/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
"Itu pasti Mas Arya," gumam Shanum. Wanita cantik yang tengah sibuk berkutat di dapur dengan berbagai adonan kue itu pun melepaskan apronnya tatkala mendengar ketukan pintu dari luar.
"Shanum, cepat buka pintunya!" Terdengar suara bariton suaminya yang terdengar tergesa. Shanum merapikan penampilannya seadanya. Lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu utama.
Pintu terbuka. Wanita itu terhenyak seketika saat melihat sosok yang berdiri di balik pintu. Bukan hanya suaminya saja yang di sana, melainkan ada ibu mertuanya, adik iparnya dan satu perempuan muda yang sama sekali tak dikenal Shanum.
"Mas?" lirihnya masih bertanya-tanya tentang perempuan itu.
"Lama amat sih buka pintunya, ngapain aja di rumah!" ketus Bu Desi yang langsung menyelonong masuk ke dalam rumah mewah dua lantai itu. Wanita itu menatap jijik ke arah sang menantu yang penampilannya sama sekali tak sedap dipandang. Bagaimana tidak, di baju Shanum terdapat beberapa bercak dari adonan tepung hingga membuat Bu Desi mencela penampilannya.
"Iya, bikin orang capek berdiri aja," timpal Lila tak kalah ketus dari ibu kandungnya. Sedetik kemudian, perempuan muda itu sudah mengekori langkah Bu Desi, dan duduk di sofa empuk yang ada di ruang tamu.
"Kamu kenapa sih lama banget buka pintunya," sahut Arya kesal. Dia juga ikut-ikutan mengomeli Shanum sama seperti ibu dan adiknya barusan. "Ayo, masuk," ajaknya kemudian sambil menggandeng tangan perempuan muda yang sedari tadi berdiri di sampingnya.
Shanum memutar bola matanya malas. Mendengar tiga kali omelan dari ketiga orang itu membuatnya sedikit naik pitam. Ia menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan, demi menetralkan emosinya. "Sabar, Shanum," gumamnya lirih.
Shanum melangkah mendekati mereka yang kini sudah duduk di sofa. Ia menjadi orang terakhir yang mendaratkan tubuhnya di sofa single yang tersisa.
"Wah, rumahmu besar dan luas juga ya, Arya. Ibu menyesal karena dulu nggak mau ikut kamu ke Jakarta dan tinggal di sini," ucap Bu Desi. Kedua bola matanya tampak berbinar-binar memindai seisi rumah yang ditempati Arya dan Shanum, dengan berbagai macam perabotan mewahnya.
"Ya iyalah, ibu sih. Lila kan udah bilang, mending tinggal di rumah Mas Arya aja. Eh, ibunya nggak mau!" celetuk Lila menimpali penyesalan sang ibu.
Sementara itu, Shanum hanya diam dan memerhatikan gerak-gerik mereka berempat. Arya, Ibu mertua, adik ipar, serta seorang perempuan yang asing bagi Shanum.
Bu Desi dan Lila yang masih terpesona dengan desain rumah mewah itu, dan Arya juga perempuan yang sedari tadi menundukkan kepalanya, enggan membalas tatapan Shanum. Mungkin … takut.
"Mas Arya, tolong jelaskan semua ini," pinta Shanum mulai membuka suara. Wanita itu menaruh kedua tangannya di perut sembari memindai keempat orang di hadapannya dengan tatapan menyelidik.
"Ah iya, aku sampai lupa untuk mengenalkannya padamu, Sha," ucap Arya santai, seakan tanpa beban, pun juga rasa bersalah telah membawa istri barunya ke istana yang ditempatinya dengan Shanum selama tiga tahun terakhir.
Shanum menatap lekat ke arah Arya, menanti kata demi kata yang akan keluar dari mulutnya.
"Katakan, siapa dia Mas?" Penuh penekanan, Shanum bertanya. Kedua matanya tengah memindai sosok asing yang duduk di samping suaminya, bahkan bergelayut manja di lengan sang suami.
"Perkenalkan, dia adalah Anara, istri baruku." Tanpa dosa, lelaki yang masih berstatus suami sah Shanum itu memperkenalkan perempuan dengan riasan tebal, dan pakaian yang aduhai seksinya sebagai istri barunya. Bagaikan petir di musim kemarau ketika Arya mengenalkan sosok itu.
"Aku sudah menikah dengan Anara tiga bulan yang lalu," sambungnya sembari menatap mesra Anara yang duduk di sampingnya, melempar senyum remeh terhadap istri sah Arya.
"Hahaha…." Shanum tiba-tiba saja tertawa lepas. Dia menertawakan dirinya sendiri. Tidak ada angin. Tidak ada hujan. Tiba-tiba saja dirinya dilanda kenyataan sedemikian rupa. 'Sedih, iya. Tapi hanya sedikit saja. Hatiku terlalu berharga untuk meratapi lelaki pecundang seperti Mas Arya. Mirisnya hidupku!' keluh Shanum dalam hati.
Shanum menghentikan tawanya. "Lalu, maksudmu apa membawanya ke sini, Mas," ucap Shanum dengan wajah datar.
Sementara keempat orang itu menatap Shanum heran. Ya, Arya, Bu Desi, Lila, dan juga perempuan muda yang baru saja dikenalkan Arya sebagai istri keduanya. Mereka tercengang dengan ekspresi Shanum.
Bukan amarah atau makian yang wanita itu lontarkan. Melainkan ekspresi datar dan dingin yang Shanum tunjukkan pada mereka berempat.
'Hah! Jangan harap! Aku tak akan mengotori mulutku dengan mengucapkan bermacam sumpah serapah pada mereka. Tidak akan!' Shanum membatin dalam hatinya.
/0/12406/coverorgin.jpg?v=6aec4cfef6fe700646935b90f70aead3&imageMogr2/format/webp)
/0/15950/coverorgin.jpg?v=509021433262d5a333b93286ab8868d6&imageMogr2/format/webp)
/0/30875/coverorgin.jpg?v=735491a742a20327e5c47d79156671e4&imageMogr2/format/webp)
![[BUKAN] PELAKOR](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/2167/coverorgin.jpg?v=db428b5a3581aded04844622906c9a50&imageMogr2/format/webp)
/0/6433/coverorgin.jpg?v=1420b19d6e6bc2d76777bd556d270fb1&imageMogr2/format/webp)
/0/10259/coverorgin.jpg?v=54169c1f5c1549138ff5f1f1622f939d&imageMogr2/format/webp)
/0/13576/coverorgin.jpg?v=5d82f09b814dd1b96a2f33a312ae4530&imageMogr2/format/webp)
/0/12391/coverorgin.jpg?v=df9bc69e28f044837769e4a0005ff9ff&imageMogr2/format/webp)
/0/16860/coverorgin.jpg?v=9ed20766993988fbd0860831172f4936&imageMogr2/format/webp)
/0/5026/coverorgin.jpg?v=20250121183051&imageMogr2/format/webp)
/0/23723/coverorgin.jpg?v=464023131ef63f7e4423296e448da571&imageMogr2/format/webp)
/0/24665/coverorgin.jpg?v=a18e649a39800399143780954e35dbd1&imageMogr2/format/webp)
/0/6280/coverorgin.jpg?v=03b729dd0330ea7e2218765380599657&imageMogr2/format/webp)
/0/10426/coverorgin.jpg?v=76818ceee2f802563efd68fcee7c15a5&imageMogr2/format/webp)
/0/6539/coverorgin.jpg?v=b442eb536248e6caa6553a30e37250fd&imageMogr2/format/webp)
/0/15160/coverorgin.jpg?v=67322a6b9774f084cd89dd3bd3030239&imageMogr2/format/webp)
/0/17322/coverorgin.jpg?v=42ab220d18228ed2cbfbbe34b318616c&imageMogr2/format/webp)