Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Devil Heart Angel
BAB 1
Kemilau mentari mulai menyinari seorang gadis yang nampak berlari kecil di lalu lalang pagi yang begitu sejuk. Dia tersenyum dengan raut kebahagiaan, hingga tatapannya seketika menyaksikan sebuah mobil melaju kencang ke arahnya, hingga dia seketika berteriak kencang dan ...
Brakkk
"Awwhh gigiku, oh Tuhan sakit sekali." Wanita itu beranjak bangun dengan memegang pipi bagian rahangnya yang terasa sakit. Dia meraung raung kesakitan.
Jangan mengira mobil itu yang telah melakukannya. Tidak sama sekali, bahkan mobil itu tidak menyentuh seuntaipun rambut miliknya.
Terlihat seseorang keluar dari sebuah mobil BMW dengan memakai kaca mata hitamnya.
Terlihat sangat tampan di mata gadis yang saat ini tengah kesakitan itu. Seketika dia melupakan rasa sakitnya. Dia hanya bisa melongo.
'Oh Tuhan, dia sangat tampan, pahatan sempurna sang pencipta. tinggi, bulu mata lentik, hidung mancung, alis yang tebal, rahang yang kokoh dan... dan... sangat berkarisma,' batin wanita itu sembari memandang wajah lelaki itu dengan intens, sedikit senyum nampak di wajahnya. rasanya dia ingin sedikit berteriak.
Lelaki itu adalah David Edward, sang penakluk Swiss dengan harta dan kekayaan yang tak akan pernah habis sampai tujuh turunan sekalipun.
dia adalah seorang yang dingin dan sangat pemarah jika ada seseorang yang berani mengganggu ketentraman hidupnya. Orang orang memberinya julukan sebagai Malaikat Berhati Iblis atau Devil Heart Angel.
"I'm sorry, really I didn't mean to, I was in a hurry,(aku minta maaf, sungguh aku tidak sengaja, aku sedang terburu-buru)," ucap David tanpa merasa bersalah diraut wajahnya, sangat berbanding terbalik dengan yang ia katakan.
Wanita yang tak lain bernama Anesia itu, yang tadinya sempat merasa kagum oleh pahatan Tuhan di hadapannya, seketika berubah kusut melihat wajah yang terlihat angkuh itu berada di hadapannya. Dia ingin sekali menonjok wajah lelaki itu, dan mengganti wajah tampannya itu yang bisa memikat lebah sepertinya. Menggantinya dengan topeng monyet atau apapun itulah.
"Waaahhh, hebat sekali yah. Heyy!! Pak Turis, kau pikir ini jalan milikmu? jangan pikir karena kau kaya dan make mobil mahal kaya gini, lalu kau bisa berbuat semaumu. Berkendara ugal ugalan, seakan ini adalah jalan pribadi milik ayahmu. Lihat! Banyak orang yang berlalu lalang di sekitar sini.
Anda ini pasti buta. Lihat sekarang, apa yang Anda lakukan pada saya. Karena menghindari Anda, saya sampai kesandung batu Pak, hingga mencium tanah air. Apa kau tahu? Rasanya sangat sakit. Yah, gigiku sangat sakit." Anesia kemudian kembali memegang giginya yang terasa sakit itu, yang beberapa menit sebelumnya dia melupakan rasa sakit itu. Dia kembali meraung raung.
Seketika dia melihat spion mobil David, lalu berlari mendekatinya.
Seketika syok melandanya. Ternyata sejak tadi, giginya telah mengeluarkan banyak darah.
"Ahh, berdarah!? Tergoyang?Apa yang terjadi pada gigiku? Apakah gigiku akan copot? OMG, Pak Turis kau harus bertanggung jawab padaku!" ucap Anesia menggoyang-goyang badan David yang sejak tadi hanya diam dengan rasa angkuhnya.