiku, teringat komentar netizen di forum curhat agar aku yang mulai dahulu untuk merayunya. Kupeluk pinggang suamiku dari belakang.
"Vania, Aku sangat lelah, Tidurlah!" katanya lagi melepaskan tanganku yang melingkarinya.
"Mas, sebenarnya ada masalah apa sih. Sudah enam bulan pasca melahirkan kamu cuekin aku, apa salah aku? Apa kamu sudah punya wanita lain?" sentak ku kesal saat dia kembali menolakku.
"Tidak ada, Vania. Hanya kamu satu-satunya."
"Aku gak percaya sama kamu, tidak mungkin setelah melahirkan kamu tak lagi berselera padaku kalau bukan karena ada alasan lain. Aku perlu bukti, boleh aku cek ponsel kamu?"
Aku mengulurkan tangan meminta ponselnya namun suamiku menggelengkan kepalanya.
"Ini privasi ku Vania, aku seorang dosen dan tidak semua hal perlu kamu tahu yang penting aku ngasih kamu nafkah sesuai adanya."
Dia berlalu meninggalkanku yang belum selesai mengintrogasi nya. Aku semakin curiga dan pasti Mas Prabu menyimpan sesuatu. Selingkuhan, kepalaku rasanya sakit.
"Mas, tidak mungkin ada privasi antara suami istri, kamu sudah berani main belakang padaku?"
Mas Prabu tidak mempedulikan omelan ku. Dia melengos saja dan mengambil bantal serta selimut kemudian dia tidur di sofa ruang tamu.
Hatiku rasanya jengkel. Sudah pasti ada sesuatu antara dia dan wanita lain. Mas Prabu selalu seperti itu, dia tipe lelaki yang malas berdebat dan akan memilih buat menutup telinga ketika kami bertengkar serta membiarkan masalah menguap begitu saja.