/0/20257/coverorgin.jpg?v=d895fe5a67d001708f299466b8794622&imageMogr2/format/webp)
Hari ini adalah hari paling bersejarah dalam hidup sebuah keluarga karena pada hari ini salah satu di antara keluarga itu ada yang maju sebagai salah seorang bakal Gubernur dari salah satu Provinsi yang akan menyelenggarakan pemilihan umum saat ini. Nampak para petugas TPS sudah bersiap dan para calon pemilih sudah mulai berdatangan walaupun jam baru menunjukan pukul 6.45 pagi, antusiasme mereka untuk mencoblos begitu tinggi hingga rasanya untuk menunggu sampai pukul 7 pagi saat TPS buka mereka nampak tidak keberatan.
“Saat ini saya melaporkan dari TPS 28 di mana di TPS ini merupakan tempat calon Gubernur dari Partai Hijau akan mencoblos, nampak di TPS ini sudah banyak warga yang antre seperti itu untuk mencoblos padahal TPS belum di buka, saya akan berbincang terlebih dahulu dengan salah seorang calon pemilih.”
Nampak di sebuah rumah mewah tempat di mana keluarga sang calon Gubernur tinggal televisi menyala dan tengah melaporkan dari TPS tempat dimana sang calon Gubernur akan mencoblos nantinya, sementara itu juga sudah banyak wartawan yang sudah berkumpul di depan rumah untuk menayangkan berita eksklusif ketika sang calon Gubernur akan mencoblos bersama keluarganya di sebuah TPS.
“Di luar sana sudah banyak sekali wartawan, kenapa tidak keluar dan menyapa mereka?” tanya seorang wanita tua yang merupakan Nyonya di rumah besar ini.
“Apakah itu harus dilakukan? Toh juga nantinya aku akan keluar dan menyapa mereka,” jawab seseorang yang tengah menonton acara televisi yang menayangkan soal berita di TPS tempat dimana ia akan mencoblos bersama keluarganya nanti.
“Tapi ini kesempatanmu untuk meraih simpati dari masyarakat di detik-detik terakhir menuju pemilihan umum.”
“Sudahlah Ma, aku tahu apa yang aku lakukan jadi jangan mengoreksi apa yang sudah menjadi keputusanku.”
****
Tepat pukul 10 pagi nampak keluarga itu berjalan keluar rumah dan sorotan kamera para wartawan menyorot ke arah keluarga berpengaruh itu, nampak mereka semua memamerkan senyum dan melambaikan tangan pada kamera wartawan yang sedang meliput, para wartawan terus saja membuntuti keluarga ini hingga akhirnya tiba di TPS, keriuhan terjadi di TPS ketika keluarga ini datang, warga yang hendak mencoblos meminta foto dengan bakal calon Gubernur mereka, dengan sabar sang calon Gubernur melayani permintaan warga tersebut.
“Bu boleh lihat kemari,” ujar seorang wartawan meminta agar sang calon Gubernur dan warga yang berfoto itu menghadap ke arah kamera wartawan yang sibuk mengabadikan moment tersebut.
Sang calon Gubernur yang merupakan wanita pertama dalam sejarah pemilihan itu nampak menyunggingkan senyum manisnya pada para wartawan yang sibuk mengarahkan kamera padanya, hingga akhirnya tiba giliran keluarga itu untuk mencoblos.
“Saya mencoblos dulu ya, mohon dukungannya,” ujarnya dengan senyum manis dan bergegrak menuju bilik suara untuk melakukan pencoblosan.
Tidak ada yang terlewat sedikit pun oleh para wartawan saat proses pencoblosan berlangsung hingga keluarga itu kembali ke rumah mereka yang letaknya tidaklah jauh dari TPS, para wartawan mengerubung dan ingin mendapatkan wawancara eksklusif namun dihalangi oleh pengawal keluarga itu hingga mereka masuk kedalam rumah.
****
Seorang wartawan nampak baru saja selesai melakukan peliputan soal pencalonan sang calon Gubernur wanita pertama dalam sejarah Provinsi itu seperti yang diminta oleh stasiun televisi tempatnya bekerja, ia bertanya pada sang kameramen apakah semuanya sudah terekam dengan baik dan sang kameramen mengacungkan jempolnya tanda semuanya aman.
“Melelahkan sekali,” ujar si wartawan itu mengipasi dirinya dengan tangan saat ia dan kameramen tengah duduk di salah satu warung untuk membeli minuman dingin.
“Namanya juga tugas memangnya tidak ada yang lelah?” ujar sang kameramen.
“Menurutmu apakah keluarga itu akan menenangkan pemilihan Gubernur?”
“Pasti, kita tunggu saja.”
“Aku juga sudah memiliki firasat bahwa mereka pasti akan memenangkan pertarungan ini dengan mudah.”
“Apa yang membuatmu begitu yakin kalau mereka akan menang mudah?”
“Tentu saja karena nama besar keluarga mereka, siapa yang tidak kenal dengan keluarga de Cano? Seluruh penjuru negeri tahu siapa dan seberapa besar pengaruhnya dalam politik negeri ini.”
/0/4793/coverorgin.jpg?v=b05d912cb7a7054a4a624080113e86aa&imageMogr2/format/webp)
/0/2624/coverorgin.jpg?v=e6f881395758d217272b9b32d202169e&imageMogr2/format/webp)
/0/18757/coverorgin.jpg?v=45534e54ad36109b6f207435dbe4052f&imageMogr2/format/webp)
/0/2832/coverorgin.jpg?v=98e6c4c98c752164cf20c222a90d35ae&imageMogr2/format/webp)
/0/2596/coverorgin.jpg?v=2c7522c9f3ed3a9911a4df0ee2fccf0a&imageMogr2/format/webp)
/0/8908/coverorgin.jpg?v=800e60c90f2919a853d22d5ca40b66b0&imageMogr2/format/webp)
/0/2861/coverorgin.jpg?v=4cb1622da09fa516b5e1b4b7dfd2247e&imageMogr2/format/webp)
/0/17563/coverorgin.jpg?v=7266e4075eb37c48a5309bd3afef1cfe&imageMogr2/format/webp)
/0/24645/coverorgin.jpg?v=91b6eb3fa45ac33f191824f709ee3b72&imageMogr2/format/webp)
/0/2631/coverorgin.jpg?v=eaa6718167fd3ce990121f25fa01a958&imageMogr2/format/webp)
/0/5593/coverorgin.jpg?v=fe6e852727fb0cd06f392a8b50df6ff5&imageMogr2/format/webp)
/0/7113/coverorgin.jpg?v=c33b0f5fd43cfe98097da6b6cebf6198&imageMogr2/format/webp)
/0/16199/coverorgin.jpg?v=970aed5fb0497637d2eb4a6e422a511d&imageMogr2/format/webp)
/0/17410/coverorgin.jpg?v=cca9c90c68212c5cc1597d5bad5e3f0a&imageMogr2/format/webp)
/0/2115/coverorgin.jpg?v=e4ae29ff6d52435c428aad2b450be390&imageMogr2/format/webp)
/0/5105/coverorgin.jpg?v=b82df08457b67fdcf0f6700562d10443&imageMogr2/format/webp)
/0/9053/coverorgin.jpg?v=943ff6f42d41ba2954e161eeb8af226a&imageMogr2/format/webp)
/0/13761/coverorgin.jpg?v=51175a6ef2d460edacd26710dab0aa36&imageMogr2/format/webp)
/0/21420/coverorgin.jpg?v=1084bf2b1d67a1b873d602531be6eead&imageMogr2/format/webp)