/0/26437/coverorgin.jpg?v=7defb1e099e0469d5d8b819df5e17a97&imageMogr2/format/webp)
Gadis camilan, itulah sebutan untuk gadis bermata bulat yang kini tengah duduk di sebuah bar sambil menikmati minumannya. Seperti definisi camilan pada umumnya, ia hanya dijadikan kudapan dan makanan ringan oleh mereka yang memiliki kekayaan yang berlebih. Nathalie tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan seperti ini. Awalnya ia selalu dirundung kekurangan sebelum bertemu dengan Cristy—mucikari yang mengenalkannya pada dunia gelap tersebut. Akan tetapi, ia akhirnya sadar bahwa pekerjaan yang ia geluti memanglah menyenangkan.
Siapa yang akan menolak untuk mendapatkan uang sekaligus kenikmatan duniawi. Meskipun ia kerap mengalami hal yang tak terduga dari setiap pelanggannya, hal itu bukanlah sesuatu yang akan membuatnya mundur. Demi uang ia rela melakukannya, mendapat pelanggan yang kasar dan memandangnya rendah sudah biasa ditemukan. Bahkan ada yang meninggalkannya sebelum ia mencapai puncak kenikmatan.
Nathalie kerap dipesan oleh pria lajang, seorang duda, atau pejabat, tetapi ia tak akan mau memenuhi kemauan dari pria yang telah menikah atau memiliki tunangan. Itulah perjanjiannya dengan Cristy, ia tak mau menjadi budak pemuas nafsu dari pria yang telah memiliki pasangan. Dia benci akan fakta itu. Mengapa pria yang beristri mencari kepuasan di tempat lain? Padahal, mereka sudah memiliki pemuas nafsunya sendiri yang bisa digunakan setiap saat, kapan pun yang ia mau.
“Kau datang sendiri?” tanya Brandon, sang bartender yang tadinya meracik minuman gadis itu.
“Hmm, seperti yang kau lihat. Aku tak punya teman sama sekali.” Senyum kecut itu terpatri di bibir mungilnya.
Menjadi gadis camilan membuatnya tidak ingin bersosialisasi—bukan karena malu–sebab waktunya lebih banyak digunakan untuk melayani orang-orang yang membutuhkan jasanya. Nathalie sama sekali tak pernah merasa malu akan pekerjaannya. Ya, siapa yang akan menegur pekerjaan tersebut. Los Angeles sudah terkenal akan hal itu. Seks sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan anak-anak berusia lima belas tahun pun sudah kehilangan keperawanan mereka.
Seseorang duduk di sampingnya, meminta rum pada bartender dan menatap intens gadis berambut hitam legam yang sangat jarang ditemui di sini.
Nathalie terusik. Awalnya ia tak peduli dengan orang yang baru saja duduk di sampingnya, tetapi pria itu jelas terang-terangan menatapnya bak tatapan predator.
“Apa yang kau lakukan? Kau seperti pemangsa.”
“Ayolah, Nathalie. Apa kau melupakanku?”
Nathalie menajamkan pandangan, wajah pria itu tidak terlalu jelas, akibat lampu bar yang temaram. Saat lampu disko mengenai sedikit wajahnya, ia akhirnya sadar siapa yang ada di dekatnya. Adam Connor, pria yang mendapat julukan impoten, tetapi ternyata rumor itu salah. Nathalie kembali mengingat apa yang sudah terjadi beberapa hari yang lalu, pria itu merobek dirinya, menembus dengan penuh kelembutan. Ia menyadari bahwa dirinya menginginkan pria itu. Namun, satu hal yang menjadi penghalang, Adam Connor merupakan merupakan anak komisaris salah satu perusahaan besar yang telah memiliki tunangan—ya, meski rumor impotennya membuat si wanita berniat membatalkan pertunangan itu. Siapa yang akan menikahi laki-laki impoten?
“Ya, anggap saja seperti itu, pelangganku yang lain sepertinya lebih tangguh, sehingga aku melupakan tentang dirimu.” Nathalie meremas rok selututnya, ia kembali berbohong.
Rahang Adam mengeras mendengarnya. Baru kali ini ia mendapat hinaan dari seorang gadis. Namun, seringai jemawa-nya tiba-tiba terpatri.
“Cih, kau berbohong, Nathalie. Kau tak memiliki pelanggan lain setelah aku tidur bersamamu.”
Pupil Nathalie membulat. Perkataan Adam benar adanya. Sudah seminggu terakhir ini tak ada laki-laki yang ingin bersamanya. Ia sudah bertanya pada Cristy, tetapi gadis tua itu malah mengatakan bahwa ia juga tak tahu apa-apa.
“Apa ini ulahmu?” suara gadis itu meninggi. Ya, Adam Connor bisa melakukan itu. Dia bisa membayar Cristy untuk menyabotase semua kliennya. Namun, untuk apa? Adam tidak memiliki alasan yang kuat untuk melakukan semua itu.
“Aku tak mengerti maksudmu, Sayang. Aku hanya menebak dan sepertinya tebakanku benar.” Lagi-lagi senyuman licik itu terlihat di bibirnya.
Nathalie mengerang kesal. Ia menatap Ada dengan penuh amarah. Meskipun pria itu mengatakan bahwa ia tak memiliki sangkut paut dengan kehidupannya sekarang, tetapi dia bisa menebak, bahwa kesialannya berhubungan dengan Adam.
***
Seminggu yang lalu …
“Aku tak menyangka kau akan menjadikanku wanita yang paling sial, Adam.” Nathalie yang awalnya duduk di pinggiran ranjang segera berdiri, menatap Adam yang sedang menyesap rum yang sudah disiapkan oleh para pelayan di gedung ini.
“Kau akan menyesal telah mengatakan itu, Nathalie.”
“Mengapa harus aku?”
Suara Nathalie meninggi. Ia tahu siapa Adam Connor, beberapa jam sebelum pria itu masuk ke kamar kerjanya di lantai paling atas gedung ini. Salah satu gadis yang bekerja di sini mengatakan hal itu kepadanya, bahwa Adam Connor adalah pria impoten yang katanya akan datang ke gedung ini. Nathalie tak menyangka bahwa dirinyalah yang menjadi target dari pria impoten itu.
“Karena katanya kaulah nomor satu di sini,” ucapnya pelan, lalu menatap ruangan di sekelilingnya. “Dari ruangan yang luas dan megah ini, aku yakin kau mendapat banyak uang dari pelangganmu, Sayang.”
/0/17646/coverorgin.jpg?v=4693eb1f308e7c9df243c456c2e24735&imageMogr2/format/webp)
/0/15143/coverorgin.jpg?v=20250123120532&imageMogr2/format/webp)
/0/12072/coverorgin.jpg?v=4eab18104d90369d4fb0372bd91d7015&imageMogr2/format/webp)
/0/5168/coverorgin.jpg?v=79b9005cb01a5264f8298e6bdffd90fd&imageMogr2/format/webp)
/0/7196/coverorgin.jpg?v=7592a2eb81064573854cf2324235abe9&imageMogr2/format/webp)
/0/10909/coverorgin.jpg?v=20250122182937&imageMogr2/format/webp)
/0/17014/coverorgin.jpg?v=1d98bce93c1c3b71e0890adca4a8cbe0&imageMogr2/format/webp)
/0/20965/coverorgin.jpg?v=c7c87510ad8d8ff2b3f00ab65b0630d8&imageMogr2/format/webp)
/0/22560/coverorgin.jpg?v=41f06ee61fc309bd0d88b53f249a8718&imageMogr2/format/webp)
/0/17676/coverorgin.jpg?v=c838b304dcffa7016fddab1360bd3c1c&imageMogr2/format/webp)
/0/16738/coverorgin.jpg?v=78834ef12abc12ccf44e059c7fbc7d75&imageMogr2/format/webp)
/0/21474/coverorgin.jpg?v=20250114182853&imageMogr2/format/webp)
/0/7117/coverorgin.jpg?v=0488c2f07bd899e58e09bfd23532f27d&imageMogr2/format/webp)
/0/12689/coverorgin.jpg?v=5f18ad5d904360b470f1120a07894116&imageMogr2/format/webp)
/0/21036/coverorgin.jpg?v=20250124101253&imageMogr2/format/webp)
/0/8546/coverorgin.jpg?v=fbf9b0193808dfbf370ab42642e71e9f&imageMogr2/format/webp)
/0/18381/coverorgin.jpg?v=d9bc88ac68a7d05c397fcbb99a23090e&imageMogr2/format/webp)
/0/21621/coverorgin.jpg?v=fea238469818ea92d629a4bbbdbf5f64&imageMogr2/format/webp)
/0/6686/coverorgin.jpg?v=20250122151454&imageMogr2/format/webp)
/0/8094/coverorgin.jpg?v=66e57ae9fa36a1754fd96f0abedfde6d&imageMogr2/format/webp)