Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Hubungan Rahasia

Hubungan Rahasia

Nurfy

3.5
Komentar
797
Penayangan
5
Bab

Saling jatuh cinta memang tidak salah, tetapi bagaimana jika kamu menyimpan perasaan terhadap adik tirimu sendiri? pilihan yang begitu sulit, menjauh? tak mungkin karena mereka tinggal di atap yang sama. dengan cinta dan perasaan yang membuncah membuat kedua remaja itu harus menjalin kasih, dengan si perempuan yang di paksa oleh si lelaki untuk menerima dirinya dengan sikap dominan yang dirinya keluarkan! "terima, atau kakak perk*sa kamu di sini?" Ancaman yang bukan main, jika menolak dirinya akan habis bersama kakak tirinya, dirinya begitu sial kenapa keberuntungan tak pernah berpihak kepadanya? "kak, kita ini saudara, seharusnya ini tak boleh terjadi--" "tiri! ingat itu, kita hanya saudara tiri, jadi tidak ada larangan untukku tak menjalin sesuatu yang spesial bersamamu!" seringai yang begitu menakutkan sehingga membuat dirinya lemas tak berdaya, ya tuhan tolonglah gadis kecil ini, dirinya begitu tersiksa dengan kelakuan Abang tirinya! apakah dirinya harus menerimanya atau menolaknya? huh ... pilihan yang begitu sulit!

Bab 1 Rumah Baru

Sebuah mobil mewah Bugatti La Voiture Noire memasuki gerbang yang menjulang tinggi dan berhenti tepat di depan pintu dan langsung di buka kan oleh para bodyguard yang sudah stay di sana.

"Wah ... rumah daddy bagus banget!" kagum gadis kecil dengan boneka beruang lucu di gendongannya.

"Ayo baby kita masuk." Ajaknya kepada anak dan istri barunya yang sudah dia nikahi selama satu Minggu ini dan baru pulang ke mansion miliknya.

"Ayo sayang, kita masuk," ajak sang mommy dengan senyuman yang tak pernah luntur di bibir manisnya.

Ketiga manusia itu memasuki mansion megah dengan di sambut oleh banyaknya maid yang berjejer rapi, menunggu mereka.

. . .

"Wah ... kamarnya lebih besar dari kamarku yang dulu," kagum gadis cantik itu melihat kanan kiri melirik barang-barang yang ada di sana, dia memang anak orang kaya tapi rumahnya tidak semegah mansion daddy barunya ini.

"Bakal betah nih kalo bobo di sini!" dengan nada riangnya dia naik lalu melompat kecil mengajak boneka beruang kecil miliknya. "Beruang ayo kita senang-senang, karena Nazila udah punya kamar baru!" tawa lucu tak pernah berhenti keluar dari bibir manis anak berusia 16 tahun itu.

Fathur dan Joana menikah setelah di rasa keduanya sudah merasa cocok, mereka sama-sama di tinggal pergi oleh pasangan mereka masing-masing, yang di mana suami Joana pergi duluan menuju ke pangkuan tuhan sedang istri dari Fathur dia ketahuan selingkuh, dengan rekan bisnisnya sehingga saat itu juga dia menceraikannya tetapi hak asuh anak jatuh ke tangannya, karena bagaimanapun Fathur tidak Sudi jika anak tunggalnya di besarkan oleh mantan istrinya itu.

"Sayang ayo turun, kita makan malam?" sahut Joana di depan kamar putrinya yang nampaknya masih tertidur. "Sayang ... kamu dengar mommy tidak?" sahut Joana lagi.

"Emm ..., sebentar mommy Zila masih ngantuk!" jawabannya dengan suara males.

"Bangun dong, kamu tidak kasihan sama daddy kamu yang sudah menunggu di bawah ...!" bujuk Joana.

Nazila yang merasa tak enak pun langsung turun dari ranjang empuk miliknya, walpun dengan perasaan tidak rela. "Bay-bay kasur, nanti Zila bobo lagi, kok!" lesunya lalu berjalan membuka pintu kamar miliknya dan nampaklah sang mommy Joana yang tersenyum lembut.

"Ayo sayang." Kedua anak dan ibu itu berjalan beriringan dengan sang anak yang menahan kantuk beratnya, huh .... Dia butuh tidur.

. . .

"Selamat malam daddy!" sapa Nazila tak lupa mengecup pelan pipi daddynya.

"Malam juga putri daddy yang cantik," sapa balik Fathur pada putrinya yang begitu manis sama seperti Joana yang sangat cantik dan anggun, membuat Fathur begitu tergila-gila.

"Ayo makan," suruh Joana setelah menyajikan makanan untuk keluarga kecilnya. "Anak kamu mana, kok aku gak pernah lihat dia sedari tadi kita datang?" tanya Joana.

"Paling masih di kampus," jawab Fathur dengan datar dan males.

"Aku punya Abang?" tanya Nazila dengan nada antusias.

"Tentu sayang, kamu punya Abang," jawab Joana dengan senyum senang, Joana berharap anak tirinya bisa menerima anaknya.

"Wah ... aku gak sabar buat ketemu sama Abang, daddy kira-kira Abang pulangnya kapan? Zila pengen ketemu!" antusiasnya.

Fathur terkekeh pelan. "Nanti Abang pulang, sekarang kamu makan, oke?"

"Oke daddy!" Mereka bertiga mulai memakan-makanannya dengan khidmat tak lupa celotehan gadis manis itu membuat kedua orang dewasa itu tertawa dan tersenyum manis.

. . .

"Sampai kapan Lo mau kek gini, Van?" tanya seorang lelaki berambut ungu tua yang sangat tampan.

"Diem gak usah banyak tanya gue mau minum!" ketusnya, mengambil satu botol wine, tanpa menuangkannya ke dalam gelas dia langsung meneguknya hingga setengah dengan rasa pusing yang menjalar bebas di otaknya.

"Udah biarin aja, dia lagi banyak masalah keknya," ucap lelaki dengan tindik beserta tato bertuliskan kanji Jepang yang entah apa artinya tertulis apik di leher bawah telinganya, dia Veroza atau di panggil Roza.

"Pasti masalah bapaknya ini!" tebak Liam si rambut ungu tua.

Lorenzo hanya terdiam dengan pikirannya yang entah berkelana kemana dengan pandangan kosong, Renzo begitu tidak terima atas pernikahan ayahnya dengan wanita itu, Renzo membenci semuanya, apalagi ibu kandungnya Renzo sangat membencinya.

Untuk pulang ke mansion besar itu rasanya Renzo tidak sudi, tapi mau bagaimana lagi jika tidak, dia akan melarat akibat ancaman dari sang ayah Renzo tidak mau itu terjadi.

. . .

Pukul dua dini hari, Nazila terbangun akibat rasa haus yang melanda, dan dia lupa membawa air dingin untuk berjaga-jaga, jadi dengan rasa males dan takut Nazila pergi ke dapur yang berada di lantai satu, dengan beberapa lampu mansion yang sudah padam, apalagi di bagian tangga, huh itu sangat mengerikan melihat ribuan undakan anak tangga yang begitu panjang.

"Ihh ..., serem, tapi Zila haus!" dengan keberadaan dia turun, lalu dengan cepat pergi ke dapur untuk minum, setelah selesai dengan acara minumnya.

Nazila berbalik tapi justru di kejutkan dengan suara dingin dari seseorang. "Bagaimana bisa ada pencuri kecil di mansion besar ini?" ujar Renzo menunduk dan mendekat ke arah telinga Nazila yang menunduk takut membelakanginya.

"Kenapa diam kelinci kecil?" tanya Renzo dengan wajah datar yang sangat menusuk.

Nazila berbalik lalu melihat lelaki tampan dengan wajah dingin berdiri menjulang tinggi di hadapannya. "Abang ...?" cicit Nazila memastikan sebab dia tidak tau nama abangnya dan Naila menyesal tidak bertanya pada Fathur.

"Siapa?"

"Kamu anaknya deddy Fathur? Abangnya Zila kan?" tanya Nazila dengan nada kecil.

Renzo mencengkeram dagu kecil Nazila hingga mendongak menatapnya, Renzo memperhatikan wajah kecil itu di bawah remangnya lampu dapur. "Gadis kecil ..." lirih Renzo dengan mata berkabut nafsu, Renzo ingin sesuatu sekarang, sesuatu yang ingin keluar dari inti miliknya.

"Abang kenapa?" tanya Nazila melihat raut panik milik Renzo, tapi dengan kasar Renzo mendorong Nazila untuk menyingkir darinya hingga terjatuh.

"Akh ...!" Nazila melihat telapak tangannya memerah akibat terbentur lantai keramik putih itu tapi Renzo sudah pergi hilang entah kemana.

Nazila menangis sendiri di lantai dingin itu, dia tidak menyangka bahwa kakak tirinya bisa sekasar itu, apa kakak tirinya tidak menyukai dirinya makanya dia mendorongnya hingga jatuh?

Semoga saja tidak!

Nazila bangkit lalu segera pergi dari ruangan dapur yang gelap itu, air matanya tak pernah berhenti untuk mengalir, dia masih terbayang-bayang oleh wajah sangar sang abang tadi.

"Semoga Abang gak benci Nazila, yah semoga saja!" senyum Nazila menyemangati dirinya, lalu masuk ke dalam kamarnya.

. . .

Sedangkan di dalam kamarnya Renzo bukanya tidur pemuda tampan itu malah asik merokok sambil membayangkan rupa adik tirinya itu.

"Sialan gadis itu!" dengus Renzo karena bayangan rupa adik tirinya tak bisa pergi dari pikirannya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nurfy

Selebihnya
Five Beautiful Girls

Five Beautiful Girls

Anak muda

5.0

Bell sekolah sudah berbunyi dan kelima sekawan itu segera beranjak pergi untuk pulang, tapi satu dari mereka tidak ikut karena hari ini jadwal dia piket. "Hati-hati Lo Yuna ada kuntilanak nanti di sini!" kata salah satu sahabatnya dengan menakut-nakuti diri. "Bangke lu, gak usah nakut-nakutin gue deh kamvret! Gue gibeng juga lu pake nih bangku guru!" keselnya hendak mengambil bangku guru yang berada di dekat dirinya. "Kabur....!" mereka berempat berlari pergi meninggalkan Yuna sendiri, sebenarnya sih teman piket Yuna lagi kerung guru buat ngurus sesuatu makanya dia di sini sendiri. "Oh ya, Yun nanti jangan lupa datang ya ke taman kita ngumpul di sana, mumpung besok libur!" teriknya lalu kembali pergi. * * * * Sesuai perjanjiannya tadi di sekolah kini kelima gadis sengklek bin gila ini mereka duduk di bawah pohon buat ngadem karena cuaca sore ini sangat panas apalagi ini kan masih jam tiga. "Kita main kemana nih? Bosen gue, perasaan nih taman sepi amat dah?" "Ehh, btw nih anak tumben pake rok pendek," ujarnya sambil mencingcing rok pendek warna coklat itu hingga tangannya di tepis. "Yee, anjir lu ngapain sih Cok, risih bangke!" semprot sang pemilik rok. "Bangke, gue kan cuma megang anjir!" elaknya. "Megang apaan asu, untung lu cewe kalo cowo udah gue hajar lu ampe pingsan!" ketus Nia. "Udah lah kak, jangan ribut Mulu?" lerai sang adik yakni Azzara. "Tuh dengerin kata adek lu, rempong!" ejek Ari menatap Nia menantang seolah mengajak gelut. "Ape lu anjir, biasa aja dong matanya! Mau gue colok lu hah!?" ngegas Nia hingga membuat kedua perempuan itu pusing. "Udah lah anjing jangan pada ribut, pusing gue dengernya!" sentak Hana lalu pergi ke pedagang ceker dan memesannya dia sungguh sangat badmood untuk meladeni kedua kucing dan tikus itu. "Woy! Sini asu, ngapin bengong, sini lah makan, adu bacot butuh tenaga setan!" teriak Hana hingga pedagang itu kaget, mendengar teriakan membahana dari si gadis berpipi bulat yakni si Hana. "Astagfirullah kaget!" kata si pedagang ceker itu. "Ceker bang lima ribu-lima ribu, lima porsi ya?" "Iya neng." "Bangke teriaknya kek manggil setan bangun aja tuh toa!" gumam Ari. "Udah yuk kesana." Lalu mereka berempat pergi menuju hanya yang sudah stay di bawah pohon deket si pedagang sambil menunggu ceker pesanannya. "Lo udah pesenin kita belum?" tanya Nia lalu duduk di dekat Hana. "Udah, kalian tinggal bayar aja," "Bused, gue kira di traktirin tadi!" "Yaelah... ngab bayar sendiri lah... ini aja sisa bayar SPP sekolah gue yang udah nunggak anjir!" jelasnya. "Ya udah lah ya." Mereka berlima pun memakan ceker yang di beli masing-masing lalu berjalan mengelilingi taman yang sudah mulai ramai dengan anak remaja, ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak, yang lagi piknik sore (emot batu) Kelima perempuan ini bukan berasal dari keluarga kaya raya mereka sama saja seperti kita kadang susah kadang senang karena ada duit! Dan rata-rata orang tua mereka ada yang kerja jadi tani, kuli dan lain sebagainya. Arinia Devazila gadis remaja 16 tahun ini baru menduduki kelas 12 SMA bukan karena jalur akselerasi atau semacamnya tapi karena orang tuanya saja yang terlalu cepat memasuki anaknya ke sekolah SD walaupun nilainya sering rendah tapi Alhamdulillah pas masuk SMP dia sering dapat juara kelas. Walaupun namanya agak laki tapi dia ini perempuan dan dari itu dia menggunakan kerudung untuk menutupi rambut panjangnya. Hana Nafisah gadis remaja 17 tahun sekelas sama Ari. Hana memiliki rambut bergelombang dengan pipi chubby ala dirinya yang sangat menggemaskan tapi ngeselin tapi ngangenin juga! Aaa.... Kiyowo! Putriana Nisha gadis ini juga seumuran dengan Hana, Nisha lebih suka di panggil Nia karena parasnya yang cantik dengan pipi tirus sedikit berisi dengan rambut pirang, sepunggung miliknya. Azzara Aziva saudara dari Nisha atau Nia tapi beda Azzara dia memiliki rambut hitam sepinggang dan wajahnya agak bulet Azzara ini adik dari Nia dan dia baru berusia 15 tahun dan masih kelas 11 SMA banyak dari teman sekolahnya yang tidak percaya bahwa dia ini bersaudara sama Nia karena tidak ada mirip-mirip nya bukan karena jelek mereka sama-sama cantik tapi ya itu mereka berdua ini tidak ada mirip-mirip nya sama sekali! Yang terakhir Kim Yunna orang Korea asli tapi pindah ke Indonesia karena usaha bapaknya bangkrut jadi dia memilih pindah ke Indonesia dan menetap di sini, si Yuna ini paling suka di candain tes keriuk sama si curut empat ini. Di antara mereka berlima hanya Yuna yang beragama Kristen yang lain Islam semua tapi itu tak jadi permasalahan yang penting kita akut saja. Yuna memiliki rambut yang pendek seperti Lisa blackpink di tambah kulitnya yang putih dan itu sangat cantik.

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku