: Seorang pria kaya yang merupakan pewaris tunggal dari kekayaan orang tuanya yang bernama Ergan Tirta Alviano, ia merupakan seorang CEO muda yang sukses dan dermawan di Jakarta. Perjuangan cintanya terhadap gadis biasa yang bernama Andira sangatlah kuat, membuat Ergan menjadi seseorang yang sangat obsessi pada Andira. Namun harapan Ergan tampaknya tak sesuai dengan ekspektasinya, karena Andira lebih memilih kekasihnya yang sudah menjalani hubungan dengannya kurang lebih dua tahun. Lalu apa yang akan dilakukan Ergan setelah dia tahu bahwa sosok yang sangat ia cintai menolaknya? Apa alasan Andira lebih memilih kekasihnya? Padahal jika dibandingkan dengan Ergan akan kalah dari segi profesi dan materi, ini merupakan kisah perjuangan cinta Ergan dalam mendapatkan gadis pilihan kesayangannya dengan beribu cara dari yang halus hingga kasar. Ikuti terus cerita tentang seorang CEO muda yang berkepribadian keras, tegas, dan penuh emosi yang disajikan banyak ketegengan, haru, dan kisah romantis di dalamnya.
Di ruangan yang gelap dengan hanya dua lilin yang memberikan sedikit penerangan di ruangan itu terdapat sosok laki-laki dengan badan yang gagah dan perkasa yang tampak sedang berbicara dan mendiskusikan sesuatu dengan ketiga anak buahnya. Laki-laki itu berusia 25 tahun, wajahnya tampan, body badannya yang bagus dan berotot, dengan kalung berlapis warna perak berinisial A yang menggantung di lehernya. Pria itu bernama Ergan Tirta Alviano, seorang CEO terkenal di kotanya.
Dia sangat terobsesi dengan gadis pilihannya yang membuatnya slalu mengingatnya setiap malam dan slalu terbayang bayang wajah cantik gadis itu.
"Ambil uang ini, jika kalian bisa membawa Andira ke hadapan saya dengan baik, saya akan tambah bonus buat kalian. Tapi ingat, jangan pakai kekerasan sedikit pun!" ucap Ergan menyeringai dengan menghentakkan tumpukan uang di atas meja.
"B-baik bos!" dengan gelagapan ketiga anak buahnya itu mengambil uang yang sedikit berserekan di atas meja. Kemudian menatanya kembali ketika uang-uang itu tlah mendarat dengan baik di tangannya. Senyuman bahagia terlihat di raut wajahnya dengan mata yang berbinar-binar.
"Kalo tugas begini aja kalian gagal, liat aja apa yang bisa saya lakukan," ucap Ergan lagi, pelan tapi tegas.
"Tenang aja bos, kita pasti bisa melaksanakan tugas itu dengan baik. Dijamin amanah," jawab Vito.
Setelah mendegar ucapan dari Vito, Ergan melangkahkan kakinya keluar begitu saja tanpa pamit dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya. Suara langkahan kaki Ergan masih terdengar jelas di telinga ketiga anak buahnya itu, namun ketiganya membiarkan bosnya pergi karena sudah ada rupiah di depan matanya.
"Ini tugas yang begitu mudah! Kita harus selesaikan ini dengan baik," ucap Vito yang terlihat antusias.
"Benar banget! Gak salah kita punya bos seperti dia!" imbuh Yudi.
"Yaudah, daripada kita masih di sini mending kita langsung pulang aja," ucap Zaki sembari memasukkan sejumlah rupiah merah ke dalam kantong celananya.
Mereka pun segera bergegas pergi dari tempat itu dan berharap tugasnya besok bisa diselesaikan dengan baik.
***
Pria itu kini tlah sampai di rumahnya yang besar dan mewah, dia hanya tinggal seorang diri di rumah itu karena kedua orang tuanya tlah tiada. Terkadang Ergan merasa kesepian di rumah itu tanpa ada yang menemaninya, Ergan berfikir bahwa dia harus menikah agar ada seseorang yang menemaninya di rumah itu dan Ergan mempunyai teman bicara di rumahnya.
"Pokoknya saya harus menikah, tapi saya tidak mau menikah sebelum saya mendapatkan Andira. Saya tidak mau wanita lain kecuali Andira, bahkan saya rela menjadi lajang jika Andira tidak bersedia menikah dengan saya," ucap Ergan dengan badannya yang bersender pada kursi kayu yang saat ini ia duduki.
Kemudian Ergan meraba kalung yang slalu menggantung di lehernya kemudian dia tersenyum tipis ke arah kalung yang berinisial A itu. Ergan memesan kalung dengan inisial A bertujuan agar dia bisa mengingat nama 'Andira' setiap harinya. Banyak rekan kerja dan juga pegawai di kantornya yang menanyakan pasal kalung dengan inisal A itu, karena nama Ergan tidak mengandung unsur inisial A.
"Aku ingin ketika kamu jadi milik aku, kamu juga akan memakai kalung inisial seperti ini. Tapi dengan inisial huruf 'E' agar kamu slalu mengingatku, begitu juga aku yang akan slalu mengingatmu," ucapnya lagi lalu tertawa kecil.
Siapa sebenarnya sosok Andira? Andira bukanlah sosok gadis yang mempunyai pendidikan tinggi seperti Ergan, dan dia juga tidak memiliki profesi yang menjadi idaman para lelaki. Dia hanya gadis yang baik dan ramah yang tinggal tak jauh dari perusahaan Ergan, dia hanya bekerja sebagai pelayan di kantin perusahaan Ergan. Ergan sangat mengagumi gadis itu selama 3 bulan belakangan ini dan dia berencana untuk menjadikan Andira sebagai istrinya.
"Aku benar mengagumi Andira, aku suka padanya," ucap Ergan dengan menyeringai.
"Permisi..." terdengar suara wanita yang membuat kejut seorang direktur itu. Ergan pun menoleh ke arahnya dengan sorot mata yang tajam.
"Ada apa? Jangan ganggu aku," ucap Ergan kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke depan dan bersikap tak acuh dengan pembantunya yang ada di sampingnya itu.
"Malam ini tuan mau makan apa?" tanya pembantu itu.
"Masak aja apapun, aku akan memakannya tapi seperti biasa masaknya tetap untuk aku seorang saja karena cuma aku yang ada di rumah ini," ujar Ergan.
"Baik tuan," pembantu itu pun langsung pergi.
Kemudian Ergan merogoh sesuatu ke dalam kantong celananya seperti hendak mengambil sesuatu, tak lama ia mencari cari sesuatu yang ada di kantong celananya itu akhirnya dia berhasil meraih sebuah ponsel dengan kamera empat. Perlahan dia membuka pola sandinya, tetapi ada yang tak biasa dengan ponsel milik Ergan. Bagaimana tidak? Wallpaper di ponsel Ergan terpasang wajah atau foto Andira.
"Hmm kamu cantik sekali," ucap Ergan setelah melihat wallpaper di ponselnya itu.
"Aku harap kamu tak mengecewakanku, kamu harus mau denganku Andira," ucap Ergan lagi sembari mengelus elus layar ponsel itu.
Ergan pun menggeser layar ponselnya ke aplikasi whatsapp, dia sudah sejak lama mempunyai mempunyai nomor whatsaap Andira tetapi sampai sekarang Ergan tak berani untuk menghubunginya terlebih dahulu. Dia hanya bisa melihat nomor whatsaap milik Andira yang dengan tulisan 'online' atau 'terakhir dilihat' setiap harinya. Meski begitu Ergan sudah merasa senang karena dia bisa mengetahui kapan Andira bermain ponsel atau tidak, Ergan tersenyum senyum ketika melihat whatsapp Andira.
"Apa aku harus menghubunginya dulu? Oh tidak tidak, aku gak akan menghubungi Andira. Aku tak seperti itu," ucap Ergan yang sedang berdialog dengan dirinya sendiri.
Kemudian pria itu menyenderkan badannya dan melemaskan kakinya sudah terasa kaku akibat sering bekerja. Ergan menutup matanya perlahan dengan posisi senyum yang tersengir-sengir tanpa ada beban. Pikirannya melayang layang pada Andira sosok gadis yang ia cintai itu.
"Andira.. Andira.. Aku mencintaimu, hahahahaha." Ergan bernyanyi nyanyi kecil dengan menggoyang goyangkan kakinya itu.
Pria yang bergelimpangan harta itu, sedang menikmati hidupnya. Dia banyak sekali mempunyai uang secara cash maupun di kartu kreditnya, mempunyai lima mobil dengan warna yang berbeda beda. Selain itu, Ergan juga punya beberapa restorant di Surabaya. Keuangannya terus mengalir deras begitu saja. Ergan tak pernah mengeluh tentang masalah keuangan, tentu saja tidak karena Ergan merupakan sosok milyader ternama di kotanya. Siapa yang tak kenal Ergan Tirta Alviano, semua pasti mengenalnya dan teman Ergan semuanya merasa bangga mempunyai seorang teman yang sukses dan dermawan seperti Ergan.
Tetapi sikap sombong dan keangkuhannya itu membuat teman temannya sedikit menjauh padanya, namun Ergan tak pernah khawatir tentang itu karena Ergan bisa dengan mudah membeli temannya menggunakan rupiah.