/0/14428/coverorgin.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba&imageMogr2/format/webp)
Aku melangkah dengan angin yang membawaku maju.
Kamu melangkah dengan dia yang sudah kamu tuju.
Tanpa aku tahu, takdir kita akan saling beradu.
Kau dengannya...
Dan aku dengan langkah ku untuk meninggalkan kamu.
*****
Bunga duduk menyilangkan kakinya dengan sangat anggun. Wajah tenang miliknya itu menatap lurus pasangan suami istri yang menikmati dentuman musik keras di dalam club.
Bunga hanya bisa menatap dari jauh dan sesakali melempar senyuman untuk Sandra__sahabatnya.
"Boleh aku duduk disini?" suara itu mengalihkan perhatian Bunga. Dia tidak menjawab. Mengamati wajah Pria yang tidak asing baginya. Namun dimana dia pernah bertemu dengan Pria ini.
Hal yang sama juga dilakukan Pria itu, dia menatap Bunga dengan intens, mata elang itu menghipnotis Bunga tanpa dia sadari.
"Mr.Derson?" tanya Bunga tak yakin. Lalu suara itu langsung mengingatkan si Pria siapa wanita cantik nan menarik di hadapannya ini. "Ah kamu Bung_a." Bunga mengangguk dan seketika Afrain duduk tanpa dipersilahkan.
Tidak ada percakapan antara Bunga dan Afrain setelahnya. Mereka hanya saling memandang lantai dansa.
"Membosankan," ucap Afrain yang dapat didengar Bunga. Dia menoleh lalu menemukan Afrain memainkan ponsel. Bunga tidak tahu harus berkata apa sampai Afrain menarik tangannya. "Ikut aku jika kamu bosan disini." Bunga yang masih bingung menjawab apa tidak sempat mengeluarkan jawabannya karena Afrain sudah menarik tangannya cepat.
Melewati kerumunan manusia dan juga sorotan lampu lampu club.
"Mr. Kita kemana?"
"Mencari tempat yang indah untuk dilihat."
Bunga hanya diam saat mobil mulai di jalankan Afrain. Secepat itu Bunga mengikuti kemauan Afrain. Dan secepat itu Afrain mau mengajaknya menikmati hembusan angin yang menenangkan Bunga.
Mereka sekarang berada di Bondi Beach . Duduk di salah satu bangku yang tersedia. Jaket yang dipakai Bunga ternyata tidak mampu menahan dinginnya angin. Maklum saja dia biasa tinggal di Jakarta, dan sekarang dia berada di tempat yang berbeda benua.
Dia memeluk tubuhnya sendiri.
"Mau ku peluk?" pertanyaan Afrain membuat Bunga tidak bisa berkata-kata. Dia heran kenapa sikap Afrain seolah telah berteman lama dengannya. Bunga hanya diam tidak ingin menjawab pertanyaan konyol itu.
Sudah lima belas menita tapi mereka tidak berbicara hal lainnya. Tebakan Bunga adalah kalau Afrain sedang patah hati atau sejenisnya. Bunga melirik Afrain yang sepertinya memejamkan mata sudah sedari tadi dengan menyunggingkan sedikit senyuman.
"Mr.Derson," panggil Bunga hati-hati. Karena tidak ada jawaban Bunga berusaha menyentuh lengan Afrain dan dia benar-benar terkejut saat Afrain menggenggam tangannya lalu tiba-tiba tubuhnya melayang berpindah tempat.
Seringai Afrain membuat darah Bunga mengalir. Apa Afrain pikir dia wanita penghibur. Bunga bangkit dari pangkuan Afrain dan satu tamparan yang cukup keras diberikan Bunga.
"Kau benar-benar pria idiot !"
Bunga berjalan cepat meninggalkan tempat itu. Afrain ternyata sama sekali tidak mengejar atau hanya memanggil namanya.
"Idiot, dia pikir dia siapa. Ketampanan mu sayangnya tidak bisa membuatku terpesona dengan sekejap. Uang sayangnya tidak bisa menghipnotis ku untuk menjadi jalang mu meski hanya untuk satu malam saja."
####
Dentingan garpu dan sendok beradu di meja makan, Afrain mendadak pusing dengan kesunyian yang dia hadapi. Sudah sebulan dia tidak memiliki pacar, tidak memiliki tempat menyalurkan hasratnya yang paling penting.
Ya ! Dia sebejat itu. Namun Afrain tidak pernah menjanjikan apapun pada wanita yang dia kencani. Sebulan ini dia merasa di awasi oleh Claire___Mama nya. Mamanya sibuk menyuruh dia menikah. Menakutinya yang kelak akan tidak bisa punya anak jika sudah tua baru menikah. Dan bagi Afrain itu hal konyol. Tapi tetap saja sebulan ini dia terus diawasi oleh Mamanya dan dia gerah. Ingin berkencan semalam saja pun tidak bisa, karna Mamanya akan dengan senang hati segera menikahkan dia.
Afrain mengangkat ponselnya yang bergetar. Sebuah pesan singkat dari sekertarisnya masuk.
/0/2629/coverorgin.jpg?v=4c38c87b6eedcca817694586408d7012&imageMogr2/format/webp)
/0/2405/coverorgin.jpg?v=5044edabc23d39b6a5820498c64edb91&imageMogr2/format/webp)
/0/2852/coverorgin.jpg?v=20250120142900&imageMogr2/format/webp)
/0/6198/coverorgin.jpg?v=14980e034b0b436ce995f33f08690b33&imageMogr2/format/webp)
/0/7964/coverorgin.jpg?v=863aa10477d232801b39e77d0142c1ad&imageMogr2/format/webp)
/0/5936/coverorgin.jpg?v=338d71279e1fa4aee8a24717c543e0eb&imageMogr2/format/webp)
/0/6471/coverorgin.jpg?v=7846692f7733b66aea51974cc3881a33&imageMogr2/format/webp)
/0/5401/coverorgin.jpg?v=50b4a954c7dfcaff797e1e529c59f6ee&imageMogr2/format/webp)
/0/6589/coverorgin.jpg?v=7359554c9306c385a4050276aaecd88c&imageMogr2/format/webp)
/0/14737/coverorgin.jpg?v=5af97b6c23230bc1be2f4d08de1e83ab&imageMogr2/format/webp)
/0/16428/coverorgin.jpg?v=3d8410225546bfa5035f1dc4b89f685f&imageMogr2/format/webp)
/0/20122/coverorgin.jpg?v=df3d580e3109396c1765c6de881d71f8&imageMogr2/format/webp)
/0/3495/coverorgin.jpg?v=432c15f4c9da0a4d8f1c72fe80874691&imageMogr2/format/webp)
/0/18343/coverorgin.jpg?v=c536f6993207439ff72e753c24e848c8&imageMogr2/format/webp)
/0/20548/coverorgin.jpg?v=90de7985d17d34e0bbc12d744333d52f&imageMogr2/format/webp)
/0/6146/coverorgin.jpg?v=f6a5a84f6e0530e4fc807b7b7f9e1ed6&imageMogr2/format/webp)
/0/2966/coverorgin.jpg?v=f10958e88b5ef88896fe98fb076ac608&imageMogr2/format/webp)
/0/3987/coverorgin.jpg?v=5f0a928159c11a257c8d99d9ada365c3&imageMogr2/format/webp)
/0/8913/coverorgin.jpg?v=e8b08d91b899c2b077cf65810a5747b0&imageMogr2/format/webp)
/0/10617/coverorgin.jpg?v=57f0081a469f492b1446a4f98d1ba2f4&imageMogr2/format/webp)