/0/29740/coverorgin.jpg?v=498ec92023b9e068b41f744dca672409&imageMogr2/format/webp)
Di sebuah Mansion mewah terlihat begitu ramai dan meriah. Seluruh kerabat, sahabat serta keluarga hadir di hari bahagia Keluarga Austin dan Bella untuk merayakan acara spesial anak kembar mereka.
“Mommy, daddy… Kak Arion kenapa belum datang juga sih?” protes Iris kepada kedua orang tuanya yang saat ini sedang sibuk menyapa keluarga dan kerabat.
“Tunggu sayang, mungkin Kakak kamu sudah di jalan,” jawab Bella menenangkan putrinya itu.
“Iya, mungkin Kakak tadi ada kerjaan.” tambah Irina menenangkan saudara kembarnya.
Iris menarik napas dalam, “Tapi ‘kan semua tamu sudah hadir, sedangkan kakak belum datang juga!”
Austin yang sedari tadi hanya diam kini mendekat dan merangkul kedua putrinya. “Hey princess, mau Daddy yang menarik Kakak kalian biar segera tiba?”
Iris dengan segera mengacungkan jempolnya sedangkan Irina segera menggelengkan kepalanya sebagai jawaban mereka berdua yang tentunya—berbeda. Dan lagi-lagi hal tersebut membuat masalah semakin runyam.
Tujuh belas tahun yang lalu, semua keluarga di gemparkan dengan kelahiran anak kedua dan ketiga dari Bella dan Austin. Selama pemeriksaan yang diketahui kalau Bella hamil kembar fraternal, tanpa diduga wanita cantik itu melahirkan dua putri cantik yang begitu identik, bahkan sangat sulit dibedakan.
Tentu saja Bella dan Austin merasa begitu bahagia, begitu juga dengan keluarga serta kerabat. Berbeda dengan Arion yang saat itu langsung kecewa karena tidak jadi memiliki adik laki-laki. Bahkan putra tertua dari pasangan Bella dan Austin itu sempat melakukan mogok senyum kepada kedua orang tuanya dan tidak ingin melihat kedua adik perempuannya.
Semua keluarga menjadi kesulitan membujuk Arion yang saat itu masih berusia tujuh tahun. Namun hal itu semua berubah saat Arion melihat kedua adik perempuannya yang begitu cantik seperti peri. “Mom! Apakah mereka berdua peri?” itulah pertanyaan yang terlontar dari mulut Arion saat pertama kali melihat kedua adik perempuannya.
Dan yang perlu digaris bawahi ialah, meskipun Iris dan Irina kembar identik dari segi hal fisik. Berbeda dengan karakter kedua putri mereka—Austin dan Bella. Iris seperti namanya yang memiliki arti dewi pelangi—dan terbentuklah karakter Iris yang begitu sulit ditebak seperti karakter sang Daddy. Sedangkan nama Irina memiliki arti wanita yang damai—memiliki hati yang lembut seperti sang Mommy.
Yang dapat membedakan kedua gadis itu hanyalah Bella dan Arion. Sedangkan Austin sering sekali kebingungan membedakan kedua putrinya itu. Sampai-sampai dia membawa kedua putri kesayangannya itu ke salon untuk mewarnai rambut mereka. Iris diberikan warna gold yang begitu indah, sedangkan Irina memilih warna coklat tua.
“Sudah… sudah! Biar mommy yang telpon Arion,” Bella melerai perdebatan kecil yang terjadi antara Austin dan kedua putrinya.
“Ok mom!” sahut mereka bertiga—sangat kompak.
“Iris sayang… Irina sayang… kembali ke teman-teman kalian dulu ya sayang, acara akan kita mulai 20 menit lagi.” Ucap Bella lembut kepada kedua putri kesayangannya itu. Dan diangguki oleh kedua putri kembarnya itu.
Austin segera menghampiri istrinya dan mengecup lembut kening wanita pujaan hatinya itu. “Huft, terimakasih sayang, aku selalu terjebak diantara perdebatan kecil Iris dan Irina,”
Bella tertawa pelan dan mengecup pipi suami tercintanya, pria yang begitu ia cintai dan pria yang begitu mencintainya. “Aku telpon Arion dulu, love.” Austin yang sudah berkepala 50 pun pergi bergabung bersama sahabat dan asistent nya yang masih setia mendampingi dirinya.
Wanita cantik itu segera menghubungi putra pertamanya, beberapa kali ia coba hubungi tapi tetap saja tidak diangkat oleh Arion, dan ini bukanlah seperti putranya. Arion tidak pernah sekalipun tidak menjawab telponnya meski ia sesibuk apapun.
Perasaan Bella mulai khawatir, ia segera berjalan cepat menuju suaminya. “Hubby,” panggilnya dengan raut wajah cemas.
Austin mengerutkan keningnya, “Ada apa sayang?” tanyanya seraya memegang pipi Bella dengan lembut. Dilihatnetra silver yang begitu indah kini sedang menampakkan kerisauan.
“Arion…”lirih Bella.
“Ada apa dengan Arion, sayang?” tanya Austin lembut, Max, Finley, dan Kenan ikut mendengar pembicaraan Austin dan Bella.
“Arion tidak mengangkat telponku, kamu tahu ‘kan dia seperti apa?” Bella menatap sendu sang suami.
Austin mengangguk paham, “Iya sayang, biar aku yang mencari keberadaan Arrion—”
“Tuan Austin, biar aku menghubungi Felix terlebih dahulu,” potong Finley dan diberi anggukan oleh Austin.
Finley menjauh dan menghubungi putranya, tidak lama kemudian terlihat Finley berbicara serius dan mengakhiri pangilan tersebut.
“Ada apa Fin?” tanya Max.
/0/14905/coverorgin.jpg?v=3b1d948ca1c7d91f995c1643b19dd4f4&imageMogr2/format/webp)
/0/24075/coverorgin.jpg?v=ed16220fe0b5927e61d8503c9b79577f&imageMogr2/format/webp)
/0/20763/coverorgin.jpg?v=7849c9f6cc683770d43f1a57be2abfea&imageMogr2/format/webp)
/0/20158/coverorgin.jpg?v=e31fedc9b2e92637058c64cfe6927527&imageMogr2/format/webp)
/0/20199/coverorgin.jpg?v=e0c0b20a45916a73035c20ed8e50f00b&imageMogr2/format/webp)
/0/2951/coverorgin.jpg?v=d73daa2b4f10c884e75a48c039e3d213&imageMogr2/format/webp)
/0/17988/coverorgin.jpg?v=3cdf015500d9bef287ade83c1e8edad7&imageMogr2/format/webp)
/0/6976/coverorgin.jpg?v=6a448603289397b42c8b2789f9edd2ca&imageMogr2/format/webp)
/0/17635/coverorgin.jpg?v=fab870e6e7f092bbaae2c8f44670c5ca&imageMogr2/format/webp)
/0/17906/coverorgin.jpg?v=f85d1f9f960abba4700b41ac71c64601&imageMogr2/format/webp)
/0/21345/coverorgin.jpg?v=062a59f3fa0a7c31f7d004185a7eeea8&imageMogr2/format/webp)
/0/15914/coverorgin.jpg?v=590c5ad504c47ceac35620d55e80de70&imageMogr2/format/webp)
/0/27674/coverorgin.jpg?v=81ab1c0773e46226f8541a8af4ac8005&imageMogr2/format/webp)
/0/19562/coverorgin.jpg?v=aae4c13aba3e51f2a2c80a8c61476b59&imageMogr2/format/webp)
/0/12276/coverorgin.jpg?v=1a1d7cd4db80f2ef43aee00f374a5bd8&imageMogr2/format/webp)
/0/9513/coverorgin.jpg?v=840fcd2bcc005de710496e808b45f4a5&imageMogr2/format/webp)
/0/20067/coverorgin.jpg?v=ce8d2e081f4e44690efd5d5892534e67&imageMogr2/format/webp)