/0/16778/coverorgin.jpg?v=d263286d0088975b3cbdee6a62f23d5f&imageMogr2/format/webp)
Rania berjalan menunduk sambil membersihkan gaunnya yang terkena noda, seseorang tak sengaja menyenggolnya saat ia sedang menikmati hidangan di pesta pernikahan temannya. Rania harus segera ke toilet sebelum noda pada gaun nya mengering dan pasti akan sulit dihilangkan nantinya.
Karena berjalan menunduk, Rania tak melihat jika ada orang di depannya. Alhasil, kepala Rania pun menabrak punggung orang tersebut.
"Aduh." Rania merintih sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit.
Rania mendongak, ternyata yang ditabraknya adalah punggung seorang pria.
"Itu punggung atau tembok sih, keras banget," gerutu Rania dalam hati.
Merasa ada seseorang yang menabraknya, pria tersebut pun membalikkan badan dan betapa terkejutnya ia saat melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya itu.
Rania membelalakkan mata ketika menyadari pria yang ditabraknya adalah orang yang paling tidak ingin ia temui lagi seumur hidupnya.
"Devan," lirih Rania.
Rania tak menyangka kalau dia akan bertemu kembali dengan Devan setelah enam tahun berlalu.
"Rania," gumam pria itu yang ternyata adalah Devano.
Rania tersadar, dia harus segera pergi dari tempat itu. Tanpa pikir panjang lagi, Rania mengambil langkah seribu dan pergi dari sana, tak peduli dengan gaunnya yang kotor. Namun, sebelum ia berhasil kabur tangannya sudah dicekal oleh Devan, dan lelaki itu menarik Rania hingga menjauh dari keramaian.
Sekuat tenaga Rania berusaha untuk melepaskan cekalan tangan Devan, tapi tenaganya tidak cukup kuat dibandingkan dengan pria itu.
Devan terus saja menarik tangan Rania, dan menyeretnya keluar dari gedung resepsi pernikahan itu berlangsung. Tak peduli meskipun para tamu undangan disana memperhatikan mereka hingga sampailah mereka di tempat sepi yang ada di belakang gedung tersebut.
"Lepas!"
Rania menyentak kasar tangan Devan hingga berhasil terlepas lalu dia bersiap untuk kabur. Namun, lagi-lagi dengan cepat Devan menarik tangannya sampai tubuhnya tertarik dan menabrak dada bidang milik Devan.
Devano pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dipeluknya erat pinggang Rania hingga merapat ke tubuhnya agar wanita itu tak bisa lagi melarikan diri.
"Mau melarikan diri lagi, hmm," sindir Devan membuat Rania harus mendongak agar bisa melihat wajahnya.
Glek.
Rania menelan ludahnya dengan susah payah, tatapan mata Devan begitu tajam bagai elang yang siap menelan mangsanya. Rania terus memberontak dalam dekapan Devan, berusaha untuk melepaskan dirinya.
Namun, ancaman Devan membuat nyalinya menciut.
"Kalau kamu terus bergerak seperti ini, maka aku pastikan kamu tidak akan bisa pulang dan kejadian enam tahun lalu akan terulang kembali malam ini."
Rania mendelik dan seketika Rania pun berhenti memberontak.
"Lepasin aku, Dev," pinta Rania.
"Melepaskan kamu? Jangan mimpi Rania. Setelah apa yang kamu lakukan padaku, jangan pernah berharap kamu bisa lepas lagi dariku."
Ya, ketika tadi Devan melihat Rania ada di hadapannya, Devan berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan pernah melepaskan wanita ini lagi.
Devan harus membalaskan rasa sakit hatinya enam tahun lalu, Rania harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah dilakukannya kepada Devan.
"Enggak, aku gak mau berurusan lagi sama kamu. Kita sudah tidak ada hubungan apapun."
"Oh ya? Kata siapa kita tidak ada hubungan lagi. Bukankah aku tidak pernah mengatakan putus dengan kamu? Justru kamu yang meninggalkan aku begitu saja waktu itu," balas Devano dengan tatapan tajamnya.
Rania memalingkan wajahnya tak ingin melihat Devan. Namun, dengan sigap Devan langsung menarik wajah Rania hingga wanita itu kembali mendongak menatapnya.
"Jangan pernah palingkan wajah kamu saat sedang berbicara denganku," geram Devan membuat Rania tak bisa berkutik.
"Kenapa kamu tinggalkan aku dan pergi begitu saja setelah malam itu?" tanya Devan namun tak ada balasan dari Rania.
"Jawab aku Ran," ucapnya lagi.
Meskipun saat ini Rania sedang ketakutan, tapi sebisa mungkin ia mencoba untuk tidak memperlihatkan ketakutannya di depan Devan. Rania mencoba membalas tatapan mata Devan dengan tak kalah tajam.
"Karena aku sudah tidak mencintaimu lagi," jawab Rania
Devan menatap intens mata Rania, mencari kejujuran di balik mata tersebut. Sesaat kemudian Devan menyeringai membuat Rania bergidik ngeri.
"Benarkah?" tanya Devan tak yakin. "Bagaimana kalau aku membuktikannya sekarang."
"Apa maksud kam … , mmmphh"
Tanpa di duga, Devan langsung melahap bibir Rania dengan rakus sebelum wanita itu sempat menyelesaikan ucapannya. Rasanya devan ingin meluapkan kerinduannya terhadap Rania selama enam tahun ini. Meskipun Devan mengatakan membenci Rania, tapi di sudut hatinya yang terdalam, Devan masih sangat mencintai Rania.
Rania mulai kehabisan nafas, dia terus memukuli dada Devan meminta lelaki itu untuk melepaskannya. Tapi, bukannya dilepaskan, ciuman Devan malah semakin dalam. Tangan besarnya menahan tengkuk Rania agar wanita itu tak bisa bergerak.
Tak tahan lagi, Rania pun terpaksa menggigit bibir bawah Devan hingga berdarah. Pria itu mengerang kesakitan, inilah kesempatan Rania untuk kabur.
"Aku harus kabur sekarang," bisik Rania dalam hati, namun sebelum itu…
/0/13914/coverorgin.jpg?v=56e2eb34219358684636f9b6dc42f714&imageMogr2/format/webp)
/0/14672/coverorgin.jpg?v=3a1589c2904e7cb10d4aa31536b5e4cb&imageMogr2/format/webp)
/0/18578/coverorgin.jpg?v=1d75a4021b9599dff84e49147e1fe399&imageMogr2/format/webp)
/0/15485/coverorgin.jpg?v=a5fc7a9de81abc48fe45f05598ca6529&imageMogr2/format/webp)
/0/9746/coverorgin.jpg?v=db34e59f7bbe3b65b95e24f5d6ed818f&imageMogr2/format/webp)
/0/18528/coverorgin.jpg?v=6dbcaeef844d9f6775eb28702466e39f&imageMogr2/format/webp)
/0/27566/coverorgin.jpg?v=019b554df9721f5834e9576d6f181d4a&imageMogr2/format/webp)
/0/28640/coverorgin.jpg?v=2c9ab391d928911d19497abe39928c20&imageMogr2/format/webp)
/0/3162/coverorgin.jpg?v=f8eaf9aefdfac947cf8917763edefae1&imageMogr2/format/webp)
/0/4690/coverorgin.jpg?v=2fae2cc3e37acb4056733c88185c4d51&imageMogr2/format/webp)
/0/5267/coverorgin.jpg?v=7a1a88dc172797cd08f3eccb2d292b4f&imageMogr2/format/webp)
/0/6219/coverorgin.jpg?v=25d7b7bc72f275a510b245e01d1a69b1&imageMogr2/format/webp)
/0/27418/coverorgin.jpg?v=50433cba0276456baacf8950d8cefe8a&imageMogr2/format/webp)
/0/16072/coverorgin.jpg?v=edbbb6ee608d8b785ed581074a407646&imageMogr2/format/webp)
/0/19237/coverorgin.jpg?v=66eef1e7927f71ea4d96c3ef901e2d3d&imageMogr2/format/webp)
/0/14153/coverorgin.jpg?v=1881b3dd5cb5b65f491727b47073ca66&imageMogr2/format/webp)