Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
[Rara Aprillya]
"Good bye ..." lirihku saat pesawat yang aku naiki mulai berjalan.
Aku terus menatap ke jendela tidak percaya bahwa aku akan kembali lagi ke kota Neo'santara, tempat lahirku.
Sebenarnya aku tidak ingin kembali ke Neo'santara, tetapi kakakku terus memaksaku untuk pulang. Mau tak mau aku pun harus pulang selain masa kuliahku juga sudah habis aku juga sangat merindukan kakakku.
Oh ya perkenalkan namaku Rara Aprillya, aku adalah anak yatim piatu yang hanya mempunyai satu kakak perempuan. Hanya kakakku satu satunya keluargaku yang masih aku punya.
Aku kuliah di luar kota karena mendapatkan beasiswa, jika tidak, mungkin aku tidak akan pernah bisa kuliah di luar Negri, karena kami hanya anak yang di besarkan di panti asuhan. Orang tua kami sudah meninggal sejak aku berumur 7 tahun dan kakakku 10 tahun karena kecelakaan, kami pun tidak tau orang tua kami masih punya saudara atau tidak.
Kami keluar dari panti asuhan setelah kakakku mendapatkan pekerjaan, ia bilang tidak mau merepotkan ibu panti...
Aku tidak keberatan memulai hidup baru berdua dengan kakakku di kontrakan kecil, kumuh dan sering di ejek orang yang lebih kaya. Setiap hari kakakku bekerja untuk membiayai sekolahku, aku tidak tahu kakakku bekerja apa karena kakakku tidak pernah memberitahuku apa pekerjaannya.
Kakakku berkata bahwa aku tidak perlu memikirkan apa pekerjaan kakakku karena yang terpenting aku bisa melanjutkan sekolahku dan tidak terputus seperti kakakku.
Aku pun menurutinya dan tidak pernah memikirkan pekerjaan apa yang kakakku kerjakan sehari-hari.
Setiap hari aku hanya akan belajar dan belajar dan aku pun menjadi murid yang pintar dan mendapatkan peringkat 1 setiap tahun, di akhir tahun SMA-ku aku mengikuti seleksi beasiswa di luar Negri dan aku pun mendapatkannya.
Kakakku pun mendukungku untuk kuliah di luar Negri, jadi dengan berbekal beasiswa dan juga keberanian aku pergi keluar negri untuk melanjutkan pendidikanku.
Sebenarnya aku tahu jika kakakku tidak rela bila aku jauh darinya, namun dia tidak mau berbicara jujur padaku.
Dan selama 4 tahun aku kuliah di luar Negri kami selalu berkomunikasi, sebenarnya kuliahku hanya 3 tahun.
1 tahun setelah aku belajar di luar negri kakakku menelfon katanya ia akan menikah, aku ingin sekali menghadiri pernikahannya waktu itu tetapi sialnya aku sedang ada Ujian, hal itu mebuatku tidak bisa menghadiri acara pernikahan kakakku.
Dan kabarnya kakakku itu sudah mempunyai 1 anak lelaki berumur 2 tahun. Kakakku tidak pernah mau mengirimkan foto keponakanku ataupun suaminya jika aku memintanya, ia malah berkata bahwa aku harus pulang ke Neo'santara dulu jika memang ingin bertemu mereka berdua.
Oke... Back topik.
Akhirnya setelah berjam-jam, aku sampai juga di Bandara. Setelah mengambil koper bawaanku, aku pun bergegas keluar dan mencari supir kakakku yang katanya akan menjemputku di Badara.
Aku membaca hampir setiap kertas yang di pegang oleh para supir atau kerabat orang yang datang dari luar negri sama sepertiku...
Karena aku tidak menemukan di mana keberadaan supir kakakku, aku pun memutuskan untuk menelfon kakakku. Mengambil ponsel dari dalam tas lalu mencari nomor kakakku dan langsung menelponnya.
Sambungan pertama dan ke dua tidak di angkat namun sambungan ke tiga di angkatnya.
"Hallo." sahut kakakku dari sebrang telfon.
"Hallo kak, kau tidak lupa kan jika aku akan pulang hari ini?" tanyaku.
"Ya tentu saja tidak sayang ..." balas kakakku.
"Lalu di mana jemputannya kak? Kenapa belum juga sampai, sudah lima belas menit aku di sini." keluhku mulai kesal.
"Hahaha ... Sabar sayang, mungkin sedang macet jadi sedikit terlambat." kata kakakku terkekeh di sebrang sana.
Aku mendengus kesal, walaupun aku tidak bisa melihatnya sekarang namun aku tahu bagaimana wajahnya sekarang. Kakakku memang tidak pernah berubah, pasti sangat menyebalkan.
"Hey ..." seseorang menepuk bahuku, aku menoleh dan menatap orang itu lalu berkata 'apa' tanpa suara.
"Apa kau Rara Aprillya?" tanyanya dan aku mengangguk.
"Apa kau yang menjemputku?" tanyaku lalu lelaki itu pun mengangguk.
"Ada apa Aprillya?" tanya kakakku.
"Tidak apa-apa kak ... ya sudah dulu ya kak, itu sepertinya supir ngaretmu sudah sampai." kataku menyudahi sambungan telfon lalu memasukkan kembali ponselku ke dalam tas.
"Kenapa diam saja?" ujarku sebal.
"Maksudmu?" tanya supir kakakku itu menatapku bingung.
Aku menghentakkan kaki kesal ... "Cepat bawa kopernya lalu kita pulang." ucapku berjalan menjauhi supir kakakku.
"Hey tunggu! Aku bukan su---."
"Sudahlah cepat bawa koperku, aku lelah ingin segera istirahat ... Di mana kau menaruh mobilnya." ucapku kesal.
"Tapi aku bukan sup----." ucap supir kakakku.
"Aku bertanya di mana mobilnya!" pekikku kesal.
"Baiklah, ikuti aku." ucapnya lalu berjalan mendahuluiku.
Sampai di parkiran, ia langsung memasukkan koperku ke dalam bagasi mobil mungkin sekarang dia tahu pekerjaan supir itu tidak harus diperintah.
"Hey kenapa kau masuk duluan." ucapku kesal sambil mengetuk kaca mobil, karena supir kurang ajar itu malah masuk lebih dulu ke dalam kemudi dan tidak memperdulikan aku.