Tok... Tok... Tok...
“Nona!” panggil wanita paruh baya sembari mengetuk pintu kamar majikannya.
“Iya tunggu sebentar, bi!” sahut si pemilik kamar dari dalam kamarnya. Mendengar sahutan dari majikannya, wanita paruh baya tadi berhenti mengetuk pintu.
Ceklek [Suara pintu terbuka]
“Ada apa, bi?” tanya seorang gadis yang baru saja membuka pintu kamar. Gadis itu majikan dari wanita paruh baya tadi.
“Tuan meminta nona untuk datang ke ruang kerja. Kata tuan ada yang ingin di bicarakan dengan nona,” jawab wanita paruh baya itu.
“Baiklah, bibi bisa ke bawah duluan. Aku mau ke dalam dulu, mengambil tas kuliahku.” ucap gadis itu tersenyum manis.
“Baik nona,” wanita paruh baya itu mengerti dan bergegas pergi dari hadapan gadis muda tadi.
Seperginya wanita paruh baya yang merupakan pelayannya, gadis itu kembali masuk ke dalam kamarnya. Raut wajahnya berubah. Tidak terlihat lagi senyuman manis yang di perlihatkannya tadi. Hanya ada pancarkan kesedihan yang di perlihatkannya.
“Tidak apa-apa Sheere. Semuanya tidak akan berakhir hari ini,” gumam gadis itu menguatkan dirinya sendiri.
Sheeree Isabelle adalah namanya. Sangat cantik seperti wajahnya. Rambut cokelatnya, panjang bergelombang. Bulu matanya lentik. Alisnya hitam tipis. Pupil matanya cokelat, hampir senada dengan rambutnya. Hidungnya tidak terlalu mancung. Bibirnya mungil dan semerah Cerry. Giginya putih bersih.
Sheeree definisi dari gadis berwajah cantik dan manis. Di lengkapi dengan bentuk tubuhnya yang lumayan untuk gadis seusianya. Namun tubuhnya terkesan mungil sebab tidak terlalu tinggi. Apalagi di usianya yang sekitar sebulan lagi akan menginjak 19 tahun, ia tumbuh menjadi gadis yang sempurna.
Sudah cantik, manis, menggemaskan dan di tambah dengan kepintarannya di rata-rata, laki-laki mana yang tidak mengaguminya. Sheeree menjadi bunga baru di kampusnya, padahal ia baru saja masuk. Banyak laki-laki yang mencoba mendekatinya. Dari para laki-laki seangkatan dengannya, sampai dengan para seniornya.
Bukan hanya fisiknya dan kepintarannya yang membuatnya menjadi bunga baru kampus, tapi juga sifatnya. Rata-rata para gadis yang menjadi bunga di kampus, memiliki sifat angkuh dan sombong. Berbanding balik dengan sifat Sheeree. Ia baik, ramah, lembut, ceria dan masih banyak lagi sifatnya yang membuat para laki-laki mengejarnya.
Bahkan saat ada orang yang jahat padanya, Sheeree tidak pernah marah. Seolah amarah itu tidak ada pada dalam dirinya. Ia hanya membalas dengan senyuman dan tidak mempermasalahkan hal itu. Bisa di bilang Sheeree akan bersikap cuek pada orang-orang yang menurutnya tidak perlu di lawan. Mengapa? Sebab itu hanya buang-buang waktu saja.
Daripada melawan orang-orang yang telah berbuat jahat padanya, Sheeree lebih suka menghabiskan waktunya untuk mengejar cinta suaminya. Ya—satu hal yang belum di ketahui orang luar adalah kalau Sheeree sudah menikah. Oleh sebab itulah ia menolak para laki-laki yang mengejarnya. Cintanya terlalu besar untuk suaminya. Namun cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Sehingga ia harus lebih berusaha agar cintanya di balas.
Bahkan pernikahan yang terjadi antara Sheeree dan suaminya hanya karena perjodohan masa kecil. Sebelum orang tua Sheeree dan kakek suaminya meninggal. Dari awal perjodohan mereka, Sheeree memang sudah mencintai suaminya. Sayangnya cinta itu hanya darinya dan tidak pernah di balas suaminya sampai saat ini.
Pernikahan mereka pun memang terjadi tetapi ada kontrak di dalamnya. Suaminya memberikan surat kontrak pernikahan pada Sheeree, tepat pada malam pertama mereka. Kontrak pernikahan itu berlaku selama satu tahun. Sheeree sempat merasa sedih di berikan surat kontrak itu, sebelum akhirnya menyetujuinya. Ia menyetujui dengan harapan bisa membuat suaminya membalas cintanya. Nyatanya sampai hari ini, di mana kontrak pernikahan mereka akan berakhir. Ia belum berhasil untuk mendapatkan cinta suaminya.
***
/0/2578/coverorgin.jpg?v=ad31ffd413ad0812791fe8faddb2fba3&imageMogr2/format/webp)
/0/3932/coverorgin.jpg?v=0e554cf90326848b7e7e02c72af4a172&imageMogr2/format/webp)
/0/14584/coverorgin.jpg?v=6eeb2d406232dd96c34b8a35bdd3238c&imageMogr2/format/webp)
/0/18161/coverorgin.jpg?v=2e199a2fe78ce3584a6270b9d8aa027d&imageMogr2/format/webp)
/0/5943/coverorgin.jpg?v=cb4b3b035738dc657ce33a839eaecb5e&imageMogr2/format/webp)
/0/24383/coverorgin.jpg?v=72ed771d7958beee676123b9e7ed4c83&imageMogr2/format/webp)
/0/12383/coverorgin.jpg?v=13a484c9a1f813a631c3a02ead7dde9f&imageMogr2/format/webp)
/0/24262/coverorgin.jpg?v=d429ea85c8fd7e620072a4fd1bb1787e&imageMogr2/format/webp)
/0/25081/coverorgin.jpg?v=3d5c547eb2a541aeedf7de0c0cc15e76&imageMogr2/format/webp)
/0/29180/coverorgin.jpg?v=37718d569ab1621ce3b76543300ebe2c&imageMogr2/format/webp)
/0/28969/coverorgin.jpg?v=e2667e0f3676b243d8721eb0c8a0c167&imageMogr2/format/webp)
/0/13576/coverorgin.jpg?v=5d82f09b814dd1b96a2f33a312ae4530&imageMogr2/format/webp)
/0/27352/coverorgin.jpg?v=d332dbd2fd6c23ffee6f11115c1d1cbc&imageMogr2/format/webp)
/0/18263/coverorgin.jpg?v=720de119bd06960062dad4d071c92481&imageMogr2/format/webp)
/0/3865/coverorgin.jpg?v=a43c3866e361ffebefe58626a42ce735&imageMogr2/format/webp)
/0/6982/coverorgin.jpg?v=386525d6839deabb39f04700330d93ab&imageMogr2/format/webp)
/0/7055/coverorgin.jpg?v=a8d6336661008d3d2842db048a2dbafb&imageMogr2/format/webp)
/0/10329/coverorgin.jpg?v=109cced51fe1b6bd734c006a4a9046fb&imageMogr2/format/webp)
/0/11044/coverorgin.jpg?v=cd3bcf4123d0ea450a10b876f8c5f1cb&imageMogr2/format/webp)