Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dikejar Oleh Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Jangan Main-Main Dengan Dia
"Saya tau kamu bukan anggota keluarga kami,Tapi saya harap kamu tau diri setidaknya dengan menggantikan Posisi Jira."
Ucapan itu terus terngiang di dalam ingatan gue.Seolah-olah itu merupakan tanda sebagai balas budi gue di keluarga Park.
Iya...
Gue tau gue bukan bagian dari mereka,Singkatnya Bibi dain yang nemuin gue di depan rumah.
Bibi dain sendiri cuman pembantu keluarga Park dan notabenenya bukan siapa-siapa di keluarga itu.
Tapi karena tuan Park emang punya hati nurani dia akhirnya mau membantu membiayai segala kebutuhan gue dari bayi sampe sekarang baru lulus SMA.
Keluarga Park punya 3 anak yang cantik - cantik sama ganteng.Beda sama gue yang rada-rada buluk jadi sekiranya kalau lagi ada acara bisnis di keluarga mereka gue gak akan pernah muncul.
Anak nya yang pertama udah berkeluarga namanya Park Sooyoung tapi sering dipanggil Joy.Terus yang kedua ada Park Woojin dia yang paling beda di keluarga ini.
Disaat Park Jira yang merupakan anak bungsu keluarga ini benci banget sama gue.Woojin justru orang yang paling ngerti gue.
Ibaratnya dia itu udah jadi sosok kakak yang selalu ngelindungin gue dimana pun dan kapanpun.
Bahkan kak joy pun gak jarang sering nyindir gue yang notabenenya parasit di keluarga mereka.
Tapi siapa sangka parasit di keluarga itu justru akan jadi penyelamat mereka.
Sekarang gue cuman bisa nunduk dan mikir apa yang akan terjadi kedepannya kalau gue nerima semua ini?!
"Mama juga gak mau jira sampe nikah sama anak keluarga Koo itu pa!" Nyonya Park aja sampe berani mengungkapkan kekesalannya dengan nada tinggi ke suaminya.
Tuan Park terlihat frustasi...Disampingnya ada Jira yang sekarang duduk santai seraya melirik kearah kuku cantiknya.
"Udah si pa! daripada pusing mending biarin aja jihan yang gantiin jira." Ucapnya gadis itu santai seraya melirik tidak suka kearah gue.
Demi tuhan! kalau aja tu anak bukan salah satu anggota keluarga disini udah gue sleding mulutnya.
"JIRA! kamu bisa gak sih sekali aja jangan terus ngorbanin Jihan?!"
"PAPA! papa kenapa malah bela anak gak tau diuntung ini sih." Jujur gue sedih saat nyonya park berkata demikian apalagi dia sampai menunjuk-nunjuk gue.
"Pa! Anak papa aku apa jihan!"