/0/16990/coverorgin.jpg?v=b3d9dac945b80ee6f36e0eaedaa1c766&imageMogr2/format/webp)
Hana Cartlington seorang gadis muda berumur dua puluh tahun menjadi tulang punggung keluarga, menafkahi anggota keluarganya.
Gadis yang harus putus sekolah di usianya yang masih terbilang belia menanggung seluruh beban keluarga, bekerja paruh waktu di kota kecil dengan gaji yang hanya cukup untuk makan adik serta ibunya.
Ayahnya sendiri tidak bisa memberikan tanggung jawab hanya bisa meminta pada ibu dan dirinya hanya untuk kepuasan semata. Takdir yang begitu kejam sehingga Hana harus merantau ke kota besar demi tanggung jawabnya sebagai seorang anak dan kakak.
Dan kini Hana mendapat pekerjaan dengan gaji yang besar di sebuah mansion milik seorang triliuner muda bernama James Arthur Anderson, pria muda berusia dua puluh tujuh tahun sukses dalam karirnya di bidang properti dan otomotif.
Siapa sangka Hana yang bekerja sebagai pembantu dari James menggoda Tuannya yang terkenal dingin. Bahkan setiap harinya Hana selalu menggunakan pakaian minim dan memperlihatkan lekuk tubuh indah dan sempurna.
Seperti pagi ini Hana menyiapkan sarapan untuk Tuan mudanya, ia sudah berdandan cantik untuk menggoda sang Tuan, agar Tuan muda tergoda dengannya.
"Good morning Tuan, seperti biasa sarapan Anda sudah saya siapkan di meja beserta kopi hitam," tutur Hana, tersenyum pada James.
"Thanks Hana," balas James sambil tersenyum, matanya pun tak luput dari tubuh indah Hana melihat dua buah dada Hana nyaris keluar.
Siapa yang tidak bergairah di pagi hari mendapatkan pemandangan indah dari sang pembantu cantiknya, James lelaki normal pastinya butuh penyaluran untuk gairahnya.
Bayangkan saja, pakaian seragam yang menjadi pakaian khusus maid, dibuat seksi oleh Hana hingga kedua dadanya menyembul keluar nyaris tumpah. Hingga James meminta Hana untuk duduk di sebelah bangkunya menemani James sarapan.
"Hana temani aku sarapan," perintah James tanpa adanya penolakan.
"Ta- tapi tuan saya masih ada pekerjaan lain di dapur.
"Kau ingin menuruti perintahku atau dipecat dari pekerjaan ini!" ujar James, membuat Hana duduk di kursi sebelah James.
Niat awal ingin sarapan bersama Hana, Tapi yang ada James bukanlah sarapan yang telah tersaji melainkan sarapan lain, tangan besar milik James mengelus paha putih, mulus milik Hana, menaik turunkan tangannya hingga berada dekat di bagian atas pangkal paha Hana.
Jarinya pun masuk ke dalam celah celana yang menutupi aset berharga milik Hana.
Hana sendiri pun hanya bisa memejamkan matanya, baru kali ini ia merasakan sentuhan dari James- majikannya, biasanya Hana hanya bisa berimajinasi, membayangkan sang majikan menjamah tubuhnya, tapi hari ini Tuannya sendiri menyentuh tubuhnya walaupun hanya menggunakan tangan dan jarinya saja.
"Ah...!" satu desahan seksi lolos keluar dari mulut Hana. Hanya gara- gara jari James menekan asetnya dan bermain- main disana.
Hana bergelinjat tidak tenang, saat jari James semakin liar di luar asetnya. Tangannya James yang satunya pun mengangkat kaki jenjang Hana ke pundak James sehingga Hana duduk berhadapan dengan sang Tuan muda.
"Kau tahu kesalahan terbesarmu Hana?" tanya James, masih bermain liar dengan jarinya di pusat kenikmatan Hana.
Hana hanya menggeleng sebagai jawabannya, sesekali desahan milik Hana pun keluar.
"Kau selalu menggodaku Hana, selalu memperlihatkan lekuk tubuhmu di depanku, dan kau salah besar jika aku tidak terangsang. Aku pria normal, dan kau sudah membangkitkan gairah terpendamku!" James memasukkan jarinya ke dalam gua lembab milik Hana.
Sedangkan Hana tak kuasa menahan gejolak gairah yang menggebu dalam dirinya, hanya dengan jari sang Tuan muda.
Desahan Hana pun semakin melolong keluar terdengar seksi mengikuti irama jari James keluar masuk ke dalam pusat intinya.
"Ah... Tuan! Jangan membuatku tersiksa!" ucap Hana, tidak kuat dengan permainan jari nakal James.
"Nikmatilah sayang! Kau yang menggodaku maka kau yang harus menanggung semuanya." James semakin liar bermain dengan jarinya di bawah pusat kenikmatan Hana.
Rok yang menjadi bawahan seragam Hana pun terangkat ke atas perut sehingga pusat inti Hana terpampang jelas di depan wajah James.
James mengangkat kedua kaki Hana, membawanya ke pundak. Lalu ia pun berjongkok menyamakan posisinya tepat di bagian pusat Hana. Wajahnya mulai dekat hanya tersisa satu inci
James mulai menghirup aroma kewanitaan Hana, sesekali lidahnya bermain di klitoris Hana, menjilat bahkan menyesap, penuh ke dalam mulutnya.
/0/9732/coverorgin.jpg?v=42d3710d72f3408aadf7ce89a2a16ee2&imageMogr2/format/webp)
/0/19827/coverorgin.jpg?v=42e4246edc332ad131b87f0fec77c2f4&imageMogr2/format/webp)
/0/3416/coverorgin.jpg?v=eea6e42d6fcf22cb8abaf774bf65528d&imageMogr2/format/webp)
/0/18342/coverorgin.jpg?v=91c17a0a8d3f2d209ec79cd4eea20f3c&imageMogr2/format/webp)
/0/7055/coverorgin.jpg?v=20250122151757&imageMogr2/format/webp)
/0/7135/coverorgin.jpg?v=938add4cba5b6797e7ef2d97200d49e2&imageMogr2/format/webp)
/0/16774/coverorgin.jpg?v=f1527cc3c9d1b0c248a28f4452316e5b&imageMogr2/format/webp)
/0/24717/coverorgin.jpg?v=0ff17048716258e637d4afadb673ed65&imageMogr2/format/webp)
/0/17332/coverorgin.jpg?v=05cea6a78ee1d68444e685439a996945&imageMogr2/format/webp)
/0/7042/coverorgin.jpg?v=27f31127643de9f31a2c5b18f320f5d4&imageMogr2/format/webp)
/0/10965/coverorgin.jpg?v=cd5e42a9ebc6b2029ca137c6afb76348&imageMogr2/format/webp)
/0/12969/coverorgin.jpg?v=f9f0a9301a925a25eff4d0b73e22c85b&imageMogr2/format/webp)
/0/14408/coverorgin.jpg?v=6bc6cd105d40e049637442b365475d36&imageMogr2/format/webp)
/0/25077/coverorgin.jpg?v=dc071e5af099969a92897653b5c920ef&imageMogr2/format/webp)
/0/19910/coverorgin.jpg?v=0b94ad33c6c25cace4d10e28932213a4&imageMogr2/format/webp)
/0/19437/coverorgin.jpg?v=10f7a26f993d2fbbc8598e531f76a716&imageMogr2/format/webp)
/0/2846/coverorgin.jpg?v=90d8497687cb5086ef965897874b1be6&imageMogr2/format/webp)
/0/14557/coverorgin.jpg?v=05393f914ece5f54f137a772d64f249d&imageMogr2/format/webp)