Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Misi pangeran mermaid

Misi pangeran mermaid

Ilmara

5.0
Komentar
99
Penayangan
21
Bab

Tirta seorang pangeran yang sudah terramal sejak 100 tahun yang lalu diumurnya yang masih 16 tahun dia harus menjalankan misinya didunia manusia hanya dibantu oleh kakaknya Natasya. Pertemuan pertama Tirta dengan Bella membuat Tirta jatuh cinta pandangan pertama tapi cinta mereka tidak akan pernah bersatu karena perbedaan alam

Bab 1 Party 1

Raja Erik sangat lelah mengurus Kehidupan dibawah laut yang sedang kacau. Perperangan terjadi dimana-mana bahkan sudah 3 minggu ini raja Erik jatuh sakit, karena kurang beristirahat. Semenjak kelahiran putra kedua raja Erik yang bernama Tirta, kekacauan dibawah laut terjadi. Sudah bertahun-tahun tidak ada tanda-tanda untuk kekacauan itu berakhir bahkan semakin bertambahnya tahun kekacauan itu semakin menjadi.

Raja Erik yang notabeknya sebagai penguasa laut terkuat terpaksa harus mengasingkan putra kedua dan istrinya selama bertahun-tahun, karena dia tidak ingin anaknya dibunuh oleh raja-raja yang sudah mengetahui ramalan 100 tahun lalu. Kekacauan ini terjadi tepat pada waktu kelahiran Tirta putra kedua raja Erik beruntungnya raja Erik tidak terlambat untuk merahasiakan keberadaan Tirta putranya. Tirta sudah tereamal sejak 100 tahun lalu. bahwa dikerajaan bawah laut akan ada bencana yang sangat besar hingga bertahun-tahun anak yang lahir tepat pada kekacauan ini terjadi dia lah yang akan membereskan kekacauan itu sendiri. Tetapi jika umur anak tersebut sudah 16 tahun barulah dia bisa mengayomi masyarkat laut. Diramalan itu pun dijelaskan bahwa anak yang lahir ditahun tersebut harus pergi kedaratan untuk mencari seorang gadis yang bisa berbicara dengan binatang.

Hari ini raja Erik mengunjungi istri dan anaknya dipengasingan. Setelah jatuh sakit dalam waktu yang cukup lama dan tidak bisa melihat keadaan putra dan istrinya tercinta.

Satu istana tidak ada yang tahu dimana dan bagaimana keadaan pangeran dan ratu mereka terkecuali raja Erik dan putri tunggalnya Natasya.

"Bagaimana keadaan kalian disini" sapa raja Erik pada istrinya.

"sangat baik raja"

"kemana perginya putra kita Erika?" raja Erik bertanya pada istrinya karena dia tidak melihat keberadaan Tirta dirumah itu.

"Dia sedang meneliti diruangnya raja"

"apa yang anak itu lakukan?"

"entah lah akan tetapi semenjak umurnya memasukin 15 tahun dia bisa segalanya yang dikakukan oleh kita juga dia bisa melakukan hal-hal aneh yang belum pernah aku lihat misalnya seperti memasak, jika aku bertanya dengannya memasak itu apa dia hanya menjawab begini; bunda memasak itu hal yang dilakukan oleh makluk yang berada diluar lautan. seperti itu lah jawaban yang ia lontarakan. Aku takut terjadi apa-apa pada Tirta raja"

Sebenarnya Erika sudah lama ingin menceritakan hal ini pada raja Erik tapi raja Erik tidak pernah berkunjung, karena jatuh sakit dan yang datang hanyalah putrinya saja, bebrapa minggu ini hal tersebut diurungkan Erika. Bukan hanya Erika yang merasakan aneh terhadap Tirta tapi juga Natasya putrinya yang bebrapa waktu lalau berkunjung sering menanyakan perihal tersebut.

"Erika" panggil raja Erik kini intonasinya sangat terlihat jelas bahwa Raja Erik akan berbicara hal yang serius.

''ya ada apa raja?"

"apa kamu masih ingat tentag ramalan 100 tahun lalu?"

" iya saya sangat mengingatnya raja ada apa memangnya?"

Sebelum raja Erik memulai lagi percakapan dengan istrinya itu dia menghembusakan napas kasar. Takut istrinya tidak bisa menerima keputusan yang telah ia buat.

''putra kita sudah waktunnya keluar dari dasar laut ini dan mencari seorang gadis yang bisa berbicara dengan hewa untuk menjadikan laut kembali tentram dan damai''

''tapi raja'' ucap Erika seperti keberatan atas hal tersebut.

''aku tahu Erika pasti berat bagi mu untuk hal ini tapi tolong pikirkan lagi dengan baik-baik ini demi kita semua. Aku berjanji Tirta akan selamat sampai misinya selesai, jadi aku beri kau waktu untuk memikirkan ini aku berharap kamu bisa melepas putra mu. Setelah kau memutuskan kesanggupan kita akan berbicara baik-baik nanti dengan Tirta. Aku hanya memberi waktu 2 hari untuk memikirkan semuanya'' jelas raja Erik pelan-pelan dia takut jika istrinya tidak mau melepaskan putranya.

''baiklah raja akan ku pikirkan'' ratu Erika berbicara dengan lemas.

***

Dibumi kedua gadis remaja mengobrol bersama terlihat seperti sangat akrab.

"Bella ayuk mampir kerumah ku dulu tadi mama bikin kue" ajak Enjel.

''oke Jel ayuk lest go'' jawab bella antusias

''memang tante ada acara apa bikin kue segala?"

"gak ada acar apa apa sih cuman pengen bikin kue saja begitu katanya.''

Bella hanya menganggukan kepalanya sebagai respon untuk Enjel . Bella sangat dekat dengan mama Enjel begitu juga sebaliknya. Kedua gadis itu sepulang sekolah segera menuju rumah Enjel bersama supri pribadi Enjel. Sebelum kerumah Enjel, Bella sudah izin dengan mamanya melalui pesan yang ia kirim lewat hendponnya jika dia akan pulang sedikit telat karena mampiri dirumah Enjel sahabatnya. keduanya telah sampai didepan rumah mewah yang berbentuk khas rumah moderen campuran tradisonal sangat menarik menurut Bella.

''ayok masuk'' ajak enjel

Bella mengekori enjel dari belakang. keduanya menuju kamar Enjel yang sangat elegan. Begitu menurut Bella, karena sahabatnya ini pencinta warna cerah. Setelah Enjel mengganti pakaiannya mereka berdua menuju dapur untuk menikmati kue buatan mama Enjel.

''Enjel tante kemana?'' Bella bertanya karena sedari tadi dia tidak melihat keberadaan mama Enjel.

''Mama lagi ketempat mbak Anggi''

''lo kok kamu gak ikut jenguk mbak Anggi?"

"bukannya gak mau ikut tapi mbak Anggi ada acara mendadak dikampusnya mewajibkan orangtua mahasiswa hadir. Kapan-kapan kita jenguk mbak Anggi mau kan pasti dia seneng liat adek-adeknya dateng''

''siap bos asal pas waktu senggang saja ''

''terus om kapan pulang dari korea?"

" entahlah" jawab Enjel sedih.

''kenapa lu sedih Jel ''

Bella Khawatir dengan perubahan muka Enjel yang terlihat jelas jika wajah itu mengambarkan kesedihan.

''gue sedih kangen sama papa terus nanti pas papa pulangg setelah kak Anggi menyelesaikan S1 nya disini dia mau nerusin S2 di Belanda. Nanti pas kak Anggi pindah kita bakal pisah dalam waktu sekitar 2 atau tigga bulanan karena gue juga harus ikut nganter kak Anggi kebelanda'' jelas enjel sedih.

''Yah bakal sendiri dong gue'' Bella ikut merasakan sedih.

''Tapi kalau kamu mau bisa ikut kebelanda juga'' ajak Enjel antusias.

''Maunya sih begitu jel tapi gak bakal boleh sama mama, ya sudah janggan sedih. sekarang kita puas-puasin berdua sebelum lu berangkat kebelanda''

''Memangnya kak Anggi berapa bulan lagi wisuda?"

" 3 bulan lagi wisud dia juga sudah daftar dikampus pilihannya dibelanda jadi nanti tinggal berangkat''

''Terus-terus Gilang tahu kalu lo mau kebelanda?

"Belum kan masih lama nanti gue kasih tahu Gilang 2 minggu sebelum berangkat'' jelasnya.

''Gue dukung gimana aja asalkan lu bilang ke Gilang jangan sampai enggak".

"Siapa tuan putri" jawab Enjel mengunakan embel-embel tuan putri.

"udah sore ini jel gue balik ya tar dicarin sama mama lagi, kan izinya cuman bentar doang gak lama"

" Oke Bell hati-hati dijalan"

"Jel" panggil Bella sebelum ia kembali melangkah.

"Tante pulangnya kapan memang jel?"

"Besok siang kayaknya sih Bell"

"kalau gitu lu minep tempat gue aja mau kagak?"

memang entar malem niatnya gue mau ngungsi kerumah lu eee malah ditawarin langsung sama tuan rumahnya, tapi gue keruamh lu nya tar malem sekarang gue masih capek"

"ya udah kalu gitu by by."

***

Bella berjalan seorang diri menuju halte, tadi sebelum Bella pamit sebenarnya Enjel menawarkan Bella untuk diantar supir Enjel. Tapi Bella menolak tawaran tersebut dengan alasan dia juga tau jalan pulang gak bakal tersesat. setibanya Bella dihalte tiba-tiba hujan deras datang menguyur bumi untuk saja Bella sempat meneduh.

"hay cantik" sapa preman yang sedari tadi menatap Bella dengan tatapan lapar.

"Iya" jawab Bella jutek

"janggan cutek-jutek dong tar cantiknya ilang" ucap salah satu dari kedua preman itu sambil keduanya tertawa kencang ditengah suara hujan yang begitu deras.

"janggan pegang-pegang" bella berbicara ketus pada kedua preman tersebut sambil berusaha menghindari keduanya.

"Tuhan lindungi Bella dari bahaya" doa Bella dalam hatinya.

Tiba-tiba seseorang entah muncul darimana memeluk pinggan Bella dengan begitu posesif.

"sayang kamu udah nunggu lama ya? maaf aku tadi macet dijalan soalnya. Terus turun ujan deres juga" ucap orang tersebut sambil menatap manik mata Bella tatapan mata yang diberikan pria tersebut seperti mengisyaratkan pada Bella bahwa dia orang baik. Bella yang sudah mulai mencernanya kini mengikuti permainan tersebut.

"kamu sih lama banget jadinya aku kan kehujanan"

"hehe bocah tenggil ngaku-ngaku lo pacarnya" Ujar kedua pereman tersebut sambil tertawa.

Barus saja Bella akan angkat bicara lagi tapi kedua preman tersebut sudah bersiap-siap untuk menghajar pria yang disampingnya itu. Tapi hal aneh terjadi bukanya Tirta yang tumbang malah kedua preman itu terpental samapi keluar area halte, Bella yang menyaksikan hal tersebut dibuat melongok tidak percaya dia begitu kagum dengan keahlian pria disampinya ini yang sekarang masih setia memelu pingangnya denga erat.

Setelah memastikan kondisi sudah aman Tirta juga ikut pergi tanpa mengatakan sepatah katapun pada Bella.

"Tunggu" Bella berteriak pada Tirta akan tetapi wujud Tirta sudah tidak ada lagi dihadapannya entah pergi kemana orang itu

"Aduh cepet banget sih ilangnya itu orang gue kan belum bilang terimakasih lagi, tuhan semoga Bella dipertemukan lagi dengan pangeran penolong Bella" oceh Bella pada dirinya sendiri.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku