/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam gerbang sebuah rumah yang sangat besar dan mewah, setelah sebelumnya seorang security membukakan pintu gerbang yang nampak tinggi menjulang itu.
Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh halaman rumah yang sangat luas itu, mungkin luasnya 10 kali lipat dari rumahku, tidak, lebih dari 10 kali lipat, bisa jadi 20 kali lipat, karena rumah ini bak istana, begitu besar dan megah.
Ini adalah hari pertama aku bekerja di rumah ini, menjadi seorang perawat untuk Tuan muda, yang katanya lumpuh dan mengalami depresi berat, setelah mengalami sebuah kecelakaan tragis, di mana sang istri meninggal dalam kecelakaan itu, padahal katanya mereka baru satu bulan menikah.
Seorang wanita berseragam rapi datang menghampiriku, Sepertinya dia adalah pelayan di rumah ini, pakaiannya terlihat rapi meskipun Dia seorang pelayan, penghuni rumah ini benar-benar orang kaya, mungkin dia salah satu konglomerat terkaya di negeri ini.
"Suster Dewi ya? Ayo silakan Sus, Tuan dan Nyonya besar sudah menunggu di dalam!" Sapa pelayan itu, yang aku sendiri belum mengetahui siapa namanya.
"Terima kasih!" ucapku sambil tersenyum. Kemudian aku pun melangkah mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah mewah itu.
Dalam hati Aku berdecak kagum, ketika aku masuk ke dalam rumah itu, benar-benar seperti istana, bahkan lantai rumah itu pun seperti kaca, terlihat pantulan wajahku di lantai rumah itu, dan anehnya, wanita tadi tidak membuka alas kakinya, padahal biasanya kalau masuk rumah selalu membuka alas kaki, tapi berbeda dengan rumah ini, Ah, namanya juga orang kaya, dengan sedikit ragu aku pun melangkah masuk ke dalam sebuah ruang tamu yang maha besar.
Seorang laki-laki dan wanita paruh baya duduk di sofa ruang tamu itu, semua barang-barang yang ada di ruang tamu itu terlihat sangat mahal dan artistik, bahkan lampu hiasnya pun sangat besar seperti kristal yang pantulan cahayanya menyilaukan mata, benar-benar indah dan luar biasa, rumah mewah yang baru pertama kali aku masuki ini.
"Tuan, Nyonya, suster Dewi sudah datang!" ucap pelayan wanita tadi dengan penuh rasa hormat kepada laki-laki dan wanita paruh baya yang duduk di sofa itu.
"Iya Bi Marni, sekarang kau boleh pergi, suster Dewi, Silakan duduk!" kata laki-laki paruh baya itu yang adalah Tuan Bagus Sudrajat, nama yang aku ketahui dari dokter Anton, dokter yang merekomendasikan aku untuk bekerja di sini.
"Aku melihat CV Anda suster, anda adalah suster terbaik di rumah sakit Bunda!" ucap wanita paruh baya itu yang kuketahui bernama Nyonya Rahayu.
"Terima kasih Tuan, Nyonya, saya diperkenankan untuk bekerja di sini, saya akan melaksanakan tugas saya dengan sebaik-baiknya!" ucapku sambil menundukkan wajahku hormat.
"Suster, kamu jangan percaya diri dulu, karena sudah ada beberapa orang perawat yang mengundurkan diri karena tidak tahan mengurus Putraku yang sedang sakit itu, Aku harap kamu berbeda dengan suster-suster yang lain!" lanjut Tuan Bagus.
"Saya akan berusaha bekerja dengan baik Tuan, sesuai dengan kemampuan saya!" ucapku lagi, dalam hati aku penasaran juga, memangnya segarang apa sih Putra mereka, sampai katanya beberapa perawat mengundurkan diri karena tidak tahan.
Selama ini aku bekerja di rumah sakit atau di manapun, tapi tidak pernah ada kasus mengundurkan diri karena kekerasan atau apapun itu, bahkan aku juga pernah mengurus lansia yang lumpuh dan super galak, itu pun tidak masalah bagiku.
"Suster, kami akan memberikan padamu bayaran yang besar asal kamu bisa mengurus Putraku dengan baik, Putraku itu lumpuh, tidak bisa berjalan dan dia masih rutin minum obat, dia depresi atas kecelakaan yang menimpanya, apalagi istrinya yang sedang mengandung meninggal dalam kecelakaan itu!" ungkap Nyonya Rahayu.
"Saya ikut prihatin dengan apa yang menimpa Putra Tuan dan Nyonya, semoga beliau lekas sembuh!" ucapku yang belum tahu siapa nama Tuan Muda putra mereka itu.
"Baik, mulai hari ini kau sudah boleh mulai bekerja di rumah ini, nanti Bi Marni yang akan menunjukkan kamarmu, dan segala tugasmu akan dijelaskan oleh Bi Marni, karena dia yang lebih paham mengenai kebutuhan Putraku, dan dia adalah pelayan senior yang paling lama bekerja di rumah ini!" jelas Nyonya Rahayu.
"Iya nyonya!" jawabku singkat.
/0/17095/coverorgin.jpg?v=715776ef2540a158c0179afa5f34f3a7&imageMogr2/format/webp)
/0/19237/coverorgin.jpg?v=66eef1e7927f71ea4d96c3ef901e2d3d&imageMogr2/format/webp)
/0/14958/coverorgin.jpg?v=466a5deca8a84c338f9259bf630eb6b9&imageMogr2/format/webp)
/0/20417/coverorgin.jpg?v=18aef677d92ac82f7f462cf43795790e&imageMogr2/format/webp)
/0/28077/coverorgin.jpg?v=060ccee7c0c05f1e1ea621d517987278&imageMogr2/format/webp)
/0/18501/coverorgin.jpg?v=1c0a6787d21223048282c0da9b5c5c48&imageMogr2/format/webp)
/0/23176/coverorgin.jpg?v=29df0eb71f180be0b26e24bee90a2844&imageMogr2/format/webp)
/0/2923/coverorgin.jpg?v=68d2838c3ce6df5b17da8ebe41d681e7&imageMogr2/format/webp)
/0/4769/coverorgin.jpg?v=9fccc50e758603cff30640f79b5a6911&imageMogr2/format/webp)
/0/12500/coverorgin.jpg?v=befb16d69d2aa39dd63d3fea97482a83&imageMogr2/format/webp)
/0/15068/coverorgin.jpg?v=fbd51862a8cec951ec91fa8185276564&imageMogr2/format/webp)
/0/17057/coverorgin.jpg?v=f8be0e5802a8d8a901d5526dbcae0687&imageMogr2/format/webp)
/0/16907/coverorgin.jpg?v=da3dacb93d79bd4c09ffff2980e158aa&imageMogr2/format/webp)
/0/15108/coverorgin.jpg?v=fa08f31ad4cfd5743a6f2b10fcef2b17&imageMogr2/format/webp)
/0/29122/coverorgin.jpg?v=912e069cbbeef984fe14ae0fd2d64ed7&imageMogr2/format/webp)
/0/5267/coverorgin.jpg?v=7a1a88dc172797cd08f3eccb2d292b4f&imageMogr2/format/webp)
/0/17473/coverorgin.jpg?v=6a3e3132eadbb7176df4033e0fcb38d3&imageMogr2/format/webp)
/0/9358/coverorgin.jpg?v=28d336118bc83a1659dea43871a2e5af&imageMogr2/format/webp)