Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
“Karena saya sudah memberikan pesanannya, saya permisi pulang!” ucap Adelia berusaha tetap ramah walau rasanya hal itu tak perlu ia lakukan karena orang yang ada di hadapan Adelia sekarang bukanlah orang yang pantas mendapatkan hal itu.
“Kamu mau ke mana, cantik? Urusan kita masih belum selesai lho!” balas seorang laki-laki tua bangka tak tahu diri yang terus saja menatap Adelia dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.
Adelia Putri Pramesti, perempuan 21 tahun yang sangat cantik, baik, cerdas dan juga mandiri. Wajahnya oriental dilengkapi dengan lesung pipi yang begitu manis menambah kesempurnaan kecantikannya.
Hari ini Adelia disuruh ibu tirinya untuk mengantarkan sebuah pesanan pada seorang pelanggan toko kuenya yang kebetulan sedang menginap di sebuah hotel. Sebenarnya semuanya tidaklah kebetulan, tapi memang sudah direncanakan. Ibu tirinya Adelia memang telah dengan sengaja ingin menjebak Adelia. Dia sengaja menjual Adelia pada lelaki tua yang mata keranjang. Dan tujuannya sangat lah jelas. ibu tirinya ingin Adelia dicoret dari surat ahli waris keluarganya.
“Maksudnya belum selesai?” Adelia tampak mengernyitkan dahinya. Ia sungguh sudah sangat jengah dengan sikap dari laki-laki tua yang ada di hadapannya. Laki-laki tua itu terus menatapnya penuh nafsu seolah ia sudah siap untuk melahap Adelia.
“Emang kamu enggak tau ya?” tanya laki-laki itu sambil tersenyum genit ke arah Adelia.
“Tau apa?!” seru Adelia.
“Enggak usah galak-galak begitu. Mending kamu minum dulu. Kayaknya kamu haus deh!”
Memang benar, Adelia merasa tenggorokannya sangat kering. Ia gerah melihat kelakuan laki-laki tua yang tak tahu malu bertingkah seolah ia masih muda.
“Makasih, tapi saya enggak haus.”
“Enggak usah bohong! Kamu sebenarnya haus, tapi kamu takut kan kalau minumannya sudah saya campur sesuatu? Tenang aja, itu hanya air mineral biasa kok. Kalau kamu enggak percaya coba aja kamu cek sendiri. Masih di segel belom saya buka sama sekali. Dan itu disediain sama pihak hotel.”
Karena penasaran dan karena haus, Adelia pun mengambil botol minuman yang ada di hadapannya. Ia memutar tutupnya dan ternyata memang benar, masih tersegel. Jadi enggak mungkin minuman itu sudah dicampur sesuatu yang bahaya, pikir Adelia.
Adelia memang sudah haus dari tadi. Ia lagsung meneguk air tersebut dan disambut dengan senyuman mencurigakan dari laki-laki tua di hadapannya.
“Gimana? Seger?”
“Tadi katanya masih ada yang harus saya lakukan, apa? Bapak belum membayarnya atau…_”
Tiba-tiba Adelai menghentikan ucapannya karena ia merasakan ada sesuatu yang aneh dengan kepalanya. Adelia merasakan kepalanya sangat pusing dan tubuhnya juga terasa aneh. Ada gelenyaah hangat yang terus bertambah di setiap inci tubuhnya.
“Enggak sia-sia aku bayar mahal,” kata si pria tua di hadapan Adelia.
“Maksud Bapak?!”
Adelia mulai merasa kecurigaannya itu benar. Sudah pasti ada sesuatu yang telah dicampurkan ke dalam minumnannya. Mana mungkin, ia yang tadinya baik-baik saja mendadak pusing. Dan ucapan si pria tua itu juga sangat mencurigakan.
“Kamu harus tau, ibu kamu mengirim kamu ke sini bukan hanya untuk mengantarkan pesanan saja, tapi diri kamu juga. Ibu kamu itu sudah menjual kamu kepada saya. Dan minuman yang tadi kamu minum juga dari ibu kamu. Katanya, kamu pasti akan sulit untuk dijinakan. Jadi kamu harus dikasih sesuatu biar kamu jadi perempuan cantik yang pasrah dan penurut. Oh bukan hanya itu saja, nanti kamu akan menjadi liar dan akan membuat saya kewalahan.”
“Sial!! Harusnya aku berhati-hati! Pantas saja sikap mamah sama Akira beda banget. Enggak biasanya mereka baik. Ternyata mereka sudah merencanakan hal busuk ini,” pikir Adelia.