Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Lover in Law (Ketika Dua Pengacara Saling Jatuh Cinta)

Lover in Law (Ketika Dua Pengacara Saling Jatuh Cinta)

Abigail Kusuma

5.0
Komentar
3.8K
Penayangan
71
Bab

Hal tergila Milly adalah bertemu dengan Zayn, pengacara senior yang angkuh dan merasa paling pintar. Hidupnya mulai merasakan kesialan sejak di mana harus dibimbing oleh sosok Zayn. Ingin rasanya menghindar, tapi dia telah terjebak. Zayn membenci pertemuannya dengan Milly. Menurut Zayn, sosok Milly adalah sosok ceroboh dan paling merasa benar dalam segala hal. Sialnya dia harus membimbing gadis menyebalkan itu. Semua bermula dari sini. Dua orang pengacara cerdas, tapi saling membenci itu terjerat dalam sebuah rasa yang tidak biasa. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Akankah takdir menyatukan? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95

Bab 1 Gadis Liar

"Satu latte ukuran medium, please," pinta seorang gadis cantik bernama Milly saat berada di meja kasir sebuah café yang berada di dekat wilayah perkantoran di kota Manhattan.

"Tunai atau dengan kartu, Nona?" tanya petugas kasir yang melayani pesanan.

"Kartu." Milly menyodorkan kartu debit yang baru saja dia ambil dari dalam dompet.

Petugas kasir tadi meraih kartu milik Milly, menggeseknya cepat di mesin pembayaran setelah memproses tanda terima pada aplikasi, diakhiri dengan satu lembar struk yang keluar dari print termal. "Silakan kartunya, dan mohon ditunggu sebentar untuk pesanannya. Akan kami panggil sesuai dengan nomor antrian, terima kasih dan datang kembali," ucap petugas kasir itu ramah.

Milly tersenyum sambil menerima kartunya kembali. "Terima kasih."

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Milly Benson, hari pertama masuk kerja. Perjuangannya selama bertahun-tahun untuk menjadi seorang pengacara akhirnya terwujud. Apalagi, firma yang menaunginya sebagai seorang penegak hukum adalah Wardwell Law Firm-salah satu firma hukum besar di Manhattan. Setiap pengacara pasti memiliki impian untuk bisa menjadi bagian dari firma itu, dan Milly adalah salah satu dari mereka yang sangat beruntung.

Kepala Milly menunduk untuk memeriksa halaman sosial medianya. Tidak ada apa-apa sebanarnya, dia hanya membunuh waktu untuk menunggu antrean pesanannya. Tak sengaja, saat Milly mengedarkan pandangannya pada seluruh ruangan café, dia justru melihat hal yang membuatnya mengerutkan kening. Seorang waitress yang membawakan pesanan kopi pada seorang pria baruh baya di meja paling ujung terlihat sangat tidak nyaman.

Milly beringsut ke meja sebelahnya agar bisa melihat kejadian itu lebih jelas. Instingnya sebagai seorang yang bertekad untuk menegakkan hukum di mana saja, membuatnya selalu memperhatikan hal detail yang menurutnya tidak benar, dan raut wajah waitress itu sedikit mengganggunya.

Mata Milly membelalak lebar saat tangan pria paruh baya itu meraba paha waitress yang berjingkat kaget. Kopi yang akan diletakkan di meja terjatuh ke lantai. Genangan kopi hitam membasahi lantai dan menciprat ke sepatu mereka.

"Jalang sialan!" sentak pria paruh baya itu pada waitress yang dengan sigap mengambil pecahan gelas dan meletakkan dengan hati-hati di nampan. "Kau tidak tahu berapa harga sepatuku ini?! Dengan gajimu beberapa bulan saja tidak akan mampu membelinya!"

Waitress tadi terus meminta maaf dan mencoba membersihkan sepatu pria paruh baya itu dengan kain lap yang selalu terselip di apron pinggangnya.

"Jangan sentuh!" Tidak disangka, pria paruh baya itu menendang waitress yang sedang membungkuk di kakinya sampai dia jatuh terduduk.

Milly tidak bisa tinggal diam. Bahkan saat nomor antreannya dipanggil, dia justru melangkah ke arah pria paruh baya itu dan waitress yang tampak sedang menahan tangis.

"Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?" tanya Milly setelah dia berjongkok di sebelah waitress tadi, kemudian membantunya berdiri.

"Hei! Lebih baik kau tidak ikut campur masalahku dengan jalang itu!" sergah pria paruh baya itu sambil menatap remeh pada Milly.

Mata Milly menyipit, kemudian melepas tangannya pada lengan waitress itu dan berjalan maju untuk mendekat ke arah pria paruh baya yang telah berdiri. "Kau menyebut dia jalang?"

Tatapan mata Milly yang mengintimidasi membuat pria paruh baya itu mundur selangkah. "Y-ya! Si jalang itu yang sudah menumpahkan kopi di sepatu mahalku! Kau pasti akan langsung dipecat kalau aku melapor pada pemilik café ini!" sentaknya sambil mengarahkan telunjuknya pada waitress yang mulai gemetaran.

"Kau yang akan mendapat masalah jika masih saja mengganggunya," ucap Milly kesal. "Aku melihatmu meraba paha gadis itu. Cepat minta maaf sekarang juga!"

Pria paruh baya itu mendelik saat mendengar kalimat terakhir Milly. Sebelah tangannya melayang cepat, mengarah pada wajah Milly. "Kurang ajar!"

"Kau yang harus disebut sebagai pria kurang ajar yang tidak tahu diri!" Tangan Milly menahan tamparan pria paruh baya itu.

"Sudah kubilang jangan ikut campur! Atau kau akan..." Pria paruh baya itu tidak melanjutkan kalimatnya karena Milly sudah menendang tulang keringnya sampai pria itu berlutut dan mengaduh kesakitan.

Beberapa pengunjung café telah berkerumun untuk melihat kekacauan itu, termasuk beberapa waitress lain yang dengan cepat mengamankan rekannya. Sementara seorang berjas rapi dengan wajah tampan menenteng segelas kopi yang baru saja dia ambil di meja pengambilan.

"Mau kubawa kasus ini ke jalur hukum? Aku bahkan memiliki bukti saat kau melecehkan gadis itu di ponselku." Milly menepis tangan pria paruh itu dan menatapnya dengan gestur menantang.

"Brengsek!" Tanpa diduga, pria paruh baya itu menyerang Milly untuk merebut ponsel yang ada di genggamannya. Dorongan keras pada badan Milly membuat gadis itu terjatuh, tapi masih dengan mempertahankan ponselnya untuk tidak direbut oleh pria paruh baya itu.

"Hah! Kau benar-benar membuat kesabaranku habis, Pak Tua!" seru Milly emosi.

Milly berdiri dengan menggeram kesal. Dia sudah bersiap untuk membalas serangan pria paruh baya itu saat beberapa orang mencoba untuk menghentikannya.

"Lepaskan! Aku harus memberi pelajaran pada orang yang tidak memiliki etika dan sopan santun seperti orang itu!" sentak Milly. "Panggilkan polisi! Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya pada waitress tadi!"

Mendengar kata polisi, pria paruh baya itu segera meraih tas kerjanya dan berlalu cepat, melewati Milly yang masih dipegangi oleh beberapa pengunjung. "Lepaskan!"

"Maaf, Nona. Biarkan saja dia pergi, kau akan terkena masalah jika terus menantangnya," ucap waitress yang dibela oleh Milly.

Milly memandang waitress itu, menghampirinya. "Kau baik-baik saja, kan? Tidak ada hal lain yang dilakukan oleh pria itu padamu, kan?"

Waitress itu menggeleng, tersenyum dengan wajahnya yang masih merona merah. "Aku sungguh tidak apa-apa. Biar bagaimanapun, aku salah karena menumpahkan kopi pada sepatunya."

"Tidak! Kau tidak salah! Pria itu yang memang brengsek." Milly menghela napasnya lagi. "Aku benar-benar ingin menghajarnya!"

Kerumunan pengunjung telah bubar. Menyisakan Milly dan waitress tadi.

"Terima kasih karena telah membelaku, Nona. Aku ... sungguh menyesal karenaku, kau menjadi terkena masalah juga." Waitress itu menunduk, dia benar-benar merasa tidak enak pada Milly.

Milly tersenyum, mengusap pundak waitress itu. "Jangan merasa begitu. Aku memang tipe orang yang suka mendatangi masalah. Lain kali, hubungi aku kalau ada yang melecehkanmu lagi. Aku akan membelamu dan menghajar para laki-laki brengsek yang menggodamu, ok?" Milly menuliskan nomornya di atas tisu, kemudian menyerahkannya pada waitress itu.

"Terima kasih, Nona..."

"Milly, panggil saja aku Milly." Mata Milly melirik ke jam tangannya. "Astaga! Aku sudah terlambat! Maaf, aku harus pergi!"

Milly berlari menuju meja pengambilan pesanan, kemudian menyambar gelas latte-nya yang mulai dingin dan kembali berlari menuju pintu keluar. Sebelum benar-benar pergi, dia kembali menolehkan kepalanya pada waitress tadi.

"Ingat ya, hubungi aku kalau ada masalah, bye!" ucap Milly sambil berlari-tetapi tanpa disadari ada pria tampan berdiri tegak sedang memegang kopi, menatap pertengkaran antara Milly dan pria paruh baya itu.

"Aku seperti pernah melihat gadis liar itu," ucap pria tampan itu sambil menyesap kopinya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Abigail Kusuma

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Lover in Law (Ketika Dua Pengacara Saling Jatuh Cinta)
1

Bab 1 Gadis Liar

03/05/2024

2

Bab 2 Sambutan Tak Ramah

03/05/2024

3

Bab 3 Pria Arogan

03/05/2024

4

Bab 4 Meremehkan

03/05/2024

5

Bab 5 Tindakan Semena-mena Zayn

03/05/2024

6

Bab 6 Zayn yang Tidak Bodoh

03/05/2024

7

Bab 7 Harga Diri Tinggi

03/05/2024

8

Bab 8 Rasa Senang Milly

03/05/2024

9

Bab 9 Investigasi Pertama Milly

03/05/2024

10

Bab 10 Kabar Baik

03/05/2024

11

Bab 11 Sebuah Kebetulan yang Tidak Disangka

11/05/2024

12

Bab 12 Sidang Pertama Milly

11/05/2024

13

Bab 13 Rencana Batal Karena Zayn

11/05/2024

14

Bab 14 Terjebak bersamamu

11/05/2024

15

Bab 15 Apa yang Kau Lakukan !

11/05/2024

16

Bab 16 Kau Boleh Pulang Jika Ingin

11/05/2024

17

Bab 17 Tetangga Lama

11/05/2024

18

Bab 18 Perselisihan Antara Milly dan Rey

11/05/2024

19

Bab 19 Win-Win Solution

11/05/2024

20

Bab 20 Keras Kepala Seorang Milly

11/05/2024

21

Bab 21 Tidak Sesuai Rencana

12/05/2024

22

Bab 22 Kenapa Kau Tidak Bisa Melihat Lukamu

12/05/2024

23

Bab 23 Gadis Ceroboh

12/05/2024

24

Bab 24 Semalam Banyak Mengubah Keadaan

12/05/2024

25

Bab 25 Usaha yang Sia-Sia

12/05/2024

26

Bab 26 Seorang dari Masa Lalu

13/05/2024

27

Bab 27 Penerimaan Kasus

13/05/2024

28

Bab 28 Sebuah Rencana

13/05/2024

29

Bab 29 Hujan Tengah Malam

13/05/2024

30

Bab 30 Permintaan Maaf Tersampaikan

13/05/2024

31

Bab 31 Ancaman Zayn

14/05/2024

32

Bab 32 Berita Buruk dari Kepolisian

14/05/2024

33

Bab 33 Tantangan Milly pada Zayn

14/05/2024

34

Bab 34 Mengumpulkan Bukti

14/05/2024

35

Bab 35 Kenyataan yang Terungkap

14/05/2024

36

Bab 36 Ada Solusi di Setiap Kesulitan

16/05/2024

37

Bab 37 Akhir dari Sidang

16/05/2024

38

Bab 38 Kebenaran yang Diungkap

16/05/2024

39

Bab 39 Batas Kadaluwarsa Cinta

16/05/2024

40

Bab 40 Keluarga dan Privilage

16/05/2024