Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesepakatan yang paling utama dalam rumah tangga adalah kejujuran dan keterbukaan.
¤¤¤
(Mas aku tak enak badan)
Sebuah pesan muncul pada aplikasi berwarna hijau di gawai suamiku dari nomor baru.
"Siapa yang berani malam-malam menghubungi suamiku dan mengatakan kondisinya pada suamiku. Apa maksud dan tujuan orang tersebut? Apa Mas adit ada main di belakangku," gumamku dalam hati.
(Siapa?)
Ku balas pesan itu sebelum Mas Adit tahu tentang pesan misterius itu,
Kosong. Setelah ku tunggu beberapa menit pengirim misterius itu tak kunjung membalas pesanku. Apa dia tahu bahwa yang membalas pesan itu bukan suamiku melainkan aku. Siapa pemilik nomor itu,
"Ada apa, Sayang?"
Suara Mas Adit mengagetkanku. Dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang dililitkan sebatas pinggangnya. Begitu mempesona di mataku.
"Ini mas ada pesan di gawai mu. Dia bilang dia tak enak badan. Dari nomor baru. Siapa mas?" Tanyaku penuh selidik.
"Aku tidak tau, Sayang. Orang iseng mungkin," jawabnya dengan wajah sedikit menegang.
Aneh menurutku jika hanya orang iseng kenapa dia terlihat menegang.
"Ya sudah yuk, sayang. Kita makan!" ajaknya setelah memakai baju.
Aku berjalan mengekor di belakang Mas Adit sambil memikirkan siapa pengirim pesan itu. Apa hubungannya dia dengan Mas Adit. Apa jangan-jangan Mas Adit memiliki hubungan di belakangku. Mengingat jarak tempat kerja dia yang berada di luar kota dan intensitas bertemu dengaku hanya di akhir pekan saja. Kepalaku pusing di buatnya.
"Kok bengong, Dek. Kenapa?" Tanya Mas Adit intens.
"Tidak, Mas. Hanya saja, rasanya akhir-akhir ini aku merasa mual dan sering pusing," jawabku berusaha mengalihkan topik pembicaraan agar Mas Adit tidak tahu bahwa aku masih memikirkan pesan tadi.