Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Menjadi orang tua tunggal bukanlah hal yang mudah. Tapi, ia dipaksa kuat oleh keadaan. Melihat tumbuh kembang putra semata wayangnya, menjadi kepuasan tersendiri bagi Nadine. Nadine menjadi ibu tanpa harus menikah. Ia mengandung karena sebuah peristiwa dan lahirlah seorang bayi laki-laki bernama Alden
Perjuangan Nadine membesarkan Alden, putra semata wayangnya 20 tahun terakhir perlu diapresiasi. Sangat sulit bagi Nadine memutuskan untuk menjadi ibu tunggal bagi Alden. Terlebih dia yatim piatu dan tidak ada yang membantunya. Beginilah adanya, hanya dengan Alden lah Nadine memulai semuanya dari nol dengan mengasingkan diri ke negara lain. Dari yang awalnya menyewa tempat tinggal hingga beberapa kali diusir, sekarang Nadine bahkan memiliki lebih dari satu rumah mewah. Nadine memiliki tekad yang kuat memberikan kehidupan yang layak bagi putranya.
Beruntungnya Nadine melahirkan Alden yang sangat mengerti keadaan ibunya. Alden tak pernah mengeluh tentang apapun dan selalu menuruti perkataan Nadine hingga kini. Alden sama sekali tidak pernah membantah ucapan Nadine dan tak pernah melanggar apapun yang dilarang oleh Nadine. Alden paham betul bagaimana perjuangan sang ibu membesarkan dirinya seorang diri. Tapi hanya satu yang ia ingin tahu, siapa ayahnya?
"Morning, mom." Ucap Alden seraya memeluk Nadine yang sedang menyiapkan sarapan untuknya
"Morning, sayang,"
"Hari ini aku akan mulai ke kantor, mom," Ucap Alden
"Duduk dulu, sayang,"
Alden pun duduk di meja makan berhadapan dengan Nadine
"Kau yakin?" Tanya Nadine
"Yakin, mom,"
"Tapi, kuliahmu?"
"Aku tetap kuliah,mom. Lagi pula tahun depan aku sudah wisuda,"
"Baiklah, terserah kau saja,"
Nadine menyerah, ia hanya bisa menuruti keinginan putranya untuk memulai pekerjaannya di perusahaan milik Nadine. Meskipun tanpa seorang ayah, Alden tumbuh menjadi anak yang cerdas. Alden masuk universitas 1 tahun lebih awal karena Alden sempat mengikuti sekolah akselerasi. Dan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Nadine, perusahaan akan jatuh ke tangan Alden pada saat Alden genap berusia 20 tahun.
Setelah selesai sarapan, Alden berangkat menuju kantor bersama Nadine diantar oleh seorang sopir. Keduanya tampak serasi bahkan seperti saudara bukan ibu dan anak
Sesampainya di kantor, Nadine dan Alden disambut hangat oleh para karyawan. Alden mengikuti Nadine masuk ke ruangan pribadi Nadine yang berada di lantai paling atas gedung tersebut.
"Selamat pagi Nyonya, Tuan muda," sapa Gavin, asisten pribadi Nadine sekaligus orang kepercayaan Nadine
"Selamat pagi, Gavin. Mulai hari ini Alden akan mulai aktif di kantor. Tolong kamu bantu, ya?" Ucap Nadine
"Baik, Nyonya."
"Hai, uncle," sapa Alden
"Panggil Gavin saja, Tuan muda,"
"Kau boleh panggil dia 'uncle' diluar jam kantor, sayang," saut Nadine
"Baiklah, mom,"
Nadine tak pernah mengajarkan Alden untuk membeda-bedakan kasta seseorang karena Nadine pernah berada di posisi itu.
Alden mulai belajar tentang perusahaan bersama Gavin . Meskipun ia juga berkuliah di bidang yang sama tapi setidaknya ia harus mengenal dulu bagaimana seluk beluk perusahaan yang didirikan oleh ibunya itu.
Gavin membawa Alden ke ruangannya untuk mengenal lebih jauh perusahaan yang akan jatuh ke tangan Alden sebentar lagi. Alden yang cerdas cepat menangkap apapun yang dijelaskan oleh Gavin.
"Uncle.. eh maksudku, Gavin," ucap Alden
"Ada yang perlu saya jelaskan lagi, tuan muda?" Tanya Gavin
"Aku ingin bertanya, apa kau tidak pernah tahu siapa ayahku? Kau bekerja dengan mommy sudah lama,"
"Maaf, tuan muda. Saya tidak tahu tentang hal pribadi Nyonya Nadine,"
"Jika aku ingin tahu siapa ayahku, apa kau bisa membantu?" Tanya Alden lagi
"Tentu, Saya akan membantu anda,"
"Terimakasih,"
Setelah lama berbincang, Gavin mendapat panggilan dari Nadine. Akan ada klien besar yang datang dan melakukan kerja sama dengan perusahaan Nadine. Nadine memerintahkan Gavin untuk membawa Alden ikut meeting menggantikan dirinya.
"Mom sakit?" Tanya Alden