Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Melahirkan Anak Bos Killer

Melahirkan Anak Bos Killer

Nova Irene Saputra

5.0
Komentar
3.7K
Penayangan
58
Bab

Sarah Adelia terpaksa memenuhi permintaan Wisnu Pratama menjadi istrinya karena sebuah janji. Sarah harus bersedia melahirkan anak untuk Wisnu demi menyelamatkan sang ayah yang sedang berjuang hidup karena kecelakaan nahas. Setelah Sarah resmi menjadi istri Wisnu, wanita itu selalu mendapatkan perlakuan kasar. Ternyata Wisnu belum mampu melupakan bayangan masa lalunya. Apa yang Wisnu harapkan, akhirnya menjadi kenyataan. Sarah pun melahirkan anak laki-laki yang telah lama dinantikan. Ternyata setelah sang anak lahir, dokter menyatakan Sarah tidak sadarkan diri karena koma. Mampukah Sarah melewati masa-masa sulit itu? Apakah dirinya akan tetap bertahan untuk melanjutkan hidup atau pergi untuk selamanya meninggalkan penderitaan?

Bab 1 Perjanjian

🏵️🏵️🏵️

"Menikahlah dengan saya, saya akan menyelamatkan ayahmu."

Wisnu Pratama memberikan solusi yang sangat menyakitkan kepada Sarah Adelia. Saat ini, Sarah sedang menangis di rumah sakit setelah mendengar penjelasan dokter yang menangani ayahnya.

Sarah tidak pernah menyangka akan mendengar tawaran yang Wisnu berikan kepada dirinya. Dia juga tidak mampu membayangkan jika harus menjalani hidup bersama lelaki yang usianya terpaut dua belas tahun darinya. Di samping itu, Wisnu juga termasuk pria yang sangat kasar dan tidak peduli terhadap orang lain.

Sarah merasa heran, kenapa tiba-tiba mantan bosnya itu memberikan penawaran kepadanya. Dia tidak percaya bahwa seorang Wisnu Pratama melakukan hal seperti itu. Banyak pekerja Wisnu di kantor yang mengatakan bahwa laki-laki tersebut tidak pernah tertarik untuk menikah.

"Maaf, Pak, jika Bapak bersedia untuk membantu, saya hanya ingin meminta Bapak agar meminjamkan uang kepada saya. Saya janji akan membayarnya." Sarah berharap mendapatkan belas kasihan Wisnu.

"Bayar? Mau bayar pakai apa? Jangan mimpi!" Laki-laki itu justru menunjukkan keangkuhannya di depan Sarah.

"Saya akan cicil, Pak. Saya akan cari kerja supaya dapat membayarnya ke Bapak."

"Untuk apa kamu kerja? Kamu menikah saja dengan saya, semuanya akan beres. Kamu bisa menikmati kekayaan saya. Kamu akan keluar dari kemiskinan." Sarah sangat sedih mendengar penuturan Wisnu. Pria itu benar-benar tidak memikirkan perasaan orang lain hingga tega melontarkan kalimat tersebut kepada Sarah.

Wisnu masih tetap sama seperti yang Sarah kenal beberapa bulan yang lalu. Saat itu, Sarah mendapat kesempatan magang di perusahaan keluarga Wisnu. Laki-laki tersebut tidak pernah menghargai orang lain. Dirinya selalu menunjukkan keangkuhan dan sikap kepemimpinan yang kasar.

Sarah tidak pernah menyangka kalau Wisnu mengetahui apa yang terjadi terhadap ayahnya saat ini. Dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Di satu sisi, dia harus membiayai operasi ayahnya, sedangkan di sisi lain, dia tidak menginginkan pernikahan dengan laki-laki kasar itu. Dia bingung dihadapkan dalam situasi seperti ini.

"Apa lagi yang kamu pikirkan? Kamu sebagai anak sulung, sudah seharusnya bertindak untuk keselamatan ayahmu. Saya memberikan solusi, kamu tinggal terima aja. Semuanya akan beres." Wisnu kembali membuat Sarah dilema.

Sarah tidak memiliki pilihan lain. Ayahnya harus segera dioperasi. Kecelakaan nahas yang telah menimpa sang ayah telah membuat dirinya harus melakukan pengorbanan yang akan mengubah kehidupannya.

Pak Dimas-seorang ayah yang sangat Sarah cintai, telah mengalami kecelakaan yang tidak dapat dihindari. Laki-laki paruh baya itu terjatuh dari lantai dua rumah tetangga saat akan menuruni anak tangga.

Saat itu, Pak Dimas diminta untuk memperbaiki genteng rumah tetangga yang bocor. Berhubung karena dirinya belum mendapatkan pekerjaan lain dari mandornya, maka dia pun menyanggupi permintaan tetangganya tersebut.

Di samping itu, upah yang dijanjikan juga sangat lumayan untuk membantu memenuhi kebutuhan kehidupan keluarganya. Pak Dimas sebagai kepala keluarga merasa sedih karena belum mampu memberikan yang terbaik kepada istri dan anak-anaknya.

Pak Dimas tidak memiliki pekerjaan tetap. Dia bekerja sebagai kuli bangunan. Jika ada yang membutuhkan tenaganya, mandor yang memercayainya akan memberikan pekerjaan. Sementara Bu Ratna-ibu Sarah, bekerja sebagai buruh cuci.

Akan tetapi, Sarah tidak pernah menyalahkan takdir karena terlahir dari orang tua yang serba kekurangan. Penghasilan pas-pasan yang dimiliki sang ayah dan ibunya harus digunakan untuk membiayai kehidupannya dan Radit-adik satu-satunya.

"Baiklah, saya terima tawaran Bapak." Akhirnya, Sarah mengeluarkan kalimat itu dengan perasaan sedih di depan Wisnu.

"Itu pilihan yang tepat." Pria itu menyunggingkan senyumnya kepada Sarah.

Sarah sempat berpikir, seandainya keluarga ayah dan ibunya bersedia membantu kesusahan yang dia alami sekarang, kejadiannya tidak akan seperti ini. Dia pun tidak mampu berbuat apa-apa selain menerima tawaran Wisnu.

🏵️🏵️🏵️

Dua minggu berlalu ....

Hari ini, Sarah resmi menyandang status sebagai istri seorang pemilik perusahaan yang tidak pernah dia cintai, Wisnu Pratama. Sekarang dia berada di kamar yang sama dengan pria itu. Baginya, ini benar-benar sangat menyakitkan.

Walaupun resepsi pernikahan pasangan baru itu berlangsung sangat meriah, tetapi Sarah tidak menikmatinya sama sekali. Dia tidak pernah membayangkan harus hidup bersama laki-laki kasar dan tidak dia cintai.

Setelah operasi Pak Dimas berhasil dua minggu yang lalu, keluarga pria yang kini berstatus sebagai suami Sarah, akhirnya datang melamar dirinya. Sang ayah sangat terkejut kala itu, karena anak sulungnya yang baru lulus SMA dilamar seorang pengusaha kaya.

Sementara ibu Sarah menunjukkan wajah sedih di depan putrinya. Hanya beliau yang tahu tentang rencana pernikahan itu. Sarah menceritakan semuanya kepada Bu Ratna bagaimana dirinya mendapatkan uang untuk biaya operasi ayahnya.

"Kamu harus tetap menjadi istri yang baik dan menghargai suamimu, walaupun kamu tidak menginginkan pernikahan dengan Wisnu." Nasihat itu Bu Ratna sampaikan tadi sebelum meninggalkan gedung resepsi pernikahan.

"Iya, Buk. Sarah janji akan berusaha menjadi istri yang menghargai suami." Sarah memeluk sang ibu sangat erat karena mereka akan tinggal terpisah.

=============

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nova Irene Saputra

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku