Cinta yang Tersulut Kembali
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
Jangan Main-Main Dengan Dia
Gairah Liar Pembantu Lugu
Cinta di Jalur Cepat
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Sang Pemuas
Saat Jarum Jam menunjukan tepat jam empat sore, Nania segera membereskan barang barangnya komputer juga sudah di tutupnya, denan cepat ponsel di atas meja di ambil lalu di masukan ke tas. Mekupnya yang sudah luntur karena di bersihkan ketika waktu sholat Asar tadi , dia tambahkan dengan menggunakan foundation dan di alasi sedikit bedak. Lipstick yang berwarna pink di oles ke bibirnya, menambahkan cahaya pada wajah yang kelihatan sedikit pucat tadi , pucat bukan karena sakit tetapi disebabkan kurang mekup.
Setelah selesai, Dia bangun terus menyambar tas lalu keluar dari ruang kerjanya itu.
“Okay guys saya mau pulang dulu ya”
Nania sambil melambaikan tangannya ke sesama rekan kerjanya yang masih duduk di kursi kerjanya masing masing. Tidak ada balasan, hanya beberapa orang rekan kerja sejabatan Brand yang melambaikan tangannya.
Senyum manis menghias wajah Nania mengiringi langkah kakinya menuju parkiran. Ya, Hari ini dia akan di lamar oleh kekasihnya, Tuah.Tuah tidak memberi tahunya secara langsung. Hanya secara kebetulan saja beberapa hari lalu , Maya dengan ketidak sengajaannya melihat Tuah sedang memilah milih cincin bersama ibu dia. Yang menurut Maya, dia yakin sekali cincin yang sedang di pilih Tuah tersebut adalah untuk Nania, Karena di sepanjang mereka memilih cincin, ibu Tuah samasekali tidak mencoba cincin tersebut. Bukankah itu maknanya cincin tersebut buat wanita lain ? Dan wanita itu tentunya ya Nania , Soalnya hanya Nania wanita lain di dalam hidup Tuah Selain beliau ibunya.
Sangkaan Maya itu benar terbukti karena pagi tadi Tuah menghubunginya dan memintanya untuk bertemu sore ini setelah jam pulang kerja.
Ya, sebab itulah hari ini Nania pulang lebih cepat. Dia yakin Tuah akan melamarnya.
Sebetulnya berat untuk memenuhi permintaan Tuah itu, Sedangkan dua minggu ini mereka sangat sibuk menjadwalka Bisnis perusahaan yang Baru di mulai oleh Tim mereka, Setelah bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang berpusat di Singapore, Sudah beberapa hari ini mereka over time, dan bergadang bersama sama Tim nya di kantor sampai tengah malam untuk mendesain brand logo terbaru , Slogan dan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Dan bulan depan akan di adakan pameran pertama.
Dengan pemilik baru perusahaan ini dan mereka harus memamerkan rancangan mereka untuk brand perusahaan pertama mereka.Terlalu sibuk dan sangat tertekan karena bukan mudah untuk merancang kembali sebuah Bisnis brand, Yang sudah hampir punah karena kelengahan dalam pengurusan sebelumnya. Nania yang asalnya hanya staff di bagian bidang pemasaran dan sekarang ia sudah di angkat. Jabatan ke bagian Brand dan di lantik sebagai Menejer, mendapat jabatan ini setelah perusahaan ini di ambil alih dan bukan hanya Nania yang di pindahkan kebagian ini.Tetapi Ada juga beberapa staff lain ,Yang dari bagian pemasaran dan bagian penjualan juga di pindahkan. Kebagian Branding. Perusahaan tidak mau mengambil staff Baru untuk mengisi jabatan di bagian Brand yang kosong. Karena untuk menghindari pemborosan supaya bisa menghemat pengeluara, Dan syarikat memberi waktu tiga bulan kepada mereka untuk merancang strategi Brand Baru dengan menggunakan segala pengalaman dan keahlian mereka sewaktu bekerja di bagian pemasaran dan bagian penjualan.
Sangat melelahkan hingga waktu dia untuk bersama Tuah juga semakin berkurang, Sudah lama juga mereka nggak pernah keluar biarpun sekedar hanya keluar makan bersama. Karena kesibukan Nania, Tapi Nania tidak menyangka Tuah akan bikin keputusan seperti ini untuk melamarnya.
Sambil menghidupkan mesin Mobil, Bibir Nania masih tidak lekang dengan senyuman, Menghayalkan betapa romantisnya Tuah saat melamarnya nanti.
Nania melangkah masuk kedalam restoran yang sudah di pesan Tuah untuk pertemuannya malam ini . Dari pintu masuk dia sudah melihat punggung Tuah , Nania juga mempercepat langkah kakinya untuk ke arah pacarnya. Takut juga kalau Tuah sudah menunggunya lama .
“Haii…” Nania menyapa lalau melabuhkan punggungnya duduk di depan Tuah
“sudah lama nunggu? “. Tanya Nania lagi sambil membetulkan duduknya.
“Baru aja.”
Tuah menjawab dengan singkat dan nada suaranya juga tidak seperti biasanya terkesan dingin dan jauh.
Menjalani hubungan dengan Tuah dari Zaman persekolahan SD, Jadi Nania faham semuanya. Namun dia tidak mau terlalu memikirkan, mungkin juga Tuah gugup mau melamar fikirannya.
“Maaf tadi saya pulang dulu ke rumah, soalnya gak nyaman juga kalau datang masih memakai baju kantor “. Nania mencoba menjelaskan kepada Tuah biarpun raut di wajah Tuah tersirat tidak ingin mendengar.
“Tidak apa .”
Lagi lagi cuman jawaban singkat yang di lontarkan Tuah
Nania niatnya mau melanjutkan bicaranya . Tapi kedatangan Barista resto yang membawa buku menu membatalkan niatannya.
“ Pesan dulu “.Kata Tuah sambil membuka buku daftar menu di tangannya .
Nania pun manut. Merasa heran tapi dia masih mencoba berprasangka baik padanya, Mungkin ini hanya untuk prank yang sudah di rancang oleh Tuah untuk jalan melamarnya.
Nania memesan stick sapi mana Kala Tuah hanya memesan air mineral saja.
“Kenapa Tuah nggak makan ?” Tanya Nania
“Saya sudah Kenyang .”
“Ooh..” Nania hanya bisa tersenyum
‘Mungkin dia nervous mau propose aku ‘ . Gumamnya Di dalam hati.
“Tuah… Saya mau minta maaf karena beberapa bulan ini saya sangat sibuk, sampai sampai tidak ada waktu untuk kita bersama, Tuah tahu kan perusahaan…”
“Nania..” Tuah memotong pembicaraan Nania “ Saya Faham “. Jawabnya
Nania mengukir senyum manis di bibirnya, lega karena Tuah mengertikan situasi, Kalau nanti pembentukan Brand perusahaan yang dimana tempat dia bekerja, jika sudah di terima oleh bos Baru, Dia akan menebus semua waktunya untuk bersama dengan Tuah, mengingat umur mereka hampir menginjak ke angka tiga,membuat Nania mengingat untuk mengikat hubungan mereka kejenjang yang lebih serius.
Akhirnya makanan yang sudah di pesan Nania datang ke meja, Tidak ada obrolan ringan dari mereka, pria itu terlihat sangat sibuk mengutak atik ponselnya yang terlihat Dari jemarinya yang tidak ada jeda untuk berhenti mengetik layar
“Tuah, lagi sibuk ?Apa masih ada banyak lagi kerjaan ?” Tanya Nania apabila melihat Tuah tidak mengangkat mukanya samasekali.
“Kamu , makan aja dulu , Saya Ada sesuatu yang mau di bicarakan sama kamu. “ Tuah akhirnya meletakan ponselnya di tepi.
Sedangkan Nania hanya tersenyum dan mengangguk walau tidak di pungkiri, Debaran di dadanya benar benar tidak bisa di kendalikan sudah seperti drums yang di tabuh . Di Satu sisi , dia sangat merasa bahagia karena kemungkinan Tuah akan melamarnya. Tapi di Satu sisi lain dia merasa tida enak hati. Ya Tuah yang berada di depannya sekarang , tidaklah sama dengan Tuah yang sudah Duabelas tahun di kenalnya hingga saat ini. Duabelas tahun ! Bukanlah waktu yang singkat mengenal pria yang berada di depannya sekarang. Cara Tuah untuk mengedip mata pun Nania sudah faham apalagi soal raut wajah dan perubahan sikap seperti sekarang ini.Telah separo menghabiskan stik sapinya Nania mendorong piring nya ketengah.
“Mengapa nggak di habiskan” Tanya Tuah.
“Hilang sudah selera mau makan sendiri,apalah kata kamu yang suapin aku”. Nania memperlihatkan manjanya yang seringnya nggak pernah gagal untuk meluluhkan hati Tuah.
“Kalau memang sudah tidak ada selera untuk makan lagi, Lebih baik tidak usah di lanjutkan lagi makannya”.
Senyuman yan menghiasi di wajah Nania tiba tiba mulai memudar. Ada rasa perih yang menggores hatinya dikala mendengar ucapan yang keluar dari mulut Tuah barusan. Hampir saja banjir bandang menguasai matanya karena selama ini Tuah gak pernah bersikap sedemikian padanya.
Hening seketika menemani mereka. Nania dengan raut wajah yang bingung mencermati Tuah.
Dan Tuah yang nampak beberapa kali menarik nafasnya lalu menghebuskannya.
“Nania…” Dengan suara berat Tuah.
“Saya tahu apa yang akan saya beri tahu nantinya mungkin akan membuat kamu kaget”.