Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Tangisan seorang wanita terdengar begitu pilu di tengah hujan deras yang terjadi di sebuah jalanan yang sepi dan kumuh. Wanita yang sedang menangis itu memegangi perutnya yang terasa sangat sakit, di tengah derasnya air hujan yang mengguyur seluruh jalanan beserta wanita itu, wanita tersebut sedang memperjuangkan sosok bayi yang sebentar lagi akan dilahirkannya.
Karena derasnya guyuran air hujan yang membasahi tubuh wanita itu tidak jelas tampak di antara kedua kaki wanita itu ada air ketuban yang sudah mengalir dan jatuh ke bawah. Wanita itu sudah tahu kalau pada saat itu adalah saatnya untuk melahirkan. Meskipun wanita itu tidak melihat air ketubannya tapi wanita itu dapat merasakan dengan jelas kontraksi dan juga pembukaan pada rahimnya.
"Sakit sekali Aku tidak tahu harus pergi ke mana, di sini tidak ada klinik dan juga tidak ada rumah sakit untuk bersalin. Aku juga tidak punya uang special pun untuk dijadikan biaya persalinanku. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Rasa sakit pada rahimku sudah tak dapat ditahan lagi, kalau aku menahan lebih lama lagi mungkin aku akan mati sebelum melahirkan bayiku."
Wanita itu mengeluhkan rasa sakit luar biasa pada perutnya yang terasa kram dan juga rahimnya yang terus berkontraksi.
"bertahanlah bayiku, tolong jangan tinggalkan ibumu ini sendirian di dunia yang kejam ini. Ibu pasti akan melahirkan kalian sampai kalian bisa melihat dunia ini dan hidup bersama aku."
Wanita itu ketika langsung berteriak keras dan memegangi perutnya, rupanya bayi yang ada di dalam perutnya sudah memberontak dan hampir keluar dari perutnya. Wanita itu dapat merasakan kalau bayinya sudah hampir muncul dari organ intimnya itu dan sudah tidak bisa lagi wanita itu untuk berdiri dan berjalan.
Di tengah kesulitan yang melanda wanita itu, muncullah sebuah mobil yang entah datang dari mana dan kemudian orang-orang yang ada di dalam mobil itu mengangkat perempuan itu masuk ke dalam mobil mereka. Mobil Jeep besar yang berwarna hitam itu kemudian melaju meninggalkan tempat tersebut dan membawa wanita yang hendak melahirkan itu bersama mereka.
.
.
.
.
.
Sesampainya di sebuah rumah sakit yang mewah dan besar, wanitaitu langsung dilarikan ke ruangan bersalin dan berhasil melahirkan ketiga bayinya dengan selamat. Ketiga bayi wanita itu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, dua dari tiga bayi itu berjenis kelamin laki-laki dan yang satunya lagi berjenis kelamin perempuan.
Wanita itu tersenyum bahagia dan menggendong bayi kecilnya yang berhasil dia lahirkan ke dunia. Wanita itu dengan sigap memberikan ASInya untuk bayi-bayinya tersebut. Wanita itu sangat bersyukur karena dia dibawa ke rumah sakit di waktu yang tepat, meskipun dia juga tidak tahu siapa sebenarnya orang yang sudah membawanya ke rumah sakit itu.
"Kau sudah berutang jasa kepadaku aku sudah menyelamatkan nyawamu dan nyawa bayimu. Sudah saatnya bagimu untuk membalas kebaikanku kepadamu dan kepada bayi-bayimu itu."
Seorang pria yang memakai setelan jas berwarna biru gelap datang dan masuk ke ruangan bersalin itu tanpa izin. Pria dengan setelan jas yang mewah dan berwibawa itu memberikan aura intimidasi kepada wanita yang sedang menyusui bayi-bayinya tersebut. Ada perasaan tidak nyaman yang menjalar di dalam hati wanita yang baru saja melahirkan bayinya itu.