/0/16821/coverorgin.jpg?v=12a7363d56d48ac65197b270d1e45d7e&imageMogr2/format/webp)
CINTA SEINDAH KEMBANG SETAMAN
“Mas, jangan nakal ih…”
Suara lembut dari bibir Renata memperingatkan pria muda yang masih menggunakan seragam sekolah SMA itu, karena jari bocah ini nakal dan mulai masuk ke dalam roknya, tangannya mencubit lengan Eka, agar tidak masuk-masuk lagi.
“nakal….” Sambil senyum gemas
“pengen pegang”
“jangan Mas, nanti kebablasan…”
“bentar aja…”
“ngga sayang…”
“hmmmmmmm” suara Renata kini mendesah saat ciuman pria muda itu mendarat di lehernya, sambil tangannya kini meremas buah dadanya yang tertutup kaos oblong itu, sofa yang sudah tua di ruang tamu di rumah sederhana itu nampak sesak dan bergoyang saat dengan nakalnya tangan Eka meremas dan memilin sekujur tubuh gadis itu
“Mas…..” tegur Renata lagi
Tangan Renata mencoba menahan tangan Eka yang sudah masuk ke dalam behanya
“ampun ih, nakal banget sih tangannya sayang….” Dia mulai meringis nikmat saat tangan Eka masuk dan meremas buah dada dan putingnya….lalu Eka mencoba mengangkat bajunya keatas, dan mengangkat beha sederhana milik Renata, dan begitu buah dada dan masih mengkal itu keluar, langsung disambut dengan sedotan mulut Eka.
Dengan ganas Eka melumat buah dada Renata, kini dia mulai menindih Renata, gadis itu hanya bisa pasrah, den kini membelai rambut Eka, meringis dan menggigit bibirnya saat bibir Eka menghisap buah dadanya berganti gantian.
Namun saat tangan Eka mengangkat roknya, Renata dengan cepat menahannya…..
“jangan nakal Mas….cukup yah…”
Eka hanya manyun….
“lihat doang…”
“hmmmm nanti lihat-lihat ujungnya megang….trus lanjut deh…” sambil mencubit pipinya Eka dengan gemes….
“ayang….yuk….” masih mencoba membujuk dia
“ngga Mas….” Sambil senyum melihat wajah Eka, bocah ganteng yang mengisi hatinya selama ini…. ”nanti kebablasan..”
Renata mencium pipinya dengan mesra…
“udah belajar belum? Ujian akhir sebentar lagi lho…?”
“udah dong…”
“besok aku test yah….”
“siap….”
“UTS kemarin bagus, kali ini ujian akhir harus bagus….”
“apalagi kali dikasih penyemangat dengan lihat yang ini “ Eka membelai bukit disela paha dari luar rok
Renata menjerit…..
“Nakal yah…”
“udah ah….nanti ibu datang ngga enak lihat kita lagi begini…”
Eka masih manyun dan agak ditekuk mukanya…
“ih..nyebelin…” Renata mengacak acak rambut Eka
“belajar dulu konsentrasi….khan mau jadi perwira polisi?”
“nanti abis ujian yah…” tawar Eka…
Renata tertawa……
“nanti kalau sudah jadi perwira polisi pasti sudah lupa sama aku…” ujar Renata
“ngga lah…” jawab Eka dengan cepat….
“boong….”
“beneran”
“itu teman aku si Mira, dulu cinta sekali sama pacarnya Yosi, Yosi juga gitu, eh pas kuliah di Jogja, malah kecantol sama cewe Bali….” Sambil memalingkan wajahnya
“aku ngga…” jawab Eka dengan polos dan jawaban khan bocah…
Renata tersenyum…
“biar waktu yang menjawab….kalo sudah polisi… mana ingat sama aku yang miskin ini…’
Eka langsung bangun dan memeluk Renata
“aku janji dan sumpah sama Ayang, ngga akan lupa dan tinggalin Ayang…apapun yang akan terjadi…” serius jawabnya sambil melihat wajah Renata…. Dia lalu memeluk erat Renata dan mencium bibirnya dengan penih kemesraan….
“yuk…. Nanti Mas dicariin Eyang Uti…” ajak Renata
Meski masih berat hati, Eka berdiri dan merapihkan bajunya, lalu mengambil tasnya, jaketnya lalu berjalan ke depan dan segera menuntun RX King nya, lalu Renata menunci pintu rumah, dan naik di belakang boncengan.
“nanti aku ngga usah di warung yah, ngga enak dilihat Ibu” ujar Renata
“oke sayang”
Motornya lalu segera berlalu, Renata memeluk erat kekasihnya itu… dan mereka menelusuri jalanan menuju ke warung nasi tempat ibunya Renata berjualan….
Renata Glacia Adistia, berusia 21 tahun, dengan tinggi 162 cm merupakan gadis yang berparas manis, wajahnya yang imut dan cantik khas Jawa, berkulit sawo matang, mulus, sederhana dan periang ini adalah putri satu satunya dari Ibu Yulinda dan Mirza. Mungkin orang akan bertanya-tanya kok namanya berbeda sekali dengan nama bapaknya dan ibunya.
Renata lahir dari keluarga yang sangat sederhana, ibunya berjualan di dekat perempatan jalanan berupa nasi dan lauk matang, bapaknya bernama Mirza meninggal saat Renata berusia 8 tahun, ibunya lalu memilih untuk melanjutkan hidup tanpa menikah lagi, meski usianya masih 32 tahun saat suaminya meninggal, kini diusia 45 tahun dia lebih memilih untuk fokus dengan jualan nasinya, meski hanya sekedar menyambung hidup.
/0/15755/coverorgin.jpg?v=00ed280b5784c2fef3df0718b319fec8&imageMogr2/format/webp)
/0/17481/coverorgin.jpg?v=8c3027a31b4f8a53203fcfb6b4783cc5&imageMogr2/format/webp)
/0/7714/coverorgin.jpg?v=abfa39172a66c8f77a357e0be611862a&imageMogr2/format/webp)
/0/22772/coverorgin.jpg?v=e46496a6b33705989b174e47bb935022&imageMogr2/format/webp)
/0/2746/coverorgin.jpg?v=448db4eb343ee254be965967a044f6e4&imageMogr2/format/webp)
/0/30898/coverorgin.jpg?v=35adc2cce304bc498ec5d115389029ad&imageMogr2/format/webp)
/0/19245/coverorgin.jpg?v=20241030112539&imageMogr2/format/webp)
/0/15442/coverorgin.jpg?v=ef4cf7c8252af2c39a87b4debdcf16d1&imageMogr2/format/webp)
/0/23272/coverorgin.jpg?v=eaa0d2b2032ca3fb17ab72fb67610590&imageMogr2/format/webp)
/0/24592/coverorgin.jpg?v=20250623183329&imageMogr2/format/webp)
/0/27433/coverorgin.jpg?v=7a086612048aac2fa69a096d49b2ecb7&imageMogr2/format/webp)
/0/16787/coverorgin.jpg?v=2ef7bc4fb6e7e71c9074cc0b64d579d0&imageMogr2/format/webp)
/0/17353/coverorgin.jpg?v=31a343bf3182b63d1bda1c4e4f708406&imageMogr2/format/webp)
/0/4100/coverorgin.jpg?v=be69257ec3832768c912e84ebe5c3eda&imageMogr2/format/webp)
/0/16424/coverorgin.jpg?v=8c2663e3156d9460a8aa6c31436e0dff&imageMogr2/format/webp)
/0/16940/coverorgin.jpg?v=204bbf918c282002c8e69bcdd5fb8cc5&imageMogr2/format/webp)