Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
“Karena aku mencintaimu, aku rela menjadi wadah di mana kau bisa bahagia, meskipun bukan denganku. Jadi kumohon, jangan buang aku.” Suara pria itu terdengar begitu lirih. Tatapan sendunya sepilu rembulan tanpa pantulan sinar mentari.
Hail bahkan berlutut di hadapan wanita yang sangat ia kagumi. “Istriku, tolong … jangan pergi.” Sekali lagi, ia mencoba untuk meraih apa yang tak mungkin untuk dimiliki.
“Tidak bisa. Aku ingin hidup bebas dengan Aron.” Percuma. Meriel tetap memandangnya dengan dingin sampai akhir.
Meskipun Hail telah memohon seperti pengemis. Walaupun lelaki itu rela membuang harga diri bahkan segala hal yang telah ia perjuangkan semasa hidupnya. Semua itu tidak cukup untuk menggapai hati Meriel. Wanitanya bukan miliknya. Bahkan sampai akhir, Meriel menolak cinta Hail dengan cara yang paling menyakitkan.
Bersambung. Perjuangan Cinta Meriel. Bab 33 : Losing You.
Itu adalah chapter terakhir yang sempat Julia baca, sebelum akhirnya ia kehilangan kendali dan terjatuh dari gedung dengan lima belas lantai.
Darahnya berceceran di mana-mana. Organ-organ tubuhnya tersebar ke luar dari rongga. Sahutan teriakan menjadi teror pemanggil keramaian di malam yang dingin, ketika fenomena aphelion tengah menerpa bumi dan matahari. Kematian mengenaskan tanpa tangisan dari orang terkasih. Begitulah akhir dari hidup gadis yang masih berstatus sebagai mahasiswa aktif tersebut.
Namun sebuah keajaiban tidak terduga terjadi. Ketika semesta mulai memainkan peran mistisnya yang paling misterius.
“Aku masih hidup?” Mata sipitnya menatap penuh keheranan kedua telapak tangan yang bersih. Tubuhnya juga terlihat tidak dipenuhi luka walaupun memang terasa sedikit nyeri pada beberapa bagian.
“No-Nona Muda sudah bangun!” Seorang wanita dengan pakaian khas pelayan menjerit terkejut. Nampan dengan mangkuk besar berisi air hangat untuk membasuh tubuh majikannya terlepas dan membasahi lantai.
Gadis yang masih tenggelam dalam kebingungan itu menoleh. Wajahnya penuh tanda tanya. “Nona Muda?” ulangnya pelan.
“Saya sangat khawatir! Bagaimana bisa Anda jatuh dari tangga?” Pelayan itu langsung memeluk dengan erat, berderai air mata.
“Jatuh dari tangga?” Majikannya telihat sangat linglung.
Menyadari hal tersebut, sang pelayan segera bertindak. “Saya akan memanggil dokter dulu!” pamitnya langsung berlari meninggalkan gadis berambut cokelat sebahu itu.
Tidak butuh waktu lama untuk mendatangkan seorang dokter ke kamar nan megah ini.
Dokter dengan nama Sylvia di baju bagian kanannya itu tersenyum lembut setelah melakukan beberepa pemeriksaan, ia pun menjelaskan, “Nona Muda hanya sedang mengalami kebingungan pasca jatuh dari tangga seperti itu. Lambat laun Anda akan segera pulih total. Perbanyak istirahat serta minum obat yang saya resep dengan teratur.”
Gadis yang diajak bicara itu semakin bingung. “Saya jatuh dari tangga?”
“Benar, Nona.”
“Bukan jatuh dari gedung lima belas lantai?” selidik sang gadis lagi.
Sylvia tergelak ringan. “Bukan, Nona.”
“Sungguh?” Sayangnya pasien itu tidak terlihat percaya.
“Kalau Anda jatuh dari gedung lima belas lantai, harusnya Anda sudah mati,” jawabnya sedikit tidak sopan.
Iya, harusnya begitu. Dia memang sudah mati. Perasaan sakit ketika nyawa meninggalkan badannya masih terasa, itu adalah hal yang nyata. Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Tempat mewah dan orang-orang asing ini juga adalah kenyataan. Masa ini surga?
“Lily, tolong laporkan setiap perkembangan Nona Ranesha, ya?” pinta Sylvia pada pelayan yang sibuk membersihkan lantai basah karena ulahnya sendiri.
“Tentu saja, Dokter Sylvia, akan saya lakukan.”
Dokter Sylvia pun segera pamit undur diri. Meninggalkan tanda tanya besar dalam diri pasiennya.
‘Ranesha? Siapa itu? Terdengar tidak asing tapi namaku kan Julia, bukan Ranesha.’
“Nona Ranesha, di luar ada tamu yang ingin menjenguk Anda.” Pelayan yang diketahui namanya adalah Lily tadi menghampiri majikannya dengan wajah berseri-seri.